Gaya Hidup

Sejak 1978, Sanggar GAS di Bondowoso Ajarkan Musik Tradisional untuk Pemuda

Minggu, 19 Januari 2020 - 20:04 | 155.84k
Anggota Sanggar GAS yang terdiri dari anak muda, terlihat antusias belajar alat musik tradisional (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).
Anggota Sanggar GAS yang terdiri dari anak muda, terlihat antusias belajar alat musik tradisional (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Sebuah sanggar budaya, Grup Apresiasi Seni (Sanggar GAS), di Kabupaten Bondowoso Jawa Timur, sudah 42 tahun bergerak mempertahan seni kebudayaan lokal.

Sanggar yang berlokasi di Curahdami Kabupaten Bondowoso ini, sejak kelahirannya getol mengenalkan dan mendidik pemuda, akan pentingnya mempelajari serta mempertahankan kebudayaan daerah. Baik drama, musik tradisional dan lain-lain.

Sanggar GAS, berdiri 10 November 1978. Sanggar ini merupakan yang tertua di Bondowoso, dengan basic teater atau seni peran.

Informasi yang dihimpun, sanggar ini sering menampilkan pertunjukan yang menceritakan berbagai kisah daerah, londrok dan ketoprak. Seperti Singo Ulung, Kisah Pembabat Bondowoso Ki Ronggo, Gerbong Maut, batu Solor dan cerita sejarah yang lekat dengan Bondowoso.

Anak muda dari berbagai kalangan ikut bergabung di sanggar ini. Mulai mahasiswa, klub motor, siswa, para dancer dan sejumlah komunitas lainnya.

Ketua sanggar GAS, Junaidi mengatakan, bahwa semua murid wajib mengetahui musik dan seni tradisional. Namun, tetap boleh mempelajari hal modern tapi tak boleh terlalu larut.

"Sebelum tradisi modern pasti ada tradisi tradisional. Terutama anak-anak muda  sekarang itu, ayok sama-sama kita bersama melestarikan. Tetap mencintai seni tradisional,” imbaunya.

Indris, salah satu anggoa GAS mengatakan, bahwa sanggar ini sangat menarik dan bermanfaat, serta banyak mengajarkan kebudayaan dan kearifan lokal.

“Ada seni kentrung, Singo Ulung, Topeng Konah, dan banyak lagi yang lainnya. Untuk generasi selanjutnya, pemuda-pemudi, ayo ikut ke sini kita lestarikan budaya Bondowoso," ucap Mahasiswa IAIN ini.

Menurutnya, sudah banyak prestasi yang didapat oleh GAS. Bahkan shownya pun sampai keluar kota dan tingkat nasional . “Semua berkat jerih payah dan semangat semua anggota sanggar GAS,” sambungnya.

Sementara itu, Umi Kulsum, siswi kelas 11 MAN Bondowoso, mengaku sangat tertarik belajar alat musik tradisional dan teater di Sanggar GAS ini. “Untuk bergabung saya cukup datang dan ikut belajar. Setelah beberapa kali berlatih, peserta baru diharuskan melakukan pementasan dengan ditonton oleh orang tuanya sebagai syarat pelantikan untuk menjadi anggota GAS,” paparnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Bondowoso

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES