Indonesia Positif

Unair Surabaya Jalin Kerjasama Internasional Melalui Indonesian Corner

Selasa, 21 Januari 2020 - 18:17 | 52.82k
Dari Kiri: Toetik Koesbardiati, Afifah Rahmania, Michaela Budiman, dan Marek di sela pertemuan membahas pengembangan Indonesian Corner.Toetik Koesbardiati (kanan) dan Afifah Rahmania saat berada di Eropa.
Dari Kiri: Toetik Koesbardiati, Afifah Rahmania, Michaela Budiman, dan Marek di sela pertemuan membahas pengembangan Indonesian Corner.Toetik Koesbardiati (kanan) dan Afifah Rahmania saat berada di Eropa.

TIMESINDONESIA, SURABAYAUnair Surabaya berkunjung ke Charles University, di Republik Ceko, Senin (20/01/2020). 

Kunjungan tersebut membuahkan dua kesepakatan dengan Charles University.

Kunjungan dilakukan oleh Koordinator Program Studi S3 Ilmu Sosial Dr.phil., Dra. Toetik Koesbardiati, Ph.D dan Staff for Event and Communication Airlangga Global Engagement (AGE) Afifah Rahmania, S.Hub.Int., M.PSDM. 

Indonesian-Corner-2.jpg

Kunjungan keduanya disambut oleh Dr. Michaela Budiman, dosen yang mengajar bahasa Indonesia, dan Dr. Marek dosen yang mengajar bahasa Korea di Charles University. Dari diskusi yang dilakukan, keduanya mengaku tertarik dengan kajian Asian Studies.

Dalam pertemuan itu, Toetik dan Afifah mempromosikan program AMERTA (Academic Mobility Exchange for Undergraduate at Airlangga), program unggulan Unair yang dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa manca negara.

Tak hanya itu, ada dua kesepatan yang telah dibuat dalam pertemuan itu. Yaitu, inisiasi pembentukan Indonesian Corner dan program tailor-made dalam bidang antrpologi dan/atau kajian kematian.

Toetik mengatakan, Indonesian corner adalah ide bagus untuk memperkenalkan Indonesia di mata dunia, khususnya di Charles University. “Secara pribadi dan sebagai antropolog, saya merasa ikut terpanggil untuk memperkenalkan budaya Indonesia,” ujar Totok.

Sementara untuk program tailor-made WHAD? (What Happens After Death) adalah respons terhadap Indonesian Corner terkait kultur. Program WHAD? menawarkan tentang kultur Indonesia dengan topik kematian.

“WHAD? berisi kuliah anthropology of death, death and horor in indonesian pop culture, visiting cuktural sites, Indonesian language class, dan coaching clinic on producing virtual ethnography,” tambah Totok.

Dua delegasi Charles University terlihat sangat antusias dengan studi antropolgi. Ditambah, Dr. Marek merupakan dosen bidang studi filsafat dan kajian agama.

Terkait dengan Indonesian Corner, keduanya ingin tahu lebih dalam perihal prosedur pembentukannya. Untuk itu, sepulang dari Eropa, Afifah akan segera berdiskusi dengan tim terkait pembukaan Indonesian Corner di Charles University.

Afifah menambahkan, beberapa mahasiswa dari Charles University ada yang sedang mengikuti program Darmasiswa di Indonesia. “Mereka memang disarankan untuk mengikuti program-program internasional di indonesia,” ujar Afifah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES