Politik

Gamal Albinsaid Siap Jadi Kandidat Pemimpin Muda Visioner di Pilwali Surabaya 2020

Minggu, 01 Desember 2019 - 22:19 | 228.06k
dr Gamal Albinsaid bersama salah satu warga dalam acara Cangkruk Bareng di Kawasan Kaliasin Pompa, Surabaya. Nama Gamal belakangan digadang meramaikan bursa Pilwali Surabaya 2020, Minggu (1/12/2019).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
dr Gamal Albinsaid bersama salah satu warga dalam acara Cangkruk Bareng di Kawasan Kaliasin Pompa, Surabaya. Nama Gamal belakangan digadang meramaikan bursa Pilwali Surabaya 2020, Minggu (1/12/2019).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Nama dr Gamal Albinsaid santer meramaikan bursa Pilwali Surabaya 2020. Tokoh pengusung tagline Muda, Cerdas, Bertanggung Jawab ini digadang sebagai sosok pendatang baru visioner.

Tanpa canggung, Gamal bahkan membuka dialog bersama warga Surabaya dalam acara "Cangkruk Bareng" di Wibi Rest Area, Kawasan Kaliasin Pompa, Surabaya, Minggu (1/12/2019).

Gamal Albinsaid mengulas keberadaan kelompok milenial sebagai kekuatan perubahan. "Jika digerakkan bersama-sama akan melahirkan kekuatan yang maha dahsyat untuk melahirkan perubahan besar, termasuk di Kota Surabaya," katanya.

dr-Gamal-Albinsaid-a.jpg

Menurut jebolan Habibie Center tersebut, problem utama yang dihadapi oleh masyarakat termasuk di Surabaya antara lain minimnya lapangan kerja, kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan. 

Menghadapi itu, dr Gamal mengatakan jauh hari telah menyiapkan konsep dan menjalankannya untuk menuju sebuah perubahan. Ia aktif terjun ke berbagai wilayah.

"Saya sudah membuktikan, dengan terjun ke berbagai wilayah di Surabaya dan bertemu dengan banyak orang. Mereka, anak-anak muda yang saya temui umumnya mengatakan masalah utama yang dihadapi usai lulus sekolah, yaitu soal sulitnya lapangan kerja, akses permodalan untuk mengawali masuk ke dunia usaha, dan persoalan-persoalan lainnya," terang dr Gamal menambahkan.

dr-Gamal-Albinsaid-b.jpg

Menindaklanjuti itu, dr Gamal menyebut berbagai cara telah dilakukan termasuk melakukan pendampingan, memberikan bekal keterampilan, membantu dalam mendapatkan akses permodalan dan berbagai cara lainnya. Semua upaya tersebut ia lakukan sejak 2011. 

"Itu akan terus saya lakukan sampai 5 atau 6 bulan ke depan. Berbagai program sosial kami berikan termasuk bekal berwirausaha untuk memberikan perubahan di masyarakat," urai pria asal Malang ini.

Ia yakin, aksi sosial yang dilakukan akan membawa dampak positif di masyarakat, khususnya untuk anak-anak muda. "Kami yakin, semua itu akan berdampak positif di masyarakat untuk menuju perubahan," tegasnya.

Meski tak mengelak soal anggapan yang mengisyaratkan kalau yang dilakukan bukan semata untuk mengkampanyekan dirinya di Pilwali Kota Surabaya, dr Gamal kembali menegaskan, bahwa sebagai milenial dirinya sengaja mengajak anak-anak muda agar bisa melahirkan perubahan dan dampak positif di masyarakat. 

Kendati demikian, ia tak menampik jika semangat perubahan itu akan mengantarnya terjun di laga Pilwali Surabaya 2020 mendatang. Bahkan, saat ini Gamal mengaku telah melakukan komunikasi dengan sejumlah partai politik. 

"Komunikasi memang terus saya lakukan dengan partai politik, namun saya santai saja sampai nanti dipercaya untuk kepentingan itu (maju di Pilwali Kota Surabaya)," tegasnya.

Pengagum Wali Kota Tri Rismaharini ini bahkan sudah menyiapkan berbagai program dan konsep untuk melanjutkan keberhasilan pendahulunya tersebut.

"Saya sangat mengapresiasi kinerja Bu Risma, Bu Risma itu idola saya dan yang memotivasi saya. Kami akan lanjutkan apa yang sudah dicapai, termasuk saya akan melanjutkan perbaikan pendidikan dan program-program lainnya untuk mewujudkan perubahan lebih baik," kata pemuda berusia 30 tahun ini. 

Sementara, dalam acara Cangkruk Bareng itu,  terjadi tanya jawab yang dilontarkan sejumlah warga. Diantaranya soal ketakutan warga pinggiran atau di dalam kampung yang tumpuan ekonominya bergantung dari berjualan sebagai PK5. 

Misalnya yang disampaikan Sunaryo. Dengan lahirnya sejumlah Perda, lelaki itu mengaku dihantui dengan tindakan penggusuran yang sewaktu-waktu bisa terjadi. 

"Saya kuatir, Perda (penggusuran) juga akan diterapkan di dalam kampung. Padahal, kami warga kampung ini menggantungkan penghasilan dari berjualan di kampung," ucap bapak satu anak, warga kampung Kaliasin Pompa ini.

Menanggapi itu, dr Gamal kembali membeber perjalanannya, misalnya saat bertemu pemuda bernama Fandy, yang setelah tiga tahun lulus sekolah belum mendapat kerja. 

Dikatakan, problem sulitnya lapangan kerja, sesuai hasil survei angkanya 25,5 persen. Serta problem lainnya, termasuk untuk mendapat peluang usaha. 

Dia menyebut, telah merumuskan sejumlah konsep untuk mengatasinya. Soal peluang usaha, pelatihan dan konektivitas dengan berbagai perusahan. 

Terobosan dengan konsep perusahaan menjadi salah satu cara. Misal dengan menggandeng 10 sampai 100 orang kemudian bersama-sama membuat usaha, juga pinjaman tanpa bunga untuk menuju kemandirian anak-anak muda. 

Gamal Albinsaid juga meminta kepada semua pihak menengok kontribusi yang ia lakukan dalam mewujudkan perubahan. Gamal menegaskan, akan menjadi dirinya sendiri dengan kontribusi berkesinambungan tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES