Ekonomi

Manfaatkan Lahan Ponpes, Santri di Gresik Diajak Budidaya Melon

Senin, 20 Januari 2020 - 10:35 | 434.53k
Pengasuh ponpes Nafisul Atok saat meninjau tanaman melon siap panen. (FOTO: Akmal/TIMES Indonesia)
Pengasuh ponpes Nafisul Atok saat meninjau tanaman melon siap panen. (FOTO: Akmal/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, GRESIK – Memanfaatkan lahan konsong yang berada di samping pondok pesantren, santri Ponpes Nurul Ihsan, Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mengembangkan budidaya tanaman melon

Meski baru pertama kali mencoba, hasilnya diprediksi sangat memuaskan, sebab dalam satu pohon, berisi dua hingga tiga buah melon, padahal lazimnya satu tanaman hanya berisi satu buah.

Di lahan setengah hektare itu, para santri berhasil mengembangkan berbagai macam jenis melon dengan teknik budidaya modern sehingga hasilnya memuaskan.

Nafisul-Atok-2.jpg

Pengasuh Ponpes Nurul Ihsan Jazilus Sahok melalui Nafisul Atok yang juga pengasuh Ponpes Mambaul Ihsan mengatakan jika, budidaya yang dilakukan para santri ini dalam rangka memberikan ilmu budidaya tanaman, sehingga ketika sudah lulus dari pondok, santri sudah bisa mengaplikasikan.

"Jadi daripada ada lahan kosong sebelah pondok yang diasuh adik saya (Gus Sahok), santri membudidayakan tanaman melon. Hasilnya memuaskan, satu tanaman bisa ada dua hingga tiga buah. Hal ini karena teknik stek yang bagus," kata Gus Atok, panggilan akrabnya, Senin (20/1/2020).

Gus Atok menambahkan, budidaya melon ini awalnya hanya mencoba karena ada lahan pondok yang kosong, kemudian ia berinisiatif untuk mengembangkan usaha pondok pesantren bidang perkebunan.

Dengan didampingi oleh pembudidaya melon profesional, sejak tiga bulan lalu, Gus Atok bersama santrinya memulai untuk menanam bibit melon. Dengan model perkebunan modern akhirnya membuahkan hasil maksimal.

Nafisul-Atok-3.jpg

"Ini yang digunakan teknik pertanian modern. Selain penyiraman dan pemumukan ekstra, juga dilakukan teknis stek dan pemotongan, sehingga satu tanaman bisa berbuah dua hingga tiga bahkan bisa lebih, ini yang membuat beda, awal bulan depan mulai bisa dipanen," ungkapnya.

Budidaya melon dengan teknik seperti ini, ungkap Gus Atok belum banyak dilakukan oleh petani, padahal jika dilakukan secara serius bisa sangat menguntungkan.

Dalam setengah hektare lahan yang dikelola, dibutuhkan modal Rp 40 Juta, hal itu untuk biaya pembibitan, penyiraman, perawatan mulai dari masa tanam hingga pasca panen tiba.

"Keuntungannya bisa hingga tiga kali lipat, jadi sangat cocok apalagi untuk bisnis bidang pertanian sangat menjanjikan, tentunya dengan teknik pertanian melon modern," ujarnya, saat mendampingi santri di Ponpes Nurul Ihsan Gresik saat melihat budidaya melon. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Gresik

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES