Peristiwa Daerah

Pulau Tabuhan Banyuwangi Disewa Asing, Pelaku Wisata Lokal Menunggu Kejelasan

Sabtu, 18 Januari 2020 - 09:06 | 335.08k
Perahu angkutan menuju pulau Tabuhan, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
Perahu angkutan menuju pulau Tabuhan, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, resmi menyewakan Pulau Tabuhan pada pihak asing, Paragon Group Singapore. Imbasnya, para pelaku wisata lokal resah, menunggu kejelasan nasib.

Para pelaku wisata lokal tersebut adalah masyarakat nelayan disepanjang pasisir pantai Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, yang selama ini melayani jasa angkutan perahu menuju pulau Tabuhan.

“Kami menunggu kejelasan, namun kami meminta, saat pulau Tabuhan dibangun, kapal pengantar tetap kapal milik nelayan,” ucap Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pesona Bahari, Grand Watu Dodol (GWD), Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Sabtu (18/1/2020).

Sebagai bentuk iktikad baik, dia berharap Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, bisa menjembatani adanya MoU antara pelaku wisata lokal dengan pihak Paragon Group Singapore. Khususnya untuk tetap melibatkan kapal nelayan untuk jasa penyeberangan menuju pulau Tabuhan.

Jika hal tersebut tidak dilakukan, Aziz khawatir para nelayan akan kehilangan sumber ekonomi. Disebutkan, di bawah naungan Pokdarwis Pesona Bahari saja, ada 40 kapal yang biasa melayani jasa transportasi laut menuju pulau Tabuhan.

“Padahal pulau Tabuhan itu ikon bagi kami, keberadaan pulau Tabuhan lah yang menggerakan sektor pariwisata di sini,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan nelayan yang tergabung dalam Pokdarwis Samudra Bhakti, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. Di situ terdapat 32 kapal yang biasa menjual jasa wisata ke pulau Tabuhan. Serta 100 lebih nelayan yang sehari-hari mengais rezeki disekitar pulau yang berada ditengah perairan selat Bali tersebut.

“Bicara pulau Tabuhan, bukan hanya bicara angkutan wisata, tapi pulau Tabuhan juga menjadi tempat utama nelayan pencari ikan hias, khususnya disaat cuaca buruk,” kata Ketua Pokdarwis Samudra Bhakti, Ikhwan Arief.

Disebutkan, untuk jasa penyeberangan menuju pulau Tabuhan, sekali jalan nelayan bisa mendapat bayaran Rp 500 ribu. Dan yang menjadi tanda Tanya besar, saat Paragon Group Singapore hadir, apakah manfaat yang akan diterima masyarakat lokal. Terutama dalam hal pendapatan atau kesejahteraan.

“Apalagi selama ini (Pokdarwis Samudera Bhakti), tidak pernah diajak komunikasi. Padahal kita yang paling dekat dengan pulau Tabuhan, juga kita yang mengawasi sampai hari ini, kita yang menanami cemara, mengusir beberapa orang yang mengambil pasir disana, melaporkan beberapa orang yang menebang pohon disana juga kita,” ungkap Ikhwan Arief.

Jika memang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), lanjutnya, nelayan dibawah naungan Pokdarwis Samudera Bhakti rela pendapatanya dikenakan pajak daerah. Namun dengan regulasi yang berlaku.

“Menurut saya, kebijakan Pemda bukan muncul dari atas, tapi dari bawah, sehingga tak akan terjadi pro kontra. Kedua, kebijakan itu harus berpihak 100 persen kepada masyarakat, kalau berpihak pasti masyarakat menerima,” cetusnya.

“Kalau pulau Tabuhan mau disewakan, silahkan, itu hak Pemda. Namun, jika sewa menyewa dapat mengurangi porsi ekonomi masyarakat selama ini yang didapat, itu tidak adil namanya, pemerintah yang baik, PAD meningkat, masyarakatnya sejahtera,” imbuh Ikhwan Arief.

Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Banyuwangi, Samsudin menegaskan, dalam pengembangan pulau Tabuhan, pihaknya bersama Paragon Group Singapore, akan mengedepankan komitmen lingkungan dan sosial. Jadi aka nada banyak manfaat yang akan didapat oleh masyarakat sekitar.

Termasuk kalangan nelayan yang biasanya melayani jasa penyeberangan menuju pulau Tabuhan.

“InsyaAllah banyak hal yang bisa kita dapatkan jika Paragon Group Singapore masuk Banyuwangi,” katanya.

Pulau Tabuhan memiliki luas 5,3 hektar. Yang disewakan hanya 4 hektar saja. Sedang sisanya tetap menjadi hak publik, atau terbuka untuk masyarakat.

“Kawasan publik ini yang nanti akan ditata lebih bagus dan dikelola oleh pemerintah daerah,” jelasnya.

Bahkan terkait transportasi laut menuju pulau Tabuhan, Samsudin mengatakan, sejak awal pihak investor telah meminta ke Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, untuk melibatkan masyarakat sekitar.

“Nanti ada 2 dermaga atau area sandar kapal. 1 khusus wilayah resort dan 1 lagi untuk ke kawasan umum,” cetusnya.

Seperti diketahui, Pulau Tabuhan, yang masuk wilayah administrasi Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, disewakan ke Paragon Group Singapore. Rencananya, pulau di tengah perairan selat Bali tersebut akan dikembangkan  menjadi destinasi wisata kelas dunia seperti di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES