Peristiwa Daerah

Berantas Peredaran Narkoba di Perbatasan, BNNP NTT Sinergi dengan Badan Pengelola Perbatasan

Rabu, 22 Januari 2020 - 21:01 | 58.54k
Kepala BNNP NTT, Teguh Iman Wahyudi (Foto: Yohanis Tkikhau/Times Indonesia)
Kepala BNNP NTT, Teguh Iman Wahyudi (Foto: Yohanis Tkikhau/Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, KUPANG – Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Nusa Tenggara Timur (BNNP NTT) Teguh Iman Wahyudi melakukan audiens bersama Kepala Badan Pengelola Perbatasan Provinsi NTT, Linus Lusi guna mensinergikan program kerja demi memberantas pengedaran narkoba di NTT yang masuk melalui pintu perbatasan

Usai audiens, kepada awak media Kepala BNNP NTT, Teguh Iman Wahyudi menegaskan  bahwa perbatasan menjadi salah satu pintu masuk pengedaran narkoba. Sehingga pihaknya menilai pertemuan dengan Badan Pengelola Perbatasan sangat penting untuk saling bersinergi dalam memberantas pengedaran narkoba. 

BNNP-NTT.jpg

"Kita menyinergikan program kerja kita bersama dengan Badan Pengelola Perbatasan. [Kita] saling mendukung," ujar Teguh saat ditemui di kantor Badan Pengelola Perbatasan, Rabu (22/1/2020). 

Ia menyebutkan, akhir-akhir ini disinyalir pengedaran narkoba banyak masuk dari Timor Leste. Barang yang dikirim tersebut tidak hanya berasal dari luar negeri saja, tapi dalam negeri pun memilih mengedarkan narkoba dari pintu batas RI dan Timor Leste. 

"Tidak hanya narkoba yang dari kawasan China saja, yang dari Jakarta juga dikirim ke Dili dan rencananya dikirim ke Atambua," ungkap Teguh. 

Menurutnya, ada banyak hal yang harus dilakukan bersama dengan Badan Pengelola Perbatasan, terutama bagaimana memberikan pemahaman bagi masyarakat perbatasan terkait bahaya narkoba. 

"Kita jalin komunikasi dan bersama-sama karena narkoba ini sudah ada di depan mata. Dan tidak bisa hanya mengharapkan kepada kami BNN dan kepolisian," jelas Teguh. 

Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Perbatasan Provinsi NTT, Linus Lusi menyambut baik kunjungan dari Kepala BNNP NTT. Ia juga menegaskan, pihaknya siap bekerja sama guna memberantas peredaran gelap narkoba. 

"Kami melihat ini [kunjungan], sebagai tindakan penyelamatan. Penyelamatan eksistensi masyarakat perbatasan," tegas Lusi. 

Ia menilai masyarakat perbatasan perlu diberi pemahaman terkait bahaya narkoba, karena pada umumnya masyarakat masih belum mengetahui bahaya penyalahgunaan narkoba. 

"Secara kultur masyarakat perbatasan masih sangat polos. [Masyarakat perbatasan Daratan Timor, Sumba, Sabu dan Alor. Dan kalau tidak didik sangat membahayakan," ujar Lusi. 

Guna memberikan pemahaman yang baik bagi masyarakat perbatasan, Lusi menyampaikan pihaknya akan mengundang kepala BNNP NTT dan Gubernur NTT untuk memberikan penjelasan  terkait bahaya penyalahgunaan narkoba. 

"Kami bersinergi melalui rakor perbatasan, kami akan  mengundang Bapak Kepala (BNNP NTT), Bapak Gubernur untuk memberikan sosialisasi bagi masyarakat," jelasnya. 

Pihaknya juga akan menindak lanjuti kerja sama tersebut lewat sebuah kurikulum manejemen yang disebut garda batas agar para relawannya juga bisa memberikan sosialisasi bagi masyarakat. 

Lusi juga menyebut ada potensi besar penyelundupan narkoba melalui jalan-jalan tikus di perbatasan. Menurutnya, perlu ditelusuri lebih jauh agar nantinya tidak menjadi sarang pengedaran narkoba. "Jalan tikus ini banyak dan punya tawaran-tawaran menggiurkan yang bisa melemahkan masyarakat", tutup Kepala Badan Pengelola Perbatasan Provinsi NTT ini.  (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Kupang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES