Peristiwa Daerah

Pulang dari China, Mahasiswa Asal Banyuwangi Merasa Didiskriminasi

Rabu, 12 Februari 2020 - 18:44 | 62.90k
Mahasiswa Pascasarjana di universitas China. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Mahasiswa Pascasarjana di universitas China. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Niat hati menyelamatkan diri dari ancaman mematikan Virus Corona di China, setiba di kampung halaman, mahasiswa asal Banyuwangi ini justru merasa didiskriminasi oleh masyarakat di sekitarnya.

Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh petugas puskesmas dan di bawah naungan Dinas Kesehatan Banyuwangi ini, justru memicu tindakan bullying dari beberapa tetangga sekitar. Mereka dicap positif terjangkit virus sekaligus menjadi penyebab penyebaran virus corona di Banyuwangi.

Desi Putri Wulandari, mahasiswa Pascasarjana di Ningbo University Pasca Sarjana Jurusan Tourism Management menuturkan, dirinya merasa resah dan tidak nyaman setelah petugas puskesmas datang ke rumahnya.

Saat pemeriksaan terhadapnya, petugas yang hendak memeriksa mengenakan masker dan baju antivirus. Langsung saja, warga sekitar yang melihat kejadian tersebut mulai membicarakan tentang dirinya dan sejumlah teman-temannya. Setelah itu, isu pembawa virus Corona pun beredar.

"Setelah melihat pemeriksaan itu langsung saya dicap sebagai pembawa virus corona. Padahal saya ini datang dua minggu setelah virus itu baru menyerang Wuhan. Sementara lokasi kami itu jauh. Berjarak 500 kilometer lebih dari Wuhan," kata Desi, Rabu (12/2/2020). 

Padahal, untuk diperbolehkan pulang ke kampung halaman, Desi dan teman-temannya sudah menjalani sejumlah pemeriksaan ketat. Baik sebelum berangkat, maupun setibanya di Indonesia.

Sebelum pulang hingga saat ini, dirinya mengaku dalam kondisi sehat dan tidak mengalami peningkatan suhu badan. Penilaian warga menurutnya sangat berlebihan. Dia berharap, ada sosialisasi dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terkait dengan virus Corona.

"Kami harap masyarakat sadar atas tuduhan itu tidak baik buat saya dan keluarga. Kami minta ada sosialisasi yang baik tentang virus Corona di Banyuwangi. Kita minta adanya klarifikasi yang baik untuk kami," katanya.

Hal serupa diungkapkan oleh Halimatus Sa'diyah. Mahasiswa Nanjing Vocational Institute of Transport Technology ini juga mendapatkan diskriminasi dari warga. Banyak warga yang bertanya kepadanya jika dirinya kenapa tidak dikarantina di Natuna. 

"Banyak yang tanya kenapa kok tidak dikarantina di Natuna. Saya menjelaskan ke warga jika yang dikarantina itu berasal dari Wuhan. Tapi mereka tidak percaya. Meski hanya pertanyaan tapi ini sensitif sekali. Hingga akhirnya diskriminatif sekali ini," katanya.

Sementara itu, Direktur Desy Education, konsultan pendidikan luar negeri berharap Pemkab Banyuwangi membantu para mahasiswa China asal Banyuwangi ini untuk membersihkan nama baik mereka di lingkungan masyarakat sekitar. Hal ini perlu dilakukan agar mereka tak menjadi korban bullying dan diskriminatif warga. 

"Kami minta ada sosialisasi yang baik dan pembersihan nama baik para mahasiswa ini. Sebab mereka ini anak-anak terpilih dari Banyuwangi yang mendapatkan beasiswa di China," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES