Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Krisis Nilai Pancasila Menjatuhkan Moral Generasi Bangsa

Rabu, 04 Desember 2019 - 01:55 | 264.11k
Devi Anggraini, Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), Universitas Islam Malang (Unisma)
Devi Anggraini, Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), Universitas Islam Malang (Unisma)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANGPANCASILA adalah landasan ideologi untuk bangsa Indonesia. Dimana aspek kehidupan yang dijalankan oleh masyarakat berpegang teguh pada nilai-nilai yang tertera pada Pancasila. Sudah menjadi kesepakatan bersama bagi bangsa Indonesia yang mementingkan semua komponen dari Sabang sampai Merauke. Tidak ada perbedaan dalam semua ras, suku, agama di Indonesia. Semua menjadi satu padu dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Dalam konteks kewarganegaraan, patutnya kita sebagai warga negara Indonesia harus berbangga akan adanya Pancasila dalam bangsa Indonesia. Tanpa adanya nilai-nilai yang tertera pada Pancasila, Indonesia tidak akan bisa berintegrasi antara satu dengan yang lain dengan banyaknya jenis perbedaan. Didukung lagi maraknya teknologi yang kian modern mulai menggerogoti kaum muda penerus bangsa. Saling bergaya hidup modern menjadikan pemuda lupa akan nilai Pancasila. Ketika semua mulai menyimpang dari nilai Pancasila bukan Indonesia yang kita lihat, tetapi para generasi buruk yang kian lama akan memecah belah bangsanya sendiri. Kondisi negara sudah mulai kritis.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Tak bisa dipungkiri, Indonesia yang sudah mulai menua juga sangat membutuhkan generasi bangsa yang siap membawa maju Indonesia. Namun, konflik bangsa pun kini semakin marak terjadinya. Banyak terjadi penyimpangan dari nilai Pancasila. Yang kini banyak terjadi yaitu mengenai konflik sosial, dimana konflik ini muncul karena banyaknya kelompok radikal yang berbasis agama mulai muncul. Dimana setiap kelompok agama saling adu gagasan mengenai hal-hal agama mana yang benar dan yang tidak patut untuk dicontoh. Sehingga tiap-tiap kelompok sekarang ini tidak saling menghargai pendapat yang berbeda, justru saling tuding yang mana tidak menemukan titik penyelesaian.

Bahkan tidak hanya permasalahan agama saja, kini dunia politik juga sudah mulai memunculkan sikap apatisnya. Para elite politik menunjukkan kepentingan golongan masih mendominasi daripada menjaga keutuhan hubungan sosial masyarakat. Dari sini dapat dilihat, bahwa politik hanya terfokus pada kepentingan pribadi mereka yang mana untuk mengangkat derajat kelompok mereka. Beberapa yang dilakukan untuk menarik simpati masyarakat hanya dilakukan untuk formalitas semata.

 Tak sebatas konflik sosial saja yang mampu memudarkan Pancasila, tetapi globalisasi juga turut andil melebur secara tidak langsung. Pemuda Indonesia semakin diserang oleh gaya hidup konsumtif, hedonis, dan juga individual. Karena pada arus globalisasi, masyarakat dituntut untuk cakap dalam teknologi yang modern dan gaya hidup dari zaman ke zaman yang semakin hedonis. Mereka lebih aktif di sosial media, mencari serba-serbi gaya hidup kekinian, dan menghiraukan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Hal-hal seperti inilah sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai dalam Pancasila yang patutnya harus dihindari. Jika diteruskan pasti akan menjadikan generasi muda bangsa Indonesia semakin mengalami keterpurukan.

Maka dari itulah, peran pemerintah dan para senior terdahulu sangat dibutuhkan dalam penerapan kembali nilai-nilai Pancasila yang sudah mulai hilang itu, khususnya kepada kalangan pelajar dan mahasiswa yang terdidik. Empat pilar bangsa yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI serta Bhinneka Tunggal Ika harus menjadi pegangan para pemuda agar tidak terbawa arus liberalisme dan radikalisme. Hal penting yang harus dilakukan dahulu adalah kesadaran dalam diri kita masing-masing. Sepatutnya kita sadar harus berpegang teguh pada identitas kita sebagai warga negara Indonesia, apa kita memang mau merusak identitas bangsa yang mana juga merusak kita sendiri. Kemudian dari pihak pemerintah juga dapat melakukan pembinaan Pancasila melalui karang taruna dan juga perkumpulan pemuda tiap daerah. Dan dari kalangan pendidikan dilakukan dengan mengadakan seminar kebangsaan atau pameran bertemakan kebangsaan yang mana nantinya diharap pelajar atau mahasiswa selalu mengedepankan nilai-nilai Pancasila dalam menjalankan kehidupan sehari-hari di lingkungannya. Jadilah bangsa yang mampu membanggakan negara Indonesia di ranah dalam maupun luar negara.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Devi Anggraini, Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), Universitas Islam Malang (Unisma)

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES