Tekno

Ismail Fahmi dan Upaya Mempertahankan Demokrasi Lewat Drone Emprit

Senin, 16 Desember 2019 - 17:14 | 222.11k
Ismail Fahmi, penemu dan pengendali Drone Emprit (Foto: VICE)
Ismail Fahmi, penemu dan pengendali Drone Emprit (Foto: VICE)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dalam era di mana media sosial kerap diisi hoaks dan perang komentar, ternyata ada sosok yang mampu mempertahankan demokrasi dengan memaksimalkan teknologi. Dialah Ismail Fahmi, penemu dan pengendali Drone Emprit.

Dengan memanfaatkan big data, Ismail membawa sistem analisis Drone Emprit berjasa menjadi rujukan netral saat medsos diisi perang propaganda. Memantau pertempuran konstan dunia maya di Indonesia, Ismail Fahmi mendapat reputasi sebagai salah satu orang paling disegani buzzer berbagai kubu.

Berkat rekam jejak itu pula, dia secara tidak langsung mempertahankan demokrasi di Indonesia, hanya dari ruang kerja di bagian belakang rumahnya di sebuah kluster pinggiran Jakarta Selatan. 

Drone Emprit, sebuah sistem analisis sosial media berbasis big data temuannya berperan cukup penting dalam perang melawan disinformasi, terutama sesudah Pilpres 2014 di mana disinformasi pada media sosial menyebar sangat cepat, memicu polarisasi terbesar dalam sejarah konstelasi sosio-politik sejak Indonesia merdeka.

Tapi memantau lalu lintas informasi di medsos masih menjadi aktivitas yang paling disukainya. "Kalau lagi enggak ada seminar, meeting, atau ngasih kuliah biasanya saya cuma duduk di depan komputer saja. Memantau," ujarnya dalam wawancara dengan VICE.

Ismail menyelesaikan prototipe Drone Emprit pada 2010 di Belanda, usai menyelesaikan studi S3 di bidang Computational Linguistics - studi mengenai cara komputer bisa memahami bahasa manusia.  Prototipe itu sudah menggabungkan teknologi machine learning dan computational linguistics, tapi baru pada 2011 ia mengembangkannya agar bisa digunakan di semua media sosial. 

Aktif terjun menganalisis percakapan politik dunia maya adalah pilihan sadar pria kelahiran Bojonegoro 45 tahun lalu ini. Menurutnya, data tersebut penting untuk pendidikan publik. Dengan kaburnya asal serta persebaran hoaks di media massa, Ismail menyebut Drone Emprit bisa memberi analisis dengan memperlihatkan citra percakapan media sosial dari atas, mirip cara kerja drone.

"Saya sih simpel. Ketika ada sesuatu yang enggak benar, dituduhkan ke kehidupan orang ya, bongkar aja. Simply seperti itu," imbuhnya.

Media sosial saat ini jamak diwarnai penggunaan akun robot. Dari awalnya digunakan untuk kepentingan bisnis terutama mempromosikan produk, akun bot segera merambah dunia politik praktis - dikerahkan untuk menaikkan suatu isu di media sosial, semata demi kepentingan politik yang tanpa disadari membantu polarisasi dan menggiring opini publik.

Selain itu, masih ada buzzer yang dinilai lebih organik dalam memantik suatu percakapan. Penggunaan buzzer dinilai masih efektif untuk menggiring opini publik, menekan pihak yang berseberangan, dan mengalihkan suatu isu. Lewat analisa Drone Emprit, akun bot dan buzzer itu bisa dipetakan.

Namun Ismail mengisyaratkan Drone Emprit masih jauh dari sempurna, terutama karena masih sulitnya menginfiltrasi WhatsApp grup yang disebut sebagai dark social di mana percakapan bersifat tertutup namun memiliki dampak besar dalam persebaran (dis)informasi. Sistem itulah yang saat ini masih dikembangkannya.

Selain itu, ada pula sistem analisis berbasis suatu isu yang lebih rumit. Kategorinya meliputi pendidikan, pangan, keamanan, ekonomi dan lain-lain. Volume data yang masuk tentu sangat besar, sehingga masih harus dikoreksi oleh tenaga manusia agar hasilnya akurat.

Namun dari semua itu, Ismail Fahmi sadar bahwa diskursus publik kini dikuasai percakapan media sosial yang dikuasai bot dan buzzer, yang pada akhirnya justru berbahaya buat demokrasi itu sendiri. Di sinilah, Drone Emprit hadir dalam upayanya mempertahankan demokrasi. Semoga ... (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Dhian Mega
Sumber : Vice

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES