Gaya Hidup

Unusa Kenalkan Teknik Batik Jepang Shibori

Senin, 20 Januari 2020 - 22:52 | 129.79k
Andri Setiawan, dosen seni dan budaya Unusa mengenalkan cara membatik dengan teknik Shibori di sela Pagelaran Seni FKIP Unusa di Atrium Royal Plaza, Senin (20/1/2020).(Foto : Istimewa)
Andri Setiawan, dosen seni dan budaya Unusa mengenalkan cara membatik dengan teknik Shibori di sela Pagelaran Seni FKIP Unusa di Atrium Royal Plaza, Senin (20/1/2020).(Foto : Istimewa)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Dosen Matakuliah Seni dan Budaya dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan  Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya atau Unusa memperkenalkan teknik Shibori. Shibori adalah sebuah kesenian di Jepang dalam hal pewarnaan kain. 

Teknik pewarnaan dilakukan dengan mencelupkan kain pada zat pewarna alami dan memberikan ‘perlindungan’ pada bagian kain tertentu yang tidak ingin diwarnai. Teknik ini, perlindungan pada bagian tertentu dilakukan dengan melilit, melipat, atau mengikatnya dengan benang.

Batik-Jepang-Unusa-2.jpg

Teknik Batik Sibori dari Jepang kini semakin populer. Batik ini mulai disukai masyarakat di Indonesia, karena lebih simpel dalam pengerjaannya.

Berbeda dengan batik tulis di Indonesia, yang melalui berbagai tahapan, mulai menggambar di bahannya, mencanting dengan malam, memberikan pewarnaan secara bertahap, hingga ke pencucian.

Sementara untuk batik Shibori ini, cukup dengan melipat-lipat kain berbentuk kotak kecil atau segi tiga lalu mencelupkannya ke warna-warna yang diinginkan atau dengan mengucurkan pewarna ke kain dan memerasnya.

“Siapa pun bisa melakukannya. Tidak perlu pakai teknik-teknik mencanting dan sebagainya. Simpel dan mudah,” ujar Andri Setiawan, dosen seni dan budaya Unusa di sela acara Pagelaran Seni FKIP Unusa di Atrium Royal Plaza, Senin (20/1/2020).

Membatik Shibori ini diajarkan kepada mahasiswa semester ganjil untuk tiga program studi yakni Pendidikan Guru PAUD, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Pendidikan Guru Bahasa Inggris. Ini adalah mata kuliah seni rupa yang hukumnya wajib diikuti dan ditempuh mahasiswa.

“Kami harapkan, nantinya mata kuliah ini bisa mereka kembangkan untuk berwirausaha, bisa juga nanti mereka ajarkan ke anak-anak didiknya saat mereka menjadi guru, baik di PAUD atau di SD. Semua ini akan berguna,” tutur Andri.

Batik-Jepang-Unusa-3.jpg

Andri menambahkan adapun alat dan bahan yang bisa digunakan dalam membuat batik Shibori yakni kain putih batik atau yang biasa disebut dengan primisima, pewarna batik remasol, karet gelang, tali rafia, botol plastik yang tutupnya berlubang, botol air mineral gelas, kelereng atau batu kecil, air secukupnya, tas kresek dan waterglass.

"Lebih jauh bahwa pembuatan batik dengan teknik Shibori cukup sederhana. Karena si pembuat dapat memanfaatkan beraneka ragam barang yang ada di sekitar. Teknik ikat celupnya pun tergantung dari si pembuat, ingin membentuk pola yang seperti apa. Jadi, mereka bisa membuat motifnya dengan sesuka hati,” tambahnya.

Membatik Shibori ini cukup diminati mahasiswa. Salama Ahmad, salah satunya. Mahasiswi semester 5 PGSD Unusa ini merasa beruntung bisa diajari membatik Shibori ini. Karena dia bisa mengembangkannya untuk dijadikan bisnis sambilan. 

“Mau buat kerudung dari batik ini. Unik, lucu dan warna-warni,” jelasnya.

Tidak hanya membatik ala Shibori, FKIP Unusa juga mewajibkan mata kuliah seni-seni lainnya kepada mahasiswanya. Ada seni tari, lukis, menyanyi dan sebagainya. Semua mata kuliah seni itu diimplementasikan dalam sebuah pentas seni yang bisa ditonton masyarakat luas. “Ini implementasi dari kuliah selama satu semester, kita tampilkan bersama-sama secara terbuka,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES