Kopi TIMES

Tergerusnya Nilai-Nilai Pancasila pada Generasi Milenial

Sabtu, 07 Desember 2019 - 07:28 | 1.06m
Evita Syari Ifayanti, (Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Publik), Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), Universitas Islam Malang (Unisma)
Evita Syari Ifayanti, (Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Publik), Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), Universitas Islam Malang (Unisma)

TIMESINDONESIA, MALANGPANCASILA adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia guna memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Seiring dengan perkembangan zaman di tengah arus Globalisasi yang disertai perkembangan teknologi yang tinggi. Globalisasi diartikan sebagai proses peningkatan kesalingtergantungan masyarakat dunia yang ditandai oleh kesenjangan tingkat kehidupan antara masyarakat industri dan masyarakat dunia ketiga (Anthony Giddens: 1989). 

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Pada generasi milenial saat ini yang lebih akrab dikenal dengan teknologi dan media sosial. Selain itu, generasi milenial sangat lebih terbuka dengan pemikirannya, maka mereka juga dengan mudah mengadopsi nilai sosial yang lebih berprilaku modern. Untuk memperkokoh mental berbangsa yang berkebudayaan Indonesia, generasi milenial sebagai generasi pemegang masa depan bangsa Indonesia perlu memahami dan mengamalkan nilai-nilai dasar Pancasila.

Sila pertama, Ketuhanan yang maha Esa. Makna sila satu adalah dalam pelaksanaan di setiap kegiatan yang kita lakukan wajib dilandasi oleh iman dan ketaqwaan. Didalam kehidupan masyarakat Indonesia juga telah berkembang berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama dan kepercayaan akan mendidik kita semua untuk saling menghormati antar sesama anggota masyarakat.

Sila kedua. Kemanusiaan yang adil dan beradab. Hidup manusia tidak lepas dari hubungan dengan manusia lain, tanpa berhubungan ataupun bermasyarakat manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Dengan ini pula manusia disebut dengan makhluk sosial. Dalam sila ini, bangsa Indonesia mengutarakan pentingnya memandang persamaan manusia, seperti persamaan hakikat, martabat, hak, dan kewajiban. Utamanya dalam menggunakan hak asasi manusia.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Sila ketiga. Persatuan Indonesia. Jika kita lihat pada semboyan bangsa Indonesia “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua”  bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki banyak sekali budaya,suku,bahasa yang beraneka dan sebagaimana mestinya hal tersebut harus  dapat bersatu dengan adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika. Saling menghargai dan menghormati adalah kunci sukses dari menjaga persatuan di Indonesia. Dalam memersatukan Indonesia peran generasi muda juga sangat berpengaruh. Pada sila ini ditanamkan nilai-nilai kesatuan dalam berbangsa.

Sila Keempat. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Sejak dahulu masyarakat Indonesia telah mengenal sistem bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah-masalah utamanya yang menyangkut kepentingan bersama. Kepentingan pribadi akan dikalahkan, bila bertentangan dengan kepentingan umum. Kebebasan dijamin sesuai dengan mufakat. Segala sesuatu diambil secara musyawarah untuk mencapai mufakat.

Sila kelima. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial juga berarti bersifat adil bagi setiap hubungan masyarakat. Bersikap adil juga diartikan apabila setiap warga negara dapat menikmati hasil yang sesuai dengan fungsi dan peranannya dalam masyarakat. Dapat dikatakan pula sila keadilan sosial ini dapat melandasi upaya terciptanya pemerataan rasa keadilan untuk kesejahteraan bersama.

Singkatnya, sila-sila Pancasila saling berkaitan dengan sila lainnya. Dengan memandang Pancasila sebagai satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dalam menjalani kehidupan berbangsa maka seharusnya kita menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila yang seutuh-utuhnya.

Permasalahannya adalah jika generasi milenial tidak ikut serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila seutuhnya, kemungkinan yang terjadi adalah Indonesia ke depan akan mudah dijajah oleh kebudayaan luar yang bertentangan dengan budaya dan nilai Pancasila, rentan akan perpecahan, akrab dengan ketidakadilan dan kejujuran. Generasi milenial yang tidak dapat mengamalkan nilai pancasila dengan baik akan mengakibatkan krisis makna pandangan hidup berbangsa dan bernegara yang sesuai cita-cita bangsa Indonesia terdahulu.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Kita sebagai generasi muda harus yakin bahwa Pancasila mampu menyatukan seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita harus bangga memiliki dasar negara yang kuat. Kita harus dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus memiliki sikap menghargai perbedaan seperti dalam perumusan Pancasila. Kita harus menyadari bahwa negara kita terdiri atas beragam suku bangsa. Setiap suku Bangsa memiliki ragam budaya yang berbeda. Perbedaan suku bangsa dan budaya bukan menjadi penghalang untuk bersatu. Tetapi, justru perbedaan itu akan menjadikan persatuan negara kita yang kuat seperti Pancasila.

Jika kita memahami nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila tersebut, maka kita dikategorikan sebagai negara yang beruntung memiliki pancasila sebagai ideologi bangsa, Namun seiring dengan perkembangan zaman yang modern ini, masyarakat Indonesia terkhususnya generasi muda lupa untuk memegang teguh pancasila. Maka dari itu, pengamalan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila perlu ditanamkan kembali, melalui penguatan pendidikan pancasila di sekolah maupun ditengah-tengah keluarga yang menjadi sarana dalam usaha untuk mengerti, memahami serta mendalami makna pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia juga mengamalkan pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat sesuai dengan cita-cita bangsa yang tertera pada UUD 1945.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Evita Syari Ifayanti, (Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Publik), Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), Universitas Islam Malang (Unisma)

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES