Pemerintahan

Catatan Prof Mas'ud Said: Refleksi 1 Tahun Kepemimpinan Khofifah-Emil Dardak

Rabu, 12 Februari 2020 - 14:21 | 149.80k
Gubernur Khofifah dan Presiden Jokowi, saling dukung untuk Jawa Timur Cettar. (foto: Istimewa)
Gubernur Khofifah dan Presiden Jokowi, saling dukung untuk Jawa Timur Cettar. (foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dalam praktik pemerintahan, financial capacity atau kekuatan pembiayaan adalah salah satu pilar penting akselerasi pembangunan dan percepatan pembangunan. Tentu di samping faktor efektivitas kepemimpinan dan faktor birokrasi yang bekerja efektif - inovatif. Setahun di bawah kepemimpinan Khofifah-Emil Dardak, Jawa Timur bertransformasi baik dalam kultur birokrasi yang CETTAR, lebih fokus kepada pembangunan manusia maupun kebangkitan berbagai wilayah. 

Melalui usulan program strategisnya yang digodok matang, Pemerintah Pusat menerbitkan blueprint percepatan pembangunan ekonomi dan infrastruktur di Jawa Timur melalui Keputusan Presiden (Perpres) No. 80 / 2019 yang berisi tak kurang dari rencana 218 proyek di kawasan Gerbangkertasusila, pengembangan ekonomi kawasan Selingkar Wilis, Kawasan Bromo Tengger Semeru dan Jalur Lingkar Selatan.

Walau sumber pembiayaan proyek proyek yang membutuhkan Rp 292,4 triliun tersebut bersumber dari gabungan empat pilar; APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten Kota dan biaya dari sektor swasta, tentu pemilihan national major project tersebut tak lepas dari pentingnya posisi Jawa Timur dalam konteks percepatan pembangunan nasional. Juga kepercayaan pemerintah pusat kepada kepemimpinan Khofifah yang dikenal trengginas dan bekerja cepat.

Kalau angka Rp 29,2 triliun itu dibagi dalam 5 tahun anggaran, maka rata rata setahun ada tambahan sekitar Rp 58 triliun lebih dalam setiap tahunnya. Dalam setahun pemerintahan propinsi rata rata menganggarkan keperluan infrastruktur dan pengembangan ekonomi tak lebih dari 5 persen total APBD provinsi.

Sebagaimana diketahui APBD Propinsi Jawa Timur pada 3 tahun belakangan ini yaitu tahun 2018 sampai tahun 2020 berkisar antara angka 29,4 sampai 34,5 triliun rupiah. Itupun dibagi berbagai pembiayaan untuk gaji pegawai, untuk sektor pendidikan, sektor kesehatan dan kebutuhan lainnya sehingga pembiayaan ekonomi dan infrastruktur di Jatim tak lebih dari 5 triliun per tahun. Dengan demikian dalam hitungan kasar angka 56 triliun ini 11 kali lipat anggaran tahun tahun sebelumnya.

khofifah-b.jpg

Sebagai perbandingan, APBD Propinsi Jawa Tengah tahun 2020 ini sebesar 28, 77 trilun rupiah. Propinsi Jawa Barat yang memiliki penduduk terbesar di pulau Jawa pada tahun 2020 ini pada kisaran angka 46 triliun rupiah.  Postur pembiayaan infrastruktur dan pembangunan ekonomi di semua propinsi proporsinya kurang lebih sama sehingga Jatim akan mendpatkan advantage percepatan pembangunan selama dipimpin Khofifah - Emil.

Jabatan Gubernur bukanlah amanah pemerintahan tinggi pertama yang pernah diemban oleh KIP- Emil. Khofifah pernah menjabat sebagai pimpinan di DPR RI, sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (1999-2001), Sebagai Kepala BKKBN dan Menteri Sosial RI (2014-2017). 

Sedangkan Wagub Emil Dardak adalah sosok gererasi milenial yang sempat menjadi Bupati Trenggalek. Khofifah Indar Parawansa belakangan dianugerahi Pemimpin Perubahan oleh MenPAN-RB khususnya dalam penciptaan zona integritas pada beberapa unit Satuan Kerja perangkat daerah (SKPD) di Jatim dan Long Life Achievement Award dari Mendagri Tito Karnavian karena perstasinya memimpin PP Muslimat Nahdlatul Ulama.

Khofiah Indar Parawansa, adalah sosok tokoh nasional yang sangat penting untuk dicatat langkah dan kiprahnya. Bukan saja terkenal sehingga bisa memperoleh suara terbanyak pada Pilkada Jatim. Total suara Kepemimpinan Khofifah-Emil Dardak dalam Pilkada 2018 melebihi suara gubernur terpilih manapun di Jawa Barat, Jawa Tengah dan DKI Jakarta dan bahkan di Indonesia. Khofifah adalah muslimah tangguh abad ini, pribadi yang sangat energetik yang wawasan keagamaannya sangat mendalam. (*)

*) Penulis adalah Prof. M. Mas’ud Said, PhD. Direktur Pascasarjana Universitas Islam Malang, Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur, Penulis buku Birokrasi di Negara Birokratis. Doktor Ilmu Pemerintahan lulusan Flinders University Australia

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES