Wisata

Jambore Kopi Banyuwangi, Jurus Jitu Kelola Agrowisata Kopi Daerah

Minggu, 08 Desember 2019 - 21:48 | 160.53k
Jamuan Ngopi Rame-rame (Jambore) Kopi Banyuwangi  di Lingkungan Suko, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. (Foto: Roghib Mabrur/TIMES Indonesia)
Jamuan Ngopi Rame-rame (Jambore) Kopi Banyuwangi di Lingkungan Suko, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. (Foto: Roghib Mabrur/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Jamuan Ngopi Rame-rame Kopi Banyuwangi (Jambore Kopi Banyuwangi) memasuki hari kedua. Bertempat di halaman depan Sekertariat Kelompok Tani Suka Maju di Lingkungan Suko, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, acara berlangsung khitmad dengan  membahas peningkatan sektor wisata berbasis agrowisata.

Sebelumnya, acara Jambore Kopi ini dilaksanakan selama dua hari, Sabtu-Minggu (7-8/12/2019) di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.

Dalam kesempatan ini, hadir Ketua Dewan Kopi Indonesia Anton Apriyantono (Menteri Pertanian Era Kabinet SBY), Kepala BAPPEBTI Yuli Edi Subagyo, Hadir juga sebagai narasumber, M. Syukri Machmud, Ketua umum ASATI (Asosiasi Sales Travel Indonesia), Khoirul Anwar, CEO Media TIMES Indonesia, Sekjend Pemuda Muslimin Indonesia Catur Arif Setiawan (Mbah Tjokro), dan Ketua PW Jatim Muhammad Arif (Vijay).

593434cd8a0004136ad22d3cc8f6d948.jpg

"Saya melihat sudah menjamur cafe-cafe di Banyuwangi dan artinya hasil produksi petani kopi disini bisa jadi salah satu kesempatan para petani untuk memenuhi kebutuhan kopi dari cafe-cafe tersebut," kata Syukri, Minggu (8/12/2019).

Syukri berharap agar desa Gombengsari dapat menciptakan wisata edukasi, agrowisata kopi, dengan maksud wisatawan dapat menikmati kopi secara langsung di kebun kopi, yang arah tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan para petani kopi.

Sepanjang jalan, masyarakat lingkungan Suko guyub berjejer diantara stand-stand kopi yang mereka jajakan. Tak hanya itu, adik-adik pelajar melakukan penyangraian tradisional secara bersama-sama.

bee2e99aa555c260f9c6ded91711b321.jpg

Ketua Kelompok Suka Maju Hj. Syafi'i menyatakan bahwa luas lahan kopi rakyat di lingkungan Suko 100 hektare, sedangkan luas lahan kopi anggota kelompok taninya sebanyak 30 hektare. Syafi'i mengeluhkan bahwa selama ini kesulitan para petani kopi adalah terkait ketidakpastian harga kopi di pasaran, sehingga mempengaruhi pendapatan para petani.

"Selama ini para petani kesulitan mendapatkan harga yang sesuai di pasaran, harapannya dengan adanya kegiatan ini dapat menjawab solusi permasalahan tersebut," ujarnya.

Tujuan diadakannya kegiatan Jambore Kopi Banyuwangi Tahun 2019, adalah untuk mempertemukan dan mengumpulkan para pelaku kopi mulai dari para petani kopi, pegiat kopi hingga pengusaha dan pebisnis kopi.

55a6e2c58a67cfe070f6197ab90806db.jpg

Selain itu, di akhir acara para narasumber dan pemangku kepentingan sepakat mendeklarasikan untuk menjadikan desa Gombengsari menjadi desa wisata kopi.

"Rakyat disini memiliki semangat yang tinggi dalam mengangkat kopi khas sini ke pasar nasional maupun Internasional," ucap Hayono Isman Ketua Kosgoro.

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia era orde baru itu menyatakan bahwa Kosgoro ke depan akan menjadi lobbies yang handal, dengan melobi Pemerintah, Kemendagri, dan Bupati Banyuwangi, dalam konteks pendeklarasian desa Gombengsari menjadi desa agrowisata kopi, sehingga Kosgoro menjadi lobbies penguatan bagi para petani kopi.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES