Kopi TIMES

Gerakan Nasional Jalan-Jalan di Negeri Sendiri

Rabu, 12 Februari 2020 - 23:14 | 71.72k
Sigit Pramono, Pelaku dan Pemerhati Pariwisata
Sigit Pramono, Pelaku dan Pemerhati Pariwisata

TIMESINDONESIA, SEMARANG – Setelah ancaman resesi ekonomi dunia, merebaknya virus Corona berpotensi menjadi pukulan telak kedua bagi perekonomian Indonesia khususnya bagi sektor pariwisata, dari tahun 2020 dan setelahnya.

Berapa potensi anjloknya penerimaan pariwisata? Menurut Ketua PHRI Hariyadi Sukamdani, dari wisatawan Tiongkok saja mencapai Rp 2,7 triliun. Belum dari negara-negara lain. Jika Singapura nenjadi lebih tertutup akibat dampak virus Corona yang memburuk, dapat dipastikan semua wisatawan asing yang terbang melalui Singapura akan merosot. Dan ujungnya akan lebih buruk akibatnya bagi Indonesia.

Sebetulnya berapa potensi penurunan penerimaan sektor pariwisata? Menteri Parekraf Wishnutama Kusubandio, 10 Februari 2020 ketika menghadiri Munas PHRI menyatakan sedang menghitung potensi penurunan penerimaan sektor pariwisata akibat virus Corona.

Berapa pun potensi anjloknya penerimaan pariwisata, tentu kita tidak bisa tinggal diam dan meratapi nasib. Kita harus mencari jalan keluar. Di bawah ini ada solusi yang layak dikerjakan: yaitu menggerakkan potensi ekonomi domestik secara lebih maksimal.

Tak terhindarkan lagi, tampaknya pemerintah harus menggeser tumpuan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah harus bisa membangkitkan potensi ekonomi domestik, melalui sektor pariwisata.

Ada beberapa cara yang dapat ditempuh. Salah satunya pemerintah harus menggerakkan warga negara Indonesia yang secara ekonomi mampu untuk lebih banyak melakukan perjalanan wisata ke destinasi wisata dalam negeri bukan luar negeri. Dan menghambat nafsu golongan menengah ke atas untuk sementara tidak berjalan jalan ke luar negeri.

Kementerian Pariwisata Wisata dan Ekonomi Kreatif di satu sisi, harus bergegas membantu destinasi wisata untuk berbenah memperbaiki sarana dan prasarana wisata, fasilitas sanitasi, mengembangkan festival dan acara seni budaya sebagai tambahan daya tarik, serta mempromosikan destinasi yang sudah siap menerima wisatawan.

Masyarakat dirangsang untuk lebih banyak dan lebih sibuk dan heboh untuk jalan-jalan di dalam negeri. Orang Jakarta jalan-jalan ke Aceh, Toba, Padang, Palembang, Makasar, Manado, Pontianak dan sebaliknya. Orang Yogya ke Bromo, Banyuwangi, Bali, Labuan Bajo, Raja Ampat dan sebaliknya. Dan seterusnya.

Bagaimana caranya merangsang orang agar mau bepergian? Diberikan diskon besar-besaran untuk tiket pesawat, kamar hotel, tiket kereta api, bis, dan lain-lainnya.

Perusahaan penerbangan beramai-ramai menurunkan tarif penerbangan domestik. Pengusaha hotel menurunkan harga kamar. KAI dan pengusaha bis antar kota menurunkan harga tiket kereta api dan bis.

Jika semua pihak memberikan kontribusi secara gotong royong, insya Allah Indonesia tidak perlu takut terhadap dampak negatif resesi ekonomi Dunia ataupun virus Corona.

Kunci keberhasilan dari upaya ini, harus dilakukan secara terkoordinasi dengan baik dan dilakukan secara serentak oleh semua pemangku kepentingan. Upaya ini harus menjadi sebuah gerakan nasional yang melibatkan Pemerintah, Perusahaan BUMN, Swasta, pelaku usaha pariwisata dan masyarakat luas sebagai wisatawan. Harus menjadi sebuah gerakan nasional jalan-jalan di dalam negeri.

Mungkin ada yang menganggap ini bercanda. Jangan salah. Potensi pengeluaran belanja pariwisata orang-orang Indonesia masih sangat besar. Orang Indonesia masih tergolong kurang jalan-jalan.

Baru- baru ini Ketua PHRI Hariyadi Sukamdani juga mengusulkan upaya bersama untuk mengatasi penurunan penerimaan sektor pariwisata. Hariyadi Sukamdani mengusulkan Program Visit Wonderful Indonesia (ViWi) Nusantara Shocking Deal. Dia mengajak semua pelaku pariwisata untuk bergerak bersama gotong royong mengatasi persoalan.

Di sisi lain tentu kita tidak bisa tinggal diam terhadap potensi penyebaran virus Corona. Tentu saja dari sisi pencegahan penyebaran penyakit, pemerintah harus berusaha keras mencegah penyebaran virus corona. Itu suatu keniscayaan.

Ayo kita bergerak saling membantu dan mendukung menyelamatkan sektor pariwisata negeri kita. Kita sukseskan Gerakan Nasional Jalan-Jalan di Negeri Sendiri. Ayo kita bantu negeri kita mengatasi anjloknya sektor pariwisata dengan  perbanyak jalan-jalan di dalam negeri. (*)

 

*)Oleh: Sigit Pramono, Pelaku dan Pemerhati Pariwisata.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*)Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi. 

*)Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES