Peristiwa Daerah

Inovasi Anti Krisis Air Bersih Desa Suger Lor Terima Penghargaan dari DPMD Jatim

Selasa, 03 Desember 2019 - 10:23 | 87.80k
Kepala Desa Suger Lor serta tim pendamping saat menerima penghargaan dari Kepala DPMD Jawa Timur. (FOTO: Istimewa)
Kepala Desa Suger Lor serta tim pendamping saat menerima penghargaan dari Kepala DPMD Jawa Timur. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSODesa Suger Lor, Kecamatan Maesan, Bondowoso, menerima penghargaan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jawa Timur.

Hal itu, karena desa yang berbatasan dengan Kabupaten Jember ini berhasil menjadi desa terinovatif, bidang Penggunaan TTG (Teknologi Tepat Guna) tingkat Jatim, dengan inovasi Akrab (Anti Krisis Air Bersih).

Penghargaan diserahkan oleh Kepala DPMD Jatim, Muhammad Yasin, dan diterima langsung Kepala Desa Suger Lor, Kusnadi, saat Rapat Kordinasi Inovasi Desa (PID) Provinsi Jawa Timur, di Singashari Resort Batu Malang, Senin (2/12/2019) malam.

Inovasi pipanisasi leter “U” ini, membuat Tim Pendamping Desa, Tim Pendamping Lokal Desa, TIK, dan tenaga ahli juga mendapatkan penghargaan atas kerjasama yang dibangun dalam mewujudkan air bersih di Suger Lor.

Ketua Tim Pendamping Kecamatan Maesan, Fathorrosy mengatakan, bahwa dengan diraihnya penghargaan TTG terbaik tingkat Jatim, bisa membuat desa semakin terlecut semangatnya untuk terus berkembang.

“Saya harap, desa terus menggali inovasi baru, untuk kesejahteraan kehidupan masayarakat,” harapnya.

Menurutnya, dengan kucuran dana desa yang begitu besar, desa harus mampu meningkatkan kehidupan masyarakat, baik ekonomi, pendidikan dan SDM di desa tersebut.

“Kami sebagai tim pendamping, tentu akan terus  menerus menyuport, untuk menggali inovasi di desa yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik desa,” katanya, pada TIMES Indonesia, Selasa (3/12/2019).

DPMD-Jawa-Timur-B.jpg

Dia berharap, prestasi ini menjadi acuan bagi desa lain di Bondowoso. Bahwa, desa bisa menjadi yang terbaik. Tentu, jika itu diniatkan untuk menciptakan kehidupan masyarakat lebih baik.

“Semoga kita bisa menjaga, bahkan mengembangkan perestasi ini, dengan mengembangkan inovasi-inovasi lain. Misal Kewirausahaan, pemberdayaan, atau apapun. Terpenting desa sebagai ujung tombak, mampu menyejahterakan masyarakat,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Suger Lor, Kusnadi mengaku senang atas prestasi yang diraih, berkat kerjasama semua pihak termasuk warga.

“Alhamdulilah. Terima kasih kepada tim pendamping, warga, dan seluruh pihak yang berperan. Kami persembahkan penghargaan ini untuk warga kami,” ucap dia penuh rasa syukur.

Ke depan, dia berkomitmen untuk terus meningkatkan inovasi di desanya. “Hal itu tak lain, demi kepentingan masyarakat, agar lebih sejahtera,” katanya.

Data yang berhasil didapat, Desa Suger Lor punya penduduk 3.396. Berada di lokasi dengan bentuk tanah terasering, sehingga perlu inovasi agar air tetap mengalir, terutama bagi warga yang rumahnya ada di dataran tinggi.

Berdasarkan hasil musyawarah dengan beberapa pihak, termasuk pendamping, desa kemudian memanfaatkan tehnik pipa letter “U”. Sehingga dapat memungkinkan pemerataan pada setiap konsumen, dalam daerah dataran yang berbeda.

Tahun 2015 desa ini memang krisis air bersih, terutama pada musim kemarau.

Oleh karena itu, pada Tahun 2016 dilakukan pengeboran di Dusun Kerajan Atas, pada tahun itu juga bisa digunakan. Desa ini memiliki total lima dusun.

Kemudian di Tahun 2017 dikembangkan lagi, di dua dusun. Yakni Dusun Gedangan dan Rabeh. Pada Tahun 2018 kemarin dilakukan pengeboran lagi di Dusun Krajan Bawah, yang airnya juga dilirkan ke Dusun Pecut.

“Dengan adanya air bersih ini, masyarakat Suger Lor merubah pola hidupnya. Awalnya cuci, manadi dan BAB di sungai. Sekarang tidak lagi,” kata Kusnadi.

Menurutnya, program ini dikelola oleh BUMDes ‘Sumber Hidayah’ yang dananya bersumber dari Dana Desa (DD). Sementara setiap pengguna menggunakan water meter.

Masyarakat hanya dikenakan biaya Rp 900 permeter kubik dan biaya beban Rp 1.000 setiap bulan. Sehingga perbulan, rata-rata maksimal masyarakat hanya mengeluarkan biaya Rp 30.000. Sementara untuk pengusaha di atas Rp 50.000.

Sampai saat ini, dari 1200 KK di Desa Suger Lor, Kecamatan Maesan Bondowoso, sudah ada 450 KK pengguna air bersih dengan inovasi AKRAB yang disediakan pemerintah desa. Namun, dalam satu water meter bisa ada dua sampai tiga KK yang menggunakan.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Bondowoso

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES