Virus Corona Jarang Ditemukan pada Anak-Anak, Benarkah?
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Akhir-akhir ini, perhatian masyarakat di dunia tertuju pada wabah penyakit yang disebabkan oleh jenis virus baru, yaitu Novel coronavirus (2019-nCoV). Dalam penyebaran wabah virus corona, anak-anak dilaporkan jarang terkena infeksi. Kenapa?
Para peneliti dari Italia yang melakukan riset ini menyebutkan, HCoVs (Human coronaviruses) pada anak hanya menyebabkan infeksi saluran pernapasan bagian atas ringan (ISPA).
Jumlah korban virus corona yang menimpa anak-anak cukup jarang terjadi. Menurut CDC, korban SARS pada anak memiliki presentase terendah, yaitu kurang 5 persen dari keseluruhan kasus SARS.
Alasan Virus Corona Jarang Ditemukan pada Anak
Masih mengacu pada penelitian yang sama, terdapat beberapa alasan mengapa virus corona jarang ditemukan pada tubuh bayi dan anak.
Pertama, penularan virus corona pada tubuh anak-anak cenderung rendah karena sebagian besar tempat wabah terjadi berada di rumah sakit. Maka itu, petugas kesehatan dan pasien dewasa lebih rentan terkena virus ini, sedangkan anak-anak tidak diperbolehkan mengunjungi rumah sakit.
Kemudian, anak yang berusia 2.5 – 3.5 tahun ternyata mempunyai antibodi terhadap HCoVs. Alasan ini menjadi dasar mengapa infeksi virus corona pada anak cukup rendah dan lebih sering ditemukan pada anak yang lebih tua dan remaja.
Gejala Virus Corona yang Perlu Diketahui
Normalnya, gejala virus corona yang muncul pada anak tidak jauh berbeda dengan yang timbul pada orang dewasa. Gejalanya hampir mirip dengan penyakit flu atau pilek yang terjadi setelah 2-4 hari setelah infeksi virus terjadi dan cenderung tidak begitu parah.
Beberapa gejala yang perlu orangtua ketahui adalah bersin dan batuk, hidung meler, demam, napas lebih cepas, sakit tenggorokan, dan asma.
Tanda-tanda tersebut mungkin hampir mirip dengan penyakit lainnya. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa gejala ini menunjukkan tubuh anak sedang terserang virus ini.
Oleh karena itu, jika Anda menemukan gejala terkena virus corona pada anak, disarankan untuk berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan begitu, Anda dapat menghindari risiko terburuk dari wabah penyakit yang sedang terjadi saat ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : Hello Sehat |