Peristiwa Daerah

Ketua Lesbumi Ungkap Fakta Gajah Mada sebagai Putra Lamongan

Rabu, 04 Desember 2019 - 17:37 | 82.99k
Peserta Seminar Sejarah PU Gajah Mada Putra Lamongan di Pendopo Lokatantra, Lamongan, Rabu (4/12/2019). (FOTO: Humas Pemkab Lamongan for TIMES Indonesia)
Peserta Seminar Sejarah PU Gajah Mada Putra Lamongan di Pendopo Lokatantra, Lamongan, Rabu (4/12/2019). (FOTO: Humas Pemkab Lamongan for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PBNU, Agus Sunyoto, mengungkap fakta-fakta baru tentang Gajah Mada yang disebut-sebut sebagai putra Lamongan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukannya, Agus menyebut bahwa aturan hukum Kerajaan Majapahit dibuat dari pemikiran Gajah Mada. 

Bahkan hal-hal terkait Gajah Mada telah dirangkum oleh Agus ke dalam sebuah buku yang berjudul PU Gajah Mada Putra Lamongan.

Agus menjelaskan, Gajah Mada yang membuat berbagai norma hukum di era Majapahit. Mulai dari hukum ekonomi pasar, hukuman bagi yang melakukan perzinahan, hingga aturan hukum perlindungan terhadap kaum perempuan.

Bahkan kata Agus, Gajah Mada membuat aturan dengan sangat detail, mulai dari hukum perdagangan, yakni bagi penjual yang melakukan kecurangan akan mendapat hukuman setimpal. Selain itu juga ada hukuman bagi yang melakukan zina, dan hukuman berat terhadap pelecehan seksual.

"Perlindungan terhadap perempuan di masa Gajah Mada luar biasa tingginya, hingga pelaku pemerkosa di hukum mati,” kata Agus, saat hadir sebagai pembicara dalam Seminar Sejarah PU Gajah Mada Putra Lamongan di Pendopo Lokatantra, Rabu (4/12/2019).

Sementara itu Bupati Lamongan, Fadeli berharap penuh agar fakta dibalik sejarah Gajah Mada yang selama ini banyak ditulis bisa terungkap di kemudian hari. 

“Upaya menyakinkan bahwa Gajah Mada putra Lamongan tidak boleh berhenti sampai seminar ini saja," katanya. 

Untuk diketahui, fakta Gajah Mada lahir di Lamongan dengan nama kecil Joko Modo ditunjukkanya dengan adanya makam ibundanya, Nyi Andong Sari di Dusun Cancing Desa Sendangrejo Kecamatan Ngimbang.

Kemudian adanya Situs Sitinggil di Desa Mojorejo Kecamatan Modo yang diyakni tempat Joko Modo melakukan ritual ibadah. Serta adanya Prasasti Biluluk yang menegaskan arti penting dna strategis Lamongan di masa lalu.

Fadeli berharap fakta siapa sebenarnya Gajah Mada, terutama semangatnya, dari orang berkasta rendah hingga menjadi menteri besar agar dipahami oleh generasi muda saat ini.

"Sampaikan kepada masyarakat siapa sebenarnya Gajah Mada, anak-anak Lamongan harus bangga dengan Lamongan yang memiliki arti penting dan strategis di masa Airlangga dan Majapahit," ujar Fadeli. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Lamongan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES