Peristiwa Daerah Bondowoso Republik Kopi

Kebunnya Terbaik Nasional, Ini Kisah Suyitno Kembangkan Kopi Bondowoso

Senin, 02 Desember 2019 - 16:49 | 195.05k
Petani Kopi Bondowoso, Suyitno (pakai topi) saat menerima penghargaan pada lomba kebun terbaik tingkat Jawa-Sumatera (FOTO: Istimewa)
Petani Kopi Bondowoso, Suyitno (pakai topi) saat menerima penghargaan pada lomba kebun terbaik tingkat Jawa-Sumatera (FOTO: Istimewa)
FOKUS

Bondowoso Republik Kopi

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Sebuah prestasi ditorehkan oleh salah seorang petani kopi di Bondowoso. Suyitno namanya. Berkat kegigihannya mengembangkan kopi di lereng Ijen-Raung, kebun kopi milik Pak Yit, sapaannya, terpilih sebagai kebun kopi terbaik tingkat nasional dalam Expo Kopi Nusantara 2019.

Petani kopi di Blok Se Topeng (1400 mdpl) ini berhasil mengungguli dua kabupaten lain, yakni Semarang dan Lampung Barat. Keduanya berada diurutan kedua dan ketiga.

Kepada TIMES Indonesia, Pak Yit menuturkan bahwa kopi yang diikutkan dalam expo itu adalah tanaman 2014.

“Tanaman 2014 itu, sekitar 10 hektar yang dilombakan. Bukan saya yang menentukan, tapi tim (pelaksana), itu diacak,” katanya, Senin (2/12/2019).

Expo kopi itu diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Lomba kebun kopi terbaik tersebut dilakukan dengan metode wawancara, dan observasi lapangan mulai tanggal 21 sampai 28 November 2019.

Adapun indikator yang menjadi penilaian kebun kopi dalam expo itu di antaranya kondisi fisik kebun, bahan tanam, kultur teknis, panen, pasca panen/pengolahan, produktivitas dan kualitas, pemasaran, kelembagaan, dan penghargaan.

Sehingga terpilihlah kebun Pak Yit, menjadi yang terbaik. Berikutnya kisah Pak Yit mengembangkan kopi BRK (Bondowoso Republik Kopi):

Awalnya Tanam Robusta

Kesuksesannya Pak Yit dalam mengembangkan Kopi BRK (Bondowoso Republik Kopi), bukan perkara mudah, apalagi semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya, awal mula menanam kopi dia tidak banyak tahu tentang perkopian, khususnya dalam berkebun.

“Awalnya saya dulu main (tanam) Robusta. Tapi kok kayaknya ketinggalan, akhirnya 2013 kumpul-kumpul sama teman-teman, akhirnya 2014 menanam Arabica,” katanya.

Dijelaskannya juga, pihaknya dulu dinas di kepolisian. Kemudian agar ada kegiatan di rumah, serta juga untuk persiapan masa depan, saat pensiun. Dia memilih berkebun.

“Kemudian tanam Robusta, namun beberapa tahun sudah tidak menjanjikan dan tidak menutupi modal,” kenangnya.

Baru kata dia, pada Tahun 2011 mulai buming untuk Arabica. “Nimbrung sama para petani lain,  baru ikut menanam Arabica juga. Soalnya lebih menjanjikan,” terangnya.

Tahun 2010 Pemkab Mulai Berperan

Pak Yit juga menjelaskan, bahwa kesuksesannya menjadi perani kopi di Bondowoso tidak berjalan sendiri. Hal itu kata dia, tidak lepas dari peran Pemkab Bondowoso.

Menurutnya, perani mulai didampingi Pemkab sejak Tahun 2010. Andilnya cukup besar.  Semenjak itu petani memiliki banyak pengetahuan tentang kopi.

“Sebelum ada peran Pemkab, kita memproduksi kopi berkualitas tidak bisa. Hanya sebatas bertani,” terang pria asal Kecamatan Sukosari Bondowoso ini.

Selain itu, lanjut dia, Pemkab waktu itu juga memberi edukasi tentang tata kelola, membuka atau membantu di bidang pemasaran.

“Imbang, dari hulu sampai hilir. Percuma petani ngoyo, tapi pemasaran tak diusahakan. Percuma,” ucapnya saat dikonfirmasi.

Diakuinya, bahwa dulu (periode Amin Said Husni) sering mendapat pelatihan dari Dinas Terkait. Namanya Disbun (Dinas Perkebunan), sekarang Dinas Pertanian.

“Kemudian ikut festival dan sebagainya, akhirnya kita bisa berinovasi. Saya kira di hulunya yang dimatangkan. Ada peran Pemkab dalam mengedukasi petani, khususnya pertanian kopi, tata kelola mulai hulu sampai hilir,” kenang dia.

Bahkan waktu itu, sebagian bibit yang ditanam petani dapat bantu dari Pemkab. Selebihnya juga ada yang bibit sendiri. “Di sebelah rumah, samapai sekarang setiap tahun saya bibit,” ucapnya.

Dari semua itu, jelas dia, dapat disimpulkan bahwa para pemangku kebijakan, dalam hal ini Pemkab Bondowoso dan Dinas terkait, sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya petani kopi.

Pemkab Bukan Ayah Tiri Kami”

Di pemerintahan saat ini, para petani sepertinya merasa kurang diperhatikan oleh Pemkab. Demikian ini, ternyata juga dirasakan dan diakui oleh petani kopi yang banyak meraih prestasi ini.

Hal ini terbukti, Brand Bondowoso Republik Kopi (BRK) sudah tidak digunakan dalam FKN. Bahkan Festival Kopi Nusantara (FKN), sudah tidak dianggarkan lagi.

Menurut Pak Yit, apa yang sudah dicapai oleh Pemerintah sebelumnya, tetap membutuhkan perhatian pemerintah saat ini, minimal diajak komunikasi, dipantau bagaimana perkembangan petani kopi.

“Saya kira kan tinggal meneruskan. Tetap ada dukungan penuh. Kopi bisa menyejahterakan petani. Bisa kita lihat, para petani kopi di Bondowoso sudah sejahtera. Mereka sudah punya mobil. Ini membantu mengurangi angka kemiskinan. Sangat ironi, kalau ini tidak diperhatikan,” katanya.

Terus terang saja kata dia, Bondowoso sendiri terkenal setelah ada kopi. Sebelum ada kopi, di Indonesia Bondowoso ‘tidak ‘kelihatan. “Apalagi di luar negeri, namun sekarang masyarakat Perkopian banyak didatangi oleh orang luar negeri,” terangnya.

Namun demikian, pihkanya tidak mau membamding-bandingkan pemerintahan sekarang dab sebelum. Masyarakat sendiri yang bisa menilai, bagaimana perhatian Pemkab saat ini.

“Kalau ada hal yang bagus kenapa tidak diteruskan. Termasuk dengan brandingnya. Terpenting ada sentuhan-senntuhan. Kami juga anaknya. Minimal diperhatikan, tidak usah muluk-muluk, minimal diakui. Bagi petani, tidak ada ayah tiri,” harapnya.

Raih Berbagai Penghargaan

Banyak penghargaan yang diraih oleh Suyitno sebagai petani kopi Bondowoso, dan itu tentu sangat mengharumkan nama baik Bumi Ki Ronggo.

Selain meraih juara kebun kopi terbaik di Expo Kopi Nusantara 2019. Suyitno sebagai petani kopi Bondowoso juga meraih sejumlah penghargaan lain. Di antaranya, Juara I Uji Cita Rasa Kopi Arabika pada Festival Kopi Nusantara (FKN) 2016, pemenang Specialty Arabica pada FKN 2017, dan sejumlah penghargaan lainnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Bondowoso

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES