Indonesia Positif

LPPM Bina Insan Mandiri Gelar Bedah Rumah di Gunung Kidul

Senin, 02 Desember 2019 - 20:01 | 86.88k
Anggota Banser Ansor gotong royong membedah rumah Mbah Sagiyem dan perwakilan Bina Insan Mandiri foto bersama Mbah Sagiyem dan Ketua RT. (FOTO: Narezwari Nindya/TIMES Indonesia)
Anggota Banser Ansor gotong royong membedah rumah Mbah Sagiyem dan perwakilan Bina Insan Mandiri foto bersama Mbah Sagiyem dan Ketua RT. (FOTO: Narezwari Nindya/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTALPPM Bina Insan Mandiri melakukan aksi bedah rumah di Gunung Kidul. Bedah rumah tersebut melibatkan Formad (Forum Masyarakat Dondong) Yogyakarta, BBG (Bakul Bakso Guyub) Wonogiri, dan pendamping PKH Kecamatan Purwosari Gunung Kidul. Aksi yang juga melibatkan anggota Banser (Bantuan serba guna) Ansor tersebut dilakukan di rumah Mbah Sagiyem, warga Dusun Kacangan RT 4/9 Giripurwo, Purwosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, Minggu (1/12/2019).

“Anggota banser yang terlibat dalam kegiatan ini sekitar 30 orang,” kata Ketua Umum LPPM Bina Insan Mandiri, Dr Hj Istiana Hermawati, S.Pd, M.Sos.

Sesuai rencana, bedah rumah diperkirakan rampung pada Januari 2020. Setelah selesai akan langsung diserahkan kepada pemilik rumah. Selain membuat rumah semakin nyaman, pihaknya akan membuat kamar mandi.

Bedah-Rumah-2.jpg

“Penyerahan rumah akan kami lakukan bersamaan dengan kegiatan santunan dan yatim piatu, duafa, lansia terlantar, difabel dan pengajian yang melibatkan masyarakat sekitar, donatur, pemerintah setempat dan dunia usaha,” terang Istiana.

Ketua RT 04 Dusun Kacangan, Supri menyampaikan terima kasih terhadap LPPM Bina Insan Mandiri yang telah membantu warganya sehingga dapat memiliki rumah layak huni.

“Semoga program ini terus berkelanjutan,” pinta Supri.

Secara geografis, rumah Sagiyem sangat terpencil. Rumah ini berada di puncak bukit tanpa ada tetangga di sekitarnya. Untuk mencapai ke sana, harus melewati jalan berbatu dan menanjak. Rumah seluas 18 meter per segi milik ini berbahan kayu di seluruh bagian. Kayu yang ada di rumah ini sudah rapuh di beberapa sisi. Rumah ini pun hanya berisi kamar tidur dan dapur. Sagiyem tersebut juga memiliki bak penampungan air namun tidak memiliki kamar mandi. Sehingga, untuk aktivitas membuang hajat harus dilakukan di sekitar rumah.

Bedah-Rumah-3.jpg

Secara berlahan, relawan yang membantu bedah rumah Sagiyem memindahkan kerangka rumah dari sisi Selatan ke sisi Timur agar lebih dekat dengan bak penampungan. Rencananya, setelah rumah jadi, akan dibuatkan kamar mandi untuk Sagiyem. Sejauh ini, relawan sudah membuat alas rumah dari semen, memperbaiki kerusakan-kerusakan minor pada bagian rangka atap, serta membuat rangka daun pintu dan jendela.

Di rumah ini, Sagiyem tinggal sebatang kara di rumah yang sejak kecil ia huni. Suaminya sudah lama meninggal. Kemudian, anak perempuannya menikah dan ikut tinggal bersama suaminya. Namun, pada tahun 2008 anak perempuannya sakit hingga meninggal. Sejak saat itu, menantu dan kedua cucunya tidak pernah datang mengunjungi.

Sehari-hari, Sagiyem biasa bertani serabutan dan mengumpulkan hasil bumi yang ada di sekitarnya untuk dijual di pasar. Selain itu, warga sekitar biasa memberi bantuan berupa bahan makanan untuk dikonsumsi Mbah Sagiyem.

“Insya Allah program bedah rumah ini akan berlanjut di Yogyakarta dan Gunung Kidul,” terang Istiana, pendiri LPPM Bina Insan Mandiri ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-14 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES