Pemerintahan

Ganjar Ajak Pahamkan Nilai Kebangsaan Anak dengan Pembelajaran Karakter

Rabu, 12 Februari 2020 - 23:32 | 30.82k
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan eks napiter Joko Tri Harmanto mengisi acara sarasehan dan dialog penguatan NKRI di SMKN 8 Surakarta. (Muhamad Shidiq, Times Indonesia)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan eks napiter Joko Tri Harmanto mengisi acara sarasehan dan dialog penguatan NKRI di SMKN 8 Surakarta. (Muhamad Shidiq, Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, SOLO – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta semua pihak memberikan pemahaman nilai-nilai kebangsaan kepada anak didik dengan cara mereka, dengan pembelajaran karakter yang baik.

Hal tersebut disampaikan Ganjar Pranowo usai memberi sambutan acara Sarasehan dan Dialog bertema Penguatan NKRI Bagi Kepala Sekolah, Guru, Rohis SMK/SMA Madrasah Aliyah Negeri dan Swasta se-Eks Karesidenan Surakarta, Rabu (12/2/2020) di SMKN 8 Surakarta.

Ganjar Pranowo mengatakan sarasehan dan dialog tentang penguatan NKRI ini menghadirkan seorang napiter sebagai narasumber yakni Joko Tri Harmanto yang merupakan mantan narapidana teroris Bom Bali I.

‘’Kita menghadirkan eks napiter yang bisa memberi pencerahan kepada mereka. Maka ketika masyarakat, ketika anak-anak sekolah bisa mengerti dari mana sumber radikalisasi. Bagaimana cara masuknya. Mereka (terorisme saat mencari pengikut) saling membenturkan (pemahaman), mereka menggunakan medsos. Maka perlu anak-anak ini dilapisi kekuatan ilmu pengetahuan yang cukup, ilmu agama yang cukup bisa menyaring agar mereka saring lebih baik,’’ ungkap Ganjuar.

Dengan menghadirkan pelaku-pelaku terorisme, kata dia, harapannya memberi pencerahan yang gampang kepada anak-anak. Harapannya dengan menghadirkan napiter ini anak-anak bisa tercerahkan sehingga harapannya pada saat berdialog bisa mendalami.

‘’Kenapa bisa seperti itu, bagaiman cara mencegahnya. Tadi mas Jack mengatakan carilah  guru yang benar agar tidak tersesat,’’ kata Ganjar Pranowo.

Terkait persoalan kekinian seperti kombatan perang dari Indonesia yang menginginkan pulang kampung serta merebaknya virus corona, Ganjar Pranowo menyebut anak-anak dan perempuan yang menjadi korban.

‘’Hari ini kami harus berdebat panjang melelahkan. TKI kita di Hongkong bingung rebutan masker, kita mau beli masker habis, kita punya problem Corona. Ramai tentang kombatan yang  mau dipulangkan, berdebat lagi. Anak-anak jadi korban (terorisme),perempuan jadi korban (terorisme). Kita tidak pernah sadar anak-anak punya potensi (korban terorisme). Mas Jack menceritakan FB dipakai untuk itu (penyebaran terorisme). Maka kita perlu membikin tameng pada anak-anak, kita membangun karakter pada anak-anak,’’ terang Ganjar.

Di masa depan, ada tantangan lebih besar dalam artificial intelligent, bonus demografi di mana anak-anak muda usia produktif yang membutuhkan pekerjaan.

‘’Bonus demografi, lapangan kerja mesti kita siapkan sampai 2045. Kita mesti menghitung betul anak-anak usia produktif termasuk di Jawa Tengah. Kalau penguasaan bahasa asing mereka buruk, akan lewat, kalau keterampilan kurang, lewat. Mumpung punya mas menteri pendidikan enom (muda), prestasi bagus dan ingin melakukan sistem pendidikan merdeka, ini momentum lompatan untuk jadi lebih baik. Maka saya titip panjenengan untuk menciptakan karakter anak-anak yang baik,’’ terang Ganjar Pranowo(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES