Warisan Adat Budaya Megalitik di Kampung Bena Terus Terjaga
TIMESINDONESIA, FLORES – Warisan adat budaya megalitik di Kampung Bena, Desa Tiwuriwu, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada - Flores NTT terus terjaga.
Kampung Bena adalah perkampungan megalitik yang terletak dipuncak bukit dengan berlatar belakang gunung Inerie.
Kampung Bena terdiri dari 45 unit rumah yang saling mengelilingi dengan 9 suku penghuni rumah yakni suku Dizi, suku Dizi Azi, suku Wahto, suku Deru Lalulewa, suku Deru Solamae, suku Ngada, suku Khopa dan suku Ago.
Menurut tokoh masyarakat, Bena Ibrahim Tiwu saat dikonfirmasi Minggu (1/12/2019), warisan adat budaya megalitik atau zaman batu di kampung Bena ini terus terjaga dan dipertahankan. Warisan ini tidak banyak berubah sejak 1.200 tahun lalu.
Ia menjelaskan, umumnya warga suku Bena bermata pencarian berkebun untuk menanam dan menghijaukan tumbuh-tumbuhan di sisi ngarai yang mengelilingi kampung.
Mereka menggunakan bahasa Nga’dha dalam berkomunikasi antarwarga dalam kesehariannya.
"Hampir seluruh warga kampung Bena memeluk agama Katholik namun tetap menjalankan kepercayaan leluhur seperti adat dan tradisinya,” ujarnya.
Lorensius Daga seorang warga kampung Bena mengungkapkan, ada kepercayaan warga bahwa dipuncak gunung Ineria bersemayam dewa Zeta yang melindungi warga yang ada di bawah gunung Inerie. Hutan yang lebat terlihat menghijau di lereng gunung itu.
“Kampung Bena di Ngada adalah salah satu dari desa tradisional di Flores yang masih tersimpan peninggalan jejak adat budaya megalitik yang mengagumkan dan tetap terjaga sampai hari ini,” ucap Lorensius Daga. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rizal Dani |
Sumber | : TIMES Sumba |