Pendidikan

Soal Unjuk Rasa Siswa, Wakasek SMKN 1 Trowulan: Ada Miskomunikasi

Senin, 02 Desember 2019 - 20:32 | 155.62k
Ratusan murid SMKN 1 Trowulan, Mojokerto saat melakukan demo. (FOTO: Inwes.com)
Ratusan murid SMKN 1 Trowulan, Mojokerto saat melakukan demo. (FOTO: Inwes.com)

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Menyikapi unjuk rasa ratusan murid SMKN 1 Trowulan, Mojokerto, yang menuntut oknum Kepala Sekolah dicopot. Pihak sekolah mengatakan  hal itu terjadi karena adanya miskomunikasi antara pihak sekolah dan siswa.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 1 Trowulan, Mojokerto, Umi Hasanah mengatakan, tabungan wajib yang dibayar para siswa SMK Negeri 1 Trowulan sudah mendapatkan persetujuan wali murid.

“Setelah kami rapatkan, kami sepakat dan kami semua terbuka, tabungan sudah dirapatkan dengan wali murid. Semuanya sudah jelas karena wali murid sudah punya surat edaran yang ditanda tangani kepala sekolah dan komite sekolah,” katanya Senin (2/12/2019).

Umi menjelaskan, tabungan wajib bagi para siswa digunakan untuk membiayai kegiatan pengembangan diri siswa yang tidak didanai Bantuan Operasional Sekolah (BOS) maupun Program Gratis Berkualitas (Tistas).

Salah satunya kegiatan kunjungan industri, yaitu study tour para siswa ke sebuah pabrik atau tempat usaha sesuai jurusan masing-masing.

Menurutnya, besaran tabungan wajib di setiap jurusan berbeda-beda. Paling rendah Rp 75.000 per siswa per bulan. Sedangkan paling tinggi Rp 145.000 per siswa per bulan.

Pungutan ini berlaku bagi siswa kelas X hingga XII di SMKN 1 Trowulan yang mempunyai 27 kelas dengan sebanyak 800 siswa.

“Untuk tuntutan siswa soal pencopotan kepala sekolah, masih belum kita sampaikan,” tambahnya.

Dia mengatakan, pemicu demo siswa karena banyak siswa yang tidak dapat mengikuti ujian. Karena mereka belum menyelesaikan pembayaran tabugan wajib untuk mendapatkan kartu peserta ujian.

Tidak hanya itu, dia jelaskan, sebelum menggelar aksi, pihak sekolah sebenarnya sudah meminta para siswa untuk melunasi tabungan wajib. Dan juga memperbolehkan para siswa mengambil kartu ujian meski belum membayar. Namun hal tersebut tidak dilakukan siswa.

“Saya berani menjamin pasti diperbolehkan mengambil kartu ujian, yang penting para siswa ini menghadap ke kordinator tabungan. Bahkan, pihak sekolah juga sudah mamanggil ketua kelas walaupun belum bayar tabungan, harus tetap ikut ujian,” jelasnya.

Seemntara alasan sebagian siswa enggan menghadap ke koordinator tabungan untuk mengambil kartu peserta ujian ada beberapa hal. Diantaranya memang tidak mampu membayar serta ada yang sudah dikasih orang tuanya, tapi tidak dibayarkan.

Imbas dari aksi ratusan siswa SMK Negeri 1 Trowulan pada Senin (2/12/19) pihak sekolah akan menunda proses ujian akhir semester ganjil yang seharusnya dijadwalkan mulai Senin hingga Jumat (6/12/19) hingga kondisi di sekolah kembali kondusif.

“Dari hasil rapat bersama Kepala SMKN 1 Trowulan, dengan para guru, ujian akhir semester ganjil terpaksa ditunda sampai anak anak (yang unjuk rasa) mau sekolah lagi,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Mojokerto

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES