Kopi TIMES

Sensasi vs Persepsi

Minggu, 08 Desember 2019 - 11:47 | 3.78m
Tiraihana Tsaqifah Phaesaloka (Grafis: TIMES Indonesia)
Tiraihana Tsaqifah Phaesaloka (Grafis: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Bagi sebagian orang awam, sensasi adalah sesuatu yang bisa diartikan sebagai respon terhadap suatu penampilan yang dianggap wow. Bisa juga sensasi adalah sebuah ide ide menarik atau nyentrik yang kemudian menuai komentar negatif. Tetapi pada dasarnya, sensasi menurut Acep adalah tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi dalam bahasa Inggris berarti sensation, berasal dari kaca latin, sensatus, yang artinya dianugerahi dengan indra, atau intelek. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat, cahaya, bunyi, dan panas. Sebuah sensasi dipandang sebagai kandungan atau objek kesadaran puncak yang privat dan spontan (Dodi, dkk. 2013).

Sensasi merupakan proses menangkap stimulus dan tahap paling awal dalam penerimaan informasi. Contoh dari sensasi sendiri seperti, Cahaya yang masuk ke mata, bunyi/suara yang masuk ke dalam telinga, dsb. Di sisi lain,sensasi juga mempunyai macam-macam pengaruh terhadap individu antara lain; pertama, sensasi pada penglihatan, pendengaran perabaan, pengecapan, dan penciuman: Guna untuk mengetahui apakah alat indera itu masih berfungsi dengan baik atau tidak dalam menerima stimulus rangsangan. Jika alat indera kita masih baik maka dalam menerima rangsangan akan lebih efektif dan tidak timbul keraguan-keraguan sehingga dapat sinkron dengan alat pengolahan yaitu syaraf dan otak. Kedua, sensasi pada indera yang lain. Dengan demikian, faktor yang memengaruhi sensasi sendiri ialah penginderaan yang berasal dari manusia itu sendiri.  

Persepsi merupakan proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain presepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Selain itu, presepsi adalah salah satu factor yang membentuk sebuah kesadaran pada diri seseorang. Tingkat kesadaran seseorang bisa dilihat dari bagaimana presepsi sesorang terhadap obyek yang dipresepsikan, lebih mengarah  kepada positif atau negative. Persepsi dan sensasi dapat dipengaruhi oleh 2 faktor yakni faktor fungsional dan faktor structural.

     > Faktor Fungsional  : berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi disebut kerangka rujukan (frame of reference). Para psikolog menerapkan konsep ini untuk menjelaskan persepsi sosial. Dalam kegiatan komunikasi, kerangka rujukan mempengaruhi orang memberi makna pesan yang diterimanya. Kerangka rujukan sangat berguna untuk menganalisa interpretasi perseptual peristiwa yang dialami. Latar belakang pendidikan dan pengalaman memudahkan memahami pengertian atau istilah-istilah yang sesuai dengan latar belakang dan pengalamannya.

     > Faktor Structural :  berasal dari sifat stimulus fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Menurut teori Gestalt, bila kita mempersepsi sesuatu, kita mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan. Kita tidak melihat bagian-bagiannya, lalu menghimpunya. Jika ingin memahami suatu peristiwa, kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan. Untuk memahami seseorang, kita harus melihat dalam konteksnya, dalam lingkungannya,dan dalam masalah yang dihadapi.( Sukoco, 2004 ).

Presepsi juga dapat terjadi karena adanya objek yang dipresepsi, adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan presepsi, adanya indera yang berguna untuk menerima stimulus, serta adanya saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon. 

Menurut Walgito (2004) faktor-faktor yang berperan dalam prsepsi dapat dikemukakan beberapa factor,yaitu objek yang dipresepsi menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor, Alat indera syaraf dan susunan syaraf merupakan alat untuk menerima stimulus, dan perhatian untuk menyadari/dalam mengadakan presepsi diperlukan adanya perhatian. Faktor-faktor tersebut menjadikan presepsi individu berbeda satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempresepsi suatu objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Perbedaan itu dapat ditelusuri pada adanya perbedaan individu, kepribadian, sikap bahkan motivasi. 

Disamping itu, dampak Sensasi-Presepsi terhadap diri mempengaruhi setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia tersebut, dari tindakan itulah yang sering disebut sebagai bentuk dari keasadaran ( maindfulness ). Bishop, et al. (2004) menyatakan bahwa kesadaran penuh memiliki dua komponen. Komponen pertama, keadaan sadar terjaga dan perhatian yaitu bahwa mindfulness dimulai ketika keadaan sadar terjaga dibawa kepada pengalaman saat diobservasi dan diperhatikan perubahan pemikiran, perasaan, dan sensasi sehingga mindfulness merupakan pengalaman langsung peristiwa yang terjadi diantara tubuh dan pikiran. Kedua, penerimaan terjadi ketika individu hanya memperhatikan setiap pemikiran,  perasaan, dan sensasi sebagai pengalaman terbuka akan realitas saat ini yang muncul dalam arus kesadaran. 

Mindfulness didasari oleh meningkatnya keadaan sadar terjaga yang terus menerus memonitor keadaan diri dan lingkungan luar dan adanya perhatian yang memusat sehingga menghasilkan kesadaran penuh akan pengalamanya secara lebih terbuka. ( Brown dan Ryan, 2003 ). Akan tetapi setiap pengalaman yang diperoleh individu tidak sama, maka dalam mempresepsi sesuatu stimulus, hasil presepsi mungkin akan berbeda antar individu yang satu dengan yang lain. Dengan demikian, proses terbentuknya presepsi ini terjadi karena adanya sensasi yang diterima dalam diri seseorang, namun presepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya sehingga antar sensasi dan presepsi mereka saling berkaitan. (*)

*)Penulis adalah Tiraihana Tsaqifah Phaesaloka, Mahasiwa Psikologi, Risalah Artikel ilmiah Biopsikologi, Universitas Brawijaya Malang

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES