Peristiwa Daerah

Jiwan Garden Bu'at Tamparan Keras Bagi Pemerintah Kabupaten TTS

Sabtu, 14 Desember 2019 - 13:38 | 337.76k
Jiwan Garden Bu'at, dengan ribuan  balon berwarna-warni. (Foto: Istimewa)
Jiwan Garden Bu'at, dengan ribuan balon berwarna-warni. (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, KUPANG – Beberapa hari terakhir warga Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dibuat heboh dengan kehadiran Jiwan Garden, berupa ribuan balon berwarna-warni di kawasan hutan sekitar tempat wisata alam Bu'at, Desa Noinbila, Kecamatan Molo Selatan.  

Ribuan balon warna-warni itu merupakan ide kreatif dari seorang pemuda asal Kabupaten Kupang, Jiwan Saduk yang sebelumnya sukses menghadirkan taman bunga matahari di Kabupaten Kupang. 

Namun rupanya  ide Jiwan Saduk menghadirkan wisata dengan nuansa baru yang disebut Jiwan Garden, mendapat banyak kritikan bahkan penolakan dari pemerintah Kabupaten TTS. Terbukti dengan ditutupnya tempat tersebut  pada Kamis 12 Desember 2019. Padahal tempat tersebut baru dibuka satu hari saja namun sudah menjadi bahan perbincangan di media sosial. 

Area hutan yang dihiasi beribu balon tersebut dibuka oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten TTS, Relygius Usfunan. Egi sapaan akrabnya saat dikonfirmasi di Kupang, Jumat (13/12) terkait penutupan Jiwan Garden mengatakan bahwa pemerintah seperti kebakaran jenggot. 

Menurutnya, seharusnya pemerintah merasa malu karena seorang pemuda mampu melakukan kreasi menghadirkan nuansa baru yang mengundang banyak wisatawan untuk berkunjung. 

"Ini tamparan keras bagi pemerintah dari seorang pemuda yang kreatif bahwa harusnya pemerintah juga kreatif dalam membangun pariwisata bukan hanya kegiatan-kegiatan rutinitas saja tapi harus ada daya lebih, upaya lebih dalam memajukan pariwisata," ujar politisi partai PKB itu. 

Ia menilai bahwa pemerintah terlalu menutup diri dan tidak memberi ruang bagi masyarakat untuk berkreasi. Ia mengatakan bahwa seharusnya pemerintah membuka diri untuk menerima setiap ide-ide kreatif untuk bisa digunakan dalam mengembangkan pariwisata di TTS. 

Penutupan tersebut lanjutnya, merupakan hak dari pemerintah daerah, namun tidak harus serta merta menutup Jiwans Garden tersebut. Pemerintah mestinya berkoordinasi untuk mendapatkan solusi yang tepat karena area tersebut hanya dihiasi balon dan belum tentu bertahan sampai berbulan-bulan. 

"Apakah pemerintah kebakaran jenggot? Seharusnya pemerintah membangun komunikasi yang baik, bagaimana langkah terbaik untuk mempertemukan anatara ide dan kebijakan. Toh, itu juga hanya balon belum tentu bertahan  sampai berbulan-bulan. Tapi nuansa baru itulah yang menunjukkan adanya pariwisata," tegasnya. 

Terkait pembangunan pariwisata di Kabupaten TTS, Egi menilai bahwa pemerintah belum mampu membangun pariwisata di TTS karena masih monoton dengan  pembangunan yang rutin. Pemerintah seperti hampa ide kreatif dalam membangun pariwisata, sehingga pemerintah harusnya membuka diri untuk menerima ide-ide kreatif guna membangun pariwisata di TTS

"Pemerintah harus bisa menerima ide-ide kreatif dari anak-anak muda atau siapa saja yang bisa digunakan dalam membangun pariwisata di TTS," ucap Egi yang ditemui disela-sela kegiatan Sekolah Legislator PKB Provinsi NTT. 

Ia juga menegaskan bahwa jika pemerintah tidak dapat menerima ide-ide kreatif apalagi menutup ruang kreasi bagi masyarakat, dirinya sebagai wakil rakyat akan melawan tindakan tersebut. 

"Kalau pemerintah sampai melarang orang berkreasi maka sebagai wakil rakyat kami akan tantangan karena itu adalah kreativitas masyarakat untuk membangun ekonomi," ucapnya. 

Hal yang sama juga disampaikan Melianus Bana, salah satu anggota DPRD Kabupaten TTS. Menurutnya, apa yang menjadi perbincangan saat ini, terkait Jiwan Garden hal itu merupakan bagian dari kreativitas kaum milenial yang akan mendongkrak daya saing dibidang pariwisata. 

Kendati demikian, perlu dikomunikasikan secara baik dengan  pemerintah setempat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti saat ini. 

"Saya di komisi II, saya dengan  penuh kreativitas dari anak-anak muda, tapi harus berkoordinasi dengan  pemerintah daerah. Walaupun lahan tersebut masih merupakan kewenangan pemerintah Provinsi," tandasnya. 

Walaupun tidak bertahan lama, namun kehadiran Jiwan Garden memberikan warna baru dan menjadi perbincangan dimedia sosial. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Kupang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES