Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Kongres PAN, Amien Rais dan Pemilu 2024

Kamis, 13 Februari 2020 - 11:50 | 114.60k
Dr. Ahmad Siboy, SH.,MH, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Malang (Unisma)
Dr. Ahmad Siboy, SH.,MH, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Malang (Unisma)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Kongres Partai Amanat Nasional (PAN) kembali digelar di Kendari Sulawesi Tenggara. Seperti biasa, setiap kongres partai politik selalu disertai “riak-riak” yang sangat besar. Riak-riak dalam Partai Amanat Nsional (PAN) seperti mengulang “riak-riak” yang terjadi pada kongres-kongres sebelumnya.

Riak-riak yang terjadi dalam kongres PAN selalu melibatkan tokoh utama Partai berlambang matahari ini. Yakni Amien Rais. Amien Rais selalu menjadi tokoh yang memainkan peran penting dan mempengaruhi dinamika kongres PAN. Pada tiap perhelatan kongres PAN, Amien Rais selalu menampilkan “adegan” yang membuktikan bahwa dalam politik tidak ada kawan abadi.

Hal ini terkonfirmasi dari sikap dan dukungan Amien Rais pada tiap kongres. Pada kongres PAN tahun 2010, Amien Rais yang sebelumnya sangat dekat dan mendukung Sotrisno Bachir pada kongres tahun 2005 justru menentang dan melawan Sotrisno yang ingin kembali maju sebagai ketum PAN. Pada saat itu, Amien Rais menjadi barisan utama pendukung Hatta Radjasa sebagai ketua umum PAN.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI unisma.ac.id

Pada Kongres PAN 2015, Amien Rais berhadap-hadapan dengan Hatta Radjasa yang ingin kembali maju sebagai ketua umum PAN untuk periode kedua. Amien Rais sangat menentang Hatta Radjasa dan memainkan isu bahwa Hatta Radjasa sebagai pengkhianat politik dalam Pilpres 2014. Pada kongres PAN tahun 2015, Amien Rais menggalang dukungan untuk memenangkan Zulkifli Hasan sebagai ketua umum PAN melawan Hatta Radjasa. Untugnya, Pada kongres tahun 2015, kubu Amien Rais berhasil mengalahkan petahanan.

Kemenangan Amien Rais dalam kongres PAN tahun 2010 dan 2015 tidak berlanjut pada kongres PAN tahun 2020 ini. Pada Kongres kali ini, PAN benar-benar mencatatkan sejarah tersendiri dalam dinamika internal politiknya. Kongres PAN kembali menobatkan Zulkifli Hasan sebagai ketua umum PAN periode 2020-2025 dengan perolehan suara 331 sedangkan Mulfacri 225 suara, dan Dradjad Wibowo memperoleh 6 suara.

Kemenangan Zulkifli atas Mulfahri bermakna kekalahan Amien Rais dalam kongres PAN kali ini. Pasalnya, dalam kongres kemarin, Amien Rais berada pada garda terdepan yang melawan Zulkifli Hasan dengan mencalonkan Mulcfahri.

Kekalahan kubu Amien Rais dalam kongres tersebut menunjukkan bagaimana pengaruh Amien Rais sudah luntur dan tidak lagi mengakar di tingkat akar rumput. Kekalahan Amien Rais juga menjadi petanda awal kalau Amien Rais akan terdepak secara struktural dan kultural di internal partai yang lahir dari rahim reformasi tersebut. Lebih-lebih, setelah terpilih sebagai ketua umum PAN, Zulkifli Hasan mengajukan Hatta Radjasa sebagai ketua MPP PAN dan keinginan Zulkifli tersebut telah mendapatkan persetujuan dari peserta kongres.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI unisma.ac.id

Posisi-posisi stretegis PAN yang dikuasai oleh lawan-lawan politik Amien Rais akan semakin membuat posisi Amien Rais semakin terjepit dan tidak menemukan ruang lagi di internal PAN. Di sisi lain, di luar PAN sendiri, Amien Rais sudah tidak menemukan bargaining position. Tokoh politik yang dia bela mati-matian sudah menyemberang ke kubu musuh Amien Rais. Prabowo Subianto yang merupakan capres yang diagungkan oleh Amien dalam Pilpres 2014 dan 2019 malah bergabung dengan Jokowi dalam Kabinet Indonesia maju. Hal ini tentu merupakan pukulan telak bagi Amien Rais dan Amien tentu meraskan betul bahwa ia telah mengalami pengkhianatan secara terbuka. Tapi, bagi Amien Rais, pengkhianatan politik tentu merupakan hal biasa. Bukankah dalam proses pemakzulan Gus Dur dahulu, Amien Raislah yang berkhianat kepada Gus Dur. Ia mendorong Gud Dur menjadi Presiden dan ia pula yang menurunkan Gus Dur. Anggap saja ini adalah “karma” bagi Amien Rais.

Pada sisi yang berbeda, kongres PAN tahun 2020 tidak bisa dilepaskan dari kontestasi Pemilu pada tahun 2024 yang akan datang. Pemilu tahun 2024 khususnya Pemilihan Presiden merupakan salah satu “kondisi” dimana kongres PAN berlangsung sangat dinamis. Relasi kongres PAN dengan Pilpres 2024 ialah terkait dengan pencalonan capres dan cawapres. Sebagai Partai politik yang sudah beberapa kali mengikuti Pemilu dan selalu lolos Parliamentary Threshold maka tidak dapat dipungkiri bahwa PAN juga menincar posisi RI 1 atau RI 2.  

Tatkala PAN mengincar posisi capres atau cawapres dalam Pemilu Presiden maka merupakan harapan atau mimpi yang tidak berlebihan. Sebab, PAN memiliki sejarah yang berhasil mengantarkan kadernya sebagai calon Presiden dan wakil presiden. Pada Pilpres tahun 2004, PAN berhasil mencalonkan Amien Rais menjadi Calon Presiden berpasangan dengan Siswono Yudhohusodo dan pada Pilpres 2014, PAN berhasil mengantarkan Hatta Radjasa sebagai cawapres Prabowo Subianto.

Kedua, pada Pilpres 2024, PAN sangat wajar mengincar posisi capres/cawapres karena pada Pilpres 2024 tidak terdapat kristalisasi capres kepada sosok tertentu. Pilpres 2024 masih sangat cair tentang tokoh yang akan maju. Artinya, semua tokoh masih memiliki peluang yang sama dan PAN yang memiliki kursi di DPR RI tentu menjadi partai yang sangat memiliki peluang untuk mengajukan capres maupun cawapres. Apalagi, pencalonan Presiden dan Wakil Presiden hanya bisa diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang memenuhi ambang batas perolehan kursi DPR RI sebanyak 20% atau memiliki suara sah nasional sebanyak 25% (UUD NRI Tahun 1945 dan UU nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum).

Ketiga, PAN adalah partai yang memiliki basis ormas yang sangat kuat. Diakui atau tidak, PAN adalah partai yang sangat dekat dengan ormas Muhammadiyah. Sebagai ormas terbesar setelah Nadhalatul Ulama (NU) tentu basis massa Muhammadiyah sangat mempengaruhi komposisi penentuan capres-cawapres dalam Pilpres 2024. Sebab, latar belakang ormas seseorang masih sangat diperhitungkan dalam kontestasi politik di Indonesia.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI unisma.ac.id

Keempat, PAN merupakan partai yang sangat luwes melakukan berbagai komunikasi politik. Artinya, PAN dapat berkoalisi dengan partai manapun dalam Pilpres tahun 2024 mendatang. PAN adalah partai yang tidak berhadap-hadapan dengan partai yang berasas religius atau nasionalis. Apalagi, posisi PAN pada periode pemerintahan saat ini tidak berada pada barisan koalisi pemerintah dan juga tidak berada pada barisan oposisi.

***

*)Penulis: Dr. Ahmad Siboy, SH.,MH, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Malang (Unisma).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*)Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi. 

*)Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES