Ekonomi

Gubernur Jatim Tanggapi Dugaan Meroketnya Harga Bawang Putih Akibat Virus Corona

Rabu, 12 Februari 2020 - 15:40 | 42.18k
Pedagang sembako retail di Pasar Keputran, Surabaya, Rabu (12/2/2020). (Foto: Candra Wijaya/TIMES Indonesia)
Pedagang sembako retail di Pasar Keputran, Surabaya, Rabu (12/2/2020). (Foto: Candra Wijaya/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Merebaknya isu penularan virus corona membawa dampak kepada perekonomian Indonesia. Tak terkecuali indikasi kenaikan harga bawang putih. Harga bawang putih dalam beberapa pekan melambung tinggi sehingga menambah beban bagi masyarakat khususnya bagi kalangan keluarga ekonomi kurang mampu.  Kenaikan harga bawang putih membawa banyak asumsi dari berbagai kalangan, tak terkecuali Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Dilansir dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) harga bawang putih yang semula berkisar pada harga Rp. 60.000,00 per hari ini (12/2/2020) turun di kisaran harga Rp. 42.500,00. 

Import bawang putih dari Tiongkok ke Indonesia memang dibenarkan oleh Khofifah. Setelah merebaknya penularan virus corona pada benda mati disebarluaskan, ketakutan masyarakat pun meningkat.  Ini membuat banyak pedagang atau distributor diduga melakukan penimbunan bawang putih. Penimbunan yang dilakukan tersebut berakibat fatal pada kenaikan harga bawang putih yang kian meroket.

Pedagang-sembako-3.jpg

Kenaikan harga bawang putih menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Khususnya pada sebagian pedagang makanan yang menggantungkan bahan masaknya dari bawang putih.  Kondisi ini tidak wajar oleh Khofifah.  “Wah itu kenaikan psikologis sudah naik 2 kali lipat yang biasanya 25 ribu jadi  50 ribu. Lalu yang 28 ribu menjadi  58 ribu," katanya. 

Khofifah menduga ada kesalahan informasi yang diterima oleh masyakat sehingga para distributor kemudian menimbun bawang putih dan membuat hargan meroket naik.

“Saya minta kepada seluruh distributor bawang putih tidak usah ditimbun-timbun. Karena stok hari ini untuk Jawa Timur sebenarnya sangat cukup. Pelarangan impor bawang putih yang sempat tersiar, saya sudah mengkonfirmasi kepada menko perekonomian dan itu tidak benar," ungkap Khofifah.

Pedagang-sembako-2.jpg

Menurut Khofifah kenaikan harga bawang putih saat ini merupakan kenaikan psikologis karena salah informasi. Import bawang putih dari Tiongkok tidak dilarang, sedangkan larangan hanya berlaku pada hewan hidup saja.  “Kenaikan psikologis akibat adanya informasi seolah-olah semua barang yang diimport dari Tiongkok dihentikan, padahal yang tidak boleh adalah hewan hidup diluar itu tidak dilarang” ucap Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES