Peristiwa Daerah

Wayang Kulit Dalang Ki Seno Nugroho Meriahkan Puncak Milad ke-59 UAD

Senin, 20 Januari 2020 - 11:48 | 1.15m
Rektor UAD, Dr. Muchlas, MT seusai menyerahkan Wayang kulit kepada Dalang Ki Seno Nugroho di Kampus Utama UAD. (FOTO: Ahmad Tulung/TIMES Indonesia)
Rektor UAD, Dr. Muchlas, MT seusai menyerahkan Wayang kulit kepada Dalang Ki Seno Nugroho di Kampus Utama UAD. (FOTO: Ahmad Tulung/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Memperingati Milad yang ke-59 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar pentas wayang kulit. Pagelaran kali ini mengangkat lakon Wisanggeni Dadi Ratu yang akan dipandu oleh Dalang Ki Seno Nugroho dan menampilkan sinden Elisha Orcarus Allaso dan pelawak Sihono sebagai bintang tamu.

Dalam acara tersebut turut dihadiri oleh Penasihat Penggemar Wayang Kulit Ki Seno Nugroho (PWKS) GBPH Yudhaningrat, Mantan Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum, para Wakil Rektor UAD serta ratusan masyarakat dan komunitas penggemar PWKS dari berbagai daerah untuk menyaksikan dan memeriahkan acara yang terpusat di Kampus Utama UAD Ring Road selatan Yogyakarta pada Sabtu malam (18/1/2020)

Rektor UAD, Dr. Muchlas, MT mengatakan sekarang ini semua perguruan tinggi seluruh di dunia, generasinya sudah generasi post milenial yakni, generasi sehat yang tipikalnya adalah generasi yang digital native yang cendrung memiliki kebiasaan bersosial media kuat tapi juga basisnya grafis, yakni komunikasi grafis melalui Instagram atau Youtube.

“Jadi ini satu hal yang harus diperhatikan oleh dunia pendidikan kita, bahwa karakter generasi milenial seperti itu perlu penyesuaian baik dalam komunikasi-komunikasi kesehatan maupun di dalam seluruh landscape pendidikan, kata Muchlas kepada Wartawan disela pentas Wayang Kulit di Kampus Utama UAD.

Muchlas-2.jpg

Untuk itu, perlu dilakukan pembaruan pendidikan di mana aspek- aspek filosofis juga harus berbasis kepada teknologi masa kini. Di Era industri 4.0 ini, filosofi pendidikan harus ditambah dengan apa yang kita sebut sebagai connectivism.

Filosofi ini merupakan strategi baru yang harus kita terapkan di lingkungan pendidikan, dimana sifat pengetahuan itu nolic growht, materi-materi pembelajaran itu tumbuh, ungkapnya

Menurutnya, mahasiswa tidak bisa lagi diajari dengan pengetahuan yang diberikan oleh guru yang tidak tumbuh, tapi tumbuh maksudnya adalah mereka bisa sharing informasi sehingga ketika satu waktu tertentu pelajaran itu selesai, sudah otomatis apa yang semua diberikan oleh dosen pada akhirnya tumbuh dengan sendirinya, karena bisa melakukan sharing pengetahuan dan seterusnya.

Jadi ini juga tantangan-tantangan baru yang harus kita tata di lingkungan perguruan tinggi. menghadapi era milenial seperti ini, atau post milenial yang lebih dahsyat ini adalah kita harus melakukan reformasi dari hulu sampai Hilir. Hulunya adalah filosofi yang ada kaitannya dengan metodologi dan hal-hal teknis yang berkaitan dengan komunikasi, Jelas Muchlas

Senada dengan hal tersebut, Muchlas menyampaikan pagelaran wayang kulit ini sebagai salah satu cara untuk melestarikan budaya. Cerita atau lakon wayang dari dulu sama, tapi ada satu strategi komunikasi baru yang harus diterapkan melalui modifikasi-modifikasi dari sisi entertainernya yaitu dengan menggunakan pendekatan-pendekatan teknologi.

“Pementasan wayang kulit Ki Seno Nugroho beberapa tahun terakhir ini telah menggunakan multimedia. Terjadi interaksi dengan penggemar secara langsung maupun lewat teknologi, Kalau tidak bisa nonton langsung ya lewat live streaming, chanel youtube, Dalang Ki Seno Streaming atau Dalang Seno Chanel, jadi mereka selalu ada backup teknologi dari sisi penampilan budayanya saja," kata Muchlas Rektor UAD yang juga sebagai anggota kehormatan sekaligus pembina PWKS. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES