Peristiwa Daerah

BPBD Kota Malang: 201 Bencana Terjang Kota Malang Sepanjang 2019

Rabu, 04 Desember 2019 - 21:00 | 33.11k
Ilustrasi bencana angin kencang. (Foto: Tribunnews.com)
Ilustrasi bencana angin kencang. (Foto: Tribunnews.com)

TIMESINDONESIA, MALANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Malang (BPBD Kota Malang) mencatat sebanyak 201 bencana menerjang Kota Malang sepanjang tahun 2019 terhitung hingga November atau 11 bulan.

Angka itu, menurut Analis Bencana BPBD Kota Malang Mahfuzi, mengalami kenaikan 4 persen dibanding tahun 2018 lalu. Tahun 2018 hingga November 2018, tercatat sebanyak 193 kasus bencana.

“Benar ada kenaikan sedikit, yang paling terasa (signifikan) adalah kebakaran, genangan air dan angin kencang,” katanya seperti keterangan tertulis yang diterima TIMES Indonesia, Rabu (4/12/19).

Ia membeberkan bahwa tahun 2019, bencana tanah longsor tercatat 42 kasus dari 45 kasus di 2018. Banjir atau genangan air ada 12 kasus dibanding 5 kasus di 2018. Kebakaran menjadi 86 kasus dari 68 kasus di 2018.

Sementara, angin kencang naik cukup tinggi, yakni dari 9 kasus di 2018 menjadi 22 kejadian di 2019. Kejadian pohon tumbang tercatat 20 kali dibanding 46 kasus di tahun 2018. Gempa hanya 2 kali dan kejadian non alam sama-sama tercatat 17 kali.

“Jika kita perhatikan, bencana hidrometeorologi menjadi yang teratas. Seperti tanah longsor, banjir hingga angin kencang. Ini harus jadi perhatian kita bersama,” ungkapnya.

Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) PB BPBD Kota Malang telah melakukan perhitungan kerusakan dan kerugian akibat bencana. Pusdalops menyebut hingga Nopember 2019, tercatat kerugian sebesar Rp. 10.792.047.300, atau naik 62 persen dari tahun lalu yang sebesar Rp. 6.658.146.850.

Ia menjelaskan, kejadian bencana bulan November terdapat 17 kasus bencana yang terdiri atas 1 kali tanah longsor, 2 kasus banjir (genangan air), 6 kasus kebakaran, 5 kasus angin kencang, 2 kasus pohon tumbang dan 1 kali kejadian non alam.

“Kejadian terakhir tanah longsor ada di wilayah Sukun Gang VII semalam, sedangkan kejadian non alamnya adalah ambruknya rumah Ibu Siami akibat lapuknya konstruksi rumah beliau,” terang Mahfuzi.

Dari 17 kasus tersebut, 5 kejadian berada di wilayah Kecamatan Sukun. Lowokwaru dan Kedungkandang masing-masing 4 kasus, Blimbing 3 kasus dan Klojen tercatat hanya 1 kasus.

Hingga kini BPBD Kota Malang terus berupaya untuk memberikan pemahaman dan informasi kebencanaan kepada seluruh unsur masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan dasar mitigasi agar dapat menekan risiko bencana yang berujung pada berkurangnya nilai kerusakan dan kerugian.

Tahun ini saja, di Kota Malang ada 34 warga mengungsi dan 15 orang luka. 2018 lalu bahkan ada yang jadi korban bencana tertimpa pohon tumbang. "Kami berharap angka ini dapat ditekan serendah mungkin. Utamakan kewaspadaan saat angin kencang, menjauh dari lokasi longsor dan bersihkan saluran air jelang musim hujan ini,” tutur Analis Bencana BPBD Kota Malang itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES