Glutera News

Waspada, Krim Pemutih Bermerkuri Pemicu Rusaknya Saraf dan Kanker

Kamis, 13 Februari 2020 - 10:04 | 157.51k
(FOTO: Glutera.com)
(FOTO: Glutera.com)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sudah berpuluh tahun lamanya sejak krim pemutih diperkenalkan dalam dunia kecantikan untuk orang yang ingin kulitnya menjadi lebih cerah dan putih. Namun, tahukah Anda bahwa ternyata terdapat krim pemutih yang bisa merusak sistem saraf manusia?
Simak ulasan di bawah ini untuk mengetahui jawabannya. 

Krim Pemutih Ternyata Merusak Saraf

Seperti yang dilansir dari laman Medicalxpress, sebuah produk krim pemutih kulit dari Meksiko ternyata dapat merusak saraf pusat seorang wanita asal California. 

Para dokter menganggap bahwa kondisi ini disebabkan oleh kandungan merkuri pada produk tersebut cukup beracun. Pasalnya, jenis merkuri yang ada dalam produk tersebut adalah organik merkuri, lebih tepatnya metilmerkuri.

Akibatnya, wanita tersebut dirawat di rumah sakit. Kondisinya kian memburuk hingga para dokter harus memberikan asupan nutrisi melalui tabung dan tidak dapat berbicara maupun merawat dirinya sendiri. 

Pada awalnya, korban merasa lemah pada bagian bahu dan lengan serta terdapat pergerakan otot tanpa alasan yang jelas. Kemudian, ia pun dirawat di rumah sakit dan selama dua minggu proses perawatan berlangsung, wanita tersebut menunjukkan gejala lain, seperti:
• Penglihatan kabur 
• Keseimbangan saat berjalan terganggu
• Sulit berbicara

Gejala tersebut akhirnya diperkuat dengan tes darah dan urine yang menunjukkan bahwa korban keracunan merkuri.

Kecurigaan terhadap krim pemutih yang digunakan oleh korban pun dijelaskan dari pihak keluarga. Mereka menjelaskan bahwa saudarinya sering memakai krim pemutih dua kali sehari selama tujuh tahun belakangan ini. 
Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata krim pemutih tersebut mengandung jenis merkuri yang cukup beracun dan dapat merusak sistem saraf, yaitu merkuri organik, khususnya metilmerkuri.

Risiko Gangguan Kesehatan Akibat Merkuri

Penggunaan merkuri pada kosmetika kini terbukti berbahaya dan dilarang di berbagai negara, sebab bahan kimia tersebut dapat dengan mudah diserap kulit dan masuk ke dalam aliran darah.

Merkuri bersifat korosif pada kulit. Ini berarti mengoleskan merkuri pada kulit akan membuat lapisan kulit semakin menipis. Paparan yang tinggi terhadap merkuri dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pencernaan, sistem saraf, dan ginjal.

Selain itu, merkuri juga berisiko mengganggu berbagai organ tubuh, seperti otak, jantung, ginjal, paru-paru, hingga sistem kekebalan tubuh. Masuknya merkuri ke dalam tubuh, dapat menyebabkan keracunan terhadap merkuri.

Gejala dari keracunan merkuri, ditandai dengan:
• Insomnia.
• Sakit kepala.
• Fungsi kognitif dan daya ingat menurun.
• Mengalami tremor.
• Perubahan emosi.
• Gangguan sensori. Termasuk kemampuan melihat, mendengar, dan berbicara.
• Menurunnya kemampuan indera pera
• Menurunnya fungsi koordinasi tubuh.
• Atrofi otot.
• Gagal ginjal.
• Pemicu kanker

Penggunaan merkuri pada produk pemutih kulit juga memberi efek karsinogenik, yaitu kemungkinan dapat memicu kanker. Maka dari itu penggunaan produk pemutih kulit mengandung merkuri, juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit.

Jangan disangka merkuri hanya akan berdampak kepada orang dewasa. Bayi dan anak juga tidak luput dari risiko paparan merkuri dan efek sampingnya. Saat orang tua yang memakai produk berbahan merkuri bersentuhan dengan anak, kemudian merkuri menempel pada tangan anak, maka terdapat kemungkinan bahwa zat tersebut akan tertelan ketika anak mengisap jarinya.

Secara khusus, keracunan merkuri pada anak disebut infantile acrodynia atau dikenal juga sebagai pink disease. Dapat dikenali dengan munculnya rasa sakit serta warna merah muda pada tangan dan kaki.

Jangan mudah tergiur dengan iming-iming produk krim pemutih kulit yang mengandung merkuri, hanya untuk mendapatkan kulit putih dalam sekejap. Produk kecantikan yang mengandung bahan berbahaya akan membawa dampak buruk terhadap kulit maupun kesehatan secara keseluruhan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES