Indonesia Positif

KKN BV Unair Surabaya Sukses Olah Kulit Jeruk jadi Kerupuk

Senin, 20 Januari 2020 - 15:47 | 143.45k
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Back to Village (KKN BV) ke-61 Universitas Airlangga di Dusun Princi, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Back to Village (KKN BV) ke-61 Universitas Airlangga di Dusun Princi, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Mahasiswa Unair Surabaya melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Back to Village atau KKN BV ke-61 di Dusun Princi, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Diketahui daerah tersebut merupakan penghasil jeruk. Namun sayang limbah kulit jeruk tidak dimanfaatkan.

Maka mahasiswa KKN BV mengilah kulit jeruk menjadi kerupuk. 

Unair-Surabaya-2.jpgOlahan kulit jeruk menjadi kerupuk karya mahasiswa KKN UNAIR di Kabupaten Malang. (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)

Rachmad Ersan Satrio, selaku penanggungjawab program kerja menyatakan bahwa keadaan masyarakat Dusun Princi yang mayoritas petani jeruk sering mengalami produk gagal jual. Produk gagal jual tersebut mereka olah dengan mengambil kulitnya untuk dijadikan kerupuk.

“Masyarakat Dusun Princi yang kami bantu saat ini sebelumnya sudah pernah berjalan dan kita melakukan penyuluhan agar produk tetap laris,” ungkapnya.

Ersan juga menambahkan bahwa produk yang gagal dalam seleksi jual diolah menjadi kerupuk agar tetap menghasilkan nilai jual. Para petani juga tidak akan mengalami kerugian panen sehingga dapat menjadi alternatif produk penjualan.

Koordinator produksi kerupuk kulit jeruk, Fitri mengungkapkan proses pembuatan kerupuk kulit jeruk pada tahap awal dilakukan pengeringan. Untuk menghilangkan rasa pahit, kulit jeruk sebelumnya direndam bersama air kapur sirih.

“Perbandingannya adalah 250 gram air kapur sirih dengan garam dan tepung tapioka banding  1 kg kulit jeruk agar rasa pahitnya dapat hilang dan aroma jeruk tetap ada,” ujarnya.

Penyedap rasa juga tidak mengambil dari bahan kimia namun menggunakan pulpy jeruk yang sudah dipisahkan dengan kulit jeruk. Tanpa adanya bahan kimia maupun pengawet, produk kulit kerupuk mampu membuat konsumen tetap sehat dan terpenuhi zat gizinya.

Produksi yang masih awal bagi masyarakat Dusun Princi juga masih mengandalkan pasar sebagai tempat membeli bahan baku.  Hanya saja, bahan baku utama yakni jeruk mengandalkan hasil panen warga sekitar.

“Bahan seperti tepung tapioka, garam, dan kapur sirih kami masih bergantung dengan pasar namun untuk jeruk kami ambil dari hasil panen warga,” jelas Fitri.

Produk kerupuk kulit jeruk hasil inovasi dari mahasiswa KKN BV Unair Surabaya tersebut saat ini masih dijual dari warung ke warung. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES