Peristiwa Daerah

Ketua YKPTI Banyuwangi: Anak Berkebutuhan Khusus Harus Dapat Pelayanan yang Sama

Selasa, 03 Desember 2019 - 17:42 | 153.73k
Pemkab Banyuwangi Menggelar Festival Kita Bisa di Pendopo Sabha Swagata Blambangan (Foto : Roghib Mabrur/Times Indonesia)
Pemkab Banyuwangi Menggelar Festival Kita Bisa di Pendopo Sabha Swagata Blambangan (Foto : Roghib Mabrur/Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Lebih dari 1.700 anak berkebutuhan khusus (ABK) berkumpul dan menampilkan sejumlah bakat dan keahlian seperti drama kolosal, tari tradisional, musik, pantomin dan sebagainya, di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi, dalam kegiatan bertajuk Festival Kita Bisa. Mereka berkumpul dalam rangka mengkampanyekan hak-hak anak berkebutuhan khusus bahwa mereka berhak memiliki perlakuan sama dengan anak pada umumnya.

Ketua Yayasan Kesejahteraan dan Pendidikan Tuna Indera Indonesia (YKPTI) Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas menyatakan bahwa sesuai pesan dari Mendikbud RI Nadiem Makarim bahwa tugas guru adalah tugas yang paling mulia, dan sekaligus tugas yang paling sulit. Oleh karena itu harus diberikan kasih sayang terbaik kepada anak-anak didik.

Festival-Kita-Bisa-2.jpg

"Saya berharap anak-anak berkebutuhan khusus ini selalu mendapatkan fasilitas pendidikan dan pelayanan kesehatan yang sama dengan anak-anak yang lain," ujar Dani Azwar Anas, Selasa (3/12/2019).

Dani Azwar Anas juga menyampaikan bahwa pihaknya terus mendorong para ABK untuk percaya diri mencetak prestasi di segala bidang.

Festival Kita Bisa diikuti berbagai sekolah luar biasa yang ada di Kabupaten Banyuwangi, dari TKLB hingga SMALB berpartisipasi unjuk kebolehan potensi yang mereka miliki, meskipun memiliki keterbatasan, tak ubahnya anak-anak normal lainnya, mereka malah lebih piawai dalam menunjukkan bakatnya.

Anak-anak berkebutuhan khusus dari kategori sekolah ABCD yang artinya A golongan dari Tuna Netra, B golongan dari Tuna Rungu, C golongan Tuna Grahita dan D golongan dari Tuna Daksa.

Festival-Kita-Bisa-3.jpg

Salah satu ABK bernama Zia Datul Fariha (10) kelas 3 SDLB ABCD Kalipuro menampilkan tari Gandrung yang ia gemari sejak sekolah taman kanak-kanak.

"Saya suka menari, apalagi tari khas Banyuwangi, Tari Gandrung, sama suka renang," ucap Zia sambil meragakan sepatah tariannya.

Zia sendiri adalah penyandang tuna grahita semenjak sekolah dasar, tak hanya bakat menari, ia juga menyukai renang.

Ada empat ABK yang sudah menorehkan karya di level nasional dan internasional dihadirkan untuk menyemangati adik-adiknya.  

Salah satunya adalah Muhammad Zulkarnain fotografer tuna daksa yang berprestasi di kancah internasional. Dengan ketidak sempurnaan tubuhnya, Zul mampu membuktikan karyanya diakui dunia internasional.

“Untuk menjadi yang terbaik ternyata tidak perlu sempurna. Lakukan saja yang terbaik dan terus percaya diri. Bulan Mei 2020, saya akan melakukan pameran foto tunggal di Brazil, minta doanya pada teman-teman agar semua berjalan lancar,” kata Zul menyemangati anak-anak lainnya.

Festival-Kita-Bisa-4.jpg

Dalam festival itu, juga ditampilkan sendratari “Ratu Lirang Agung” yang dimainkan 20 ABK dari SLB PGRI ABCD Kalipuro yang mengisahkan perjuangan melawan kolonialisme di kawasan lereng Gunung Ijen, Banyuwangi. Mereka dengan berbagai keterbatasan masing-masing, mampu berakting dengan luwes dan terlihat kompak.

Dalam kesempatan itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyempatkan menyapa dan berdialog kepada para ABK melalui sambungan facetime.

"Peringatan ini bertujuan meningatkan kesadaran masyarakat tentang disabilitas (anak berkebutuhan khusus), menghilangkan stigma terhadap mereka. Dan yang paling penting ini adalah bentuk dukungan untuk meningkatkan kemampuan mereka berkarya dengan memberikan kesempatan untuk tampil di hadapan publik,” kata Bupati Banyuwangi itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES