Peristiwa Daerah

Belajar Penanggalan Alam Melalui Tugu Pranata Mangsa Trenggalek Agropark

Jumat, 14 Februari 2020 - 21:41 | 659.15k
Tugu Pranata Mangsa Trenggalek Agropark (FOTO: Sisca Ainun Nissa/ajp.TIMES Indonesia)
Tugu Pranata Mangsa Trenggalek Agropark (FOTO: Sisca Ainun Nissa/ajp.TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TRENGGALEKTrenggalek Agropark merupakan wahana edukasi di bidang pertanian dan peternakan.

Trenggalek Agropark selalu berusaha mengedukasi penanggalan alam melalui Tugu Pranata Mangsa.

Tugu yang menjadi pusat perhatian pengunjung ini berada di areal Trenggalek Agropark, Jalan Sukarno Hatta, Ngantru, Trenggalek.

Pranata Mangsa sendiri merupakan sistem penanggalan yang dipercaya bisa digunakan untuk panduan aktivitas pertanian.

Secara garis besar, Pranata Mangsa terbagi menjadi 4 mangsa utama. Mangsa tersebut yaitu Mangsa Ketiga, Mangsa Labuh, Mangsa Rendheng, dan Mangsa Mareng.

Mangsa ketiga terbagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu Mangsa Kasa (kartika – terang), Mangsa Karo (pusa – paceklik), dan Mangsa Katelu (manggasri – semplah). Pada Mangsa Kasa para petani disarankan untuk membakar jerami dan juga mulai menanam palawija. Palawija tersebut nantinya bisa dipanen ketika tiba Mangsa Katelu.

Mangsa Labuh terbagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu Mangsa Kapat (sitra – semplah), Mangsa Kalima (manggala – semplah), dang mangsa Kanem (naya – udan). Pada Mangsa Kapat para petani sudah harus mempersiapkan sawah untuk ditanami padi. Mangsa Kalima saatnya mempersiapkan aliran air dan pada mangsa Mangsa Kanem bisa langsung menyebar benih padi.

Mangsa Rendheng terbagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu Mangsa Kapitu (palguna – udan), Mangsa Kawolu (wisaka – pangarep-arep), dan Mangsa Kasanga (jita – pangarep-arep). Pada Mangsa Kapitu petani bisa memindahkan bibit padi ke sawah.

Mangsa Mareng terbagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu Mangsa Kasepuluh (srawana – pangarep-arep), Mangsa Desta (padrawana – panen), dan Mangsa Sada (asuji – terang). Pada Mangsa Desta itulah saat dimana petani bisa memanen padinya. Sedangkan di Mangsa Sada petani bisa menggarap tegalan untuk ditanami jagung.

Untuk menciptakan Trenggalek Meroket, Dinas Pertanian Kabupaten Trenggalek menghimbau para petani untuk kembali mengamati iklim. Petani Trenggalek masih terpelihara untuk mengamati perubahan iklim secara kearifan lokal yang ada di pranata mangsa. Ternyata hasil tersebut masih berlaku hingga saat ini.

“Tahun ini iklim untuk musim hujan mundur sehingga dibutuhkan ramuan teknologi agar tidak terjebak dengan iklim ini,” ungkap Hernawan Widyatmoko, Pendamping Budidaya Tanaman saat ditemui TIMES Indonesia, Jumat (14/2/2020).

Sebagai bentuk edukasi, Trenggalek Agropark menyarankan para petani seputaran Trenggalek disarankan untuk menanam varietas yang umurnya pendek. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari gagal panen dan menyesuaikan dengan kondisi pasokan air.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES