Pendidikan

Latih Kemampuan Negosiasi Lewat Simulasi Sidang PBB

Minggu, 01 Desember 2019 - 16:42 | 135.12k
Peserta simulasi sidang PBB atau Unej Model United Nation 3.0 tengah mengikuti jalannya diskusi yang digelar HIMAHI Unej.
Peserta simulasi sidang PBB atau Unej Model United Nation 3.0 tengah mengikuti jalannya diskusi yang digelar HIMAHI Unej.

TIMESINDONESIA, JEMBER – Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember (HIMAHI Unej) mengadakan simulasi sidang PBB atau Unej Model United Nation (MUN) 3.0.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, yakni 25 dan 26 November 2019 di Gedung Soerachman, Unej tersebut mengangkat tema “Ensure LGBT Rights: The Effectiveness of Same Sex Marriage Legalization”.

Simulasi-Sidang-PBB-2.jpg

Secretary General Badan Semi Otonom (BSO) MUN HIMAHI Unej Mahesi Binar Moktikanana mengatakan bahwa Model United Nation atau Simulasi Sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diselenggarakan pihaknya itu merupakan kegiatan bertaraf nasional.

Tercatat sebanyak 56 mahasiswa dari tujuh universitas atau perguruan tinggi, yakni Universitas Jember (Unej), Universitas Halu Oleo (Unhol), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Universitas Brawijaya (UB), dan Universitas Airlangga (Unair), terlibat dalam kegiatan MUN 3.0 tersebut.

Mahesi menerangkan, dalam simulasi tersebut seluruh peserta dibagi menjadi 28 tim. Tim-tim tersebut masing-masing mewakili negara tertentu yang disediakan oleh panitia. Negara-negara tersebut di antaranya Inggris, Mesir, Arab Saudi, Argentina, Denmark, dan Tiongkok.

"Masing-masing negara yang ditentukan itu memiliki posisi pro atau kontra dalam isu atau tema simulasi sidang ini," kata Mahesi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (1/12/2019).

Mahesi mengatakan, dalam simulasi sidang tersebut, masing-masing tim yang mewakili negara terpilih menyampaikan argumen terkait isu yang diangkat layaknya seorang diplomat.

Simulasi-Sidang-PBB-3.jpg

“Acara ini pernah berlangsung tahun lalu. Karena peminatnya yang banyak maka kami adakan lagi. Tujuan dari acara ini adalah untuk mengembangkan kemampuan public speaking, negosiasi, dan debat. Tidak hanya dikhususkan untuk mahasiswa jurusan Hubungan Internasional melainkan juga berbagai jurusan lainnya contohnya seperti jurusan hukum," terangnya.

Lebih lanjut, Mahesi menuturkan bahwa tema besar atau isu yang diangkat dalam kegiatan tersebut merupakan isu yang sensitif di berbagai negara. Termasuk di Indonesia.

Sehingga, dalam simulasi sidang debat ala sidang PBB tersebut penuh dengan adu argumen dari negara-negara peserta.

"Dimana pihak yang pro menuntut akan adanya hak-hak mereka dalam menentukan keinginannya termasuk dalam menentukan pasangan hidup. Sedangkan pihak kontra berpandangan bahwa penikahan sesama jenis itu tidak lazim dan tidak cocok dalam budaya serta spiritual yang ada di negara mereka," tuturnya.

Dia menerangkan, selain berlatih menyampaikan argumentasi tentang tema atau isu yang diangkat, peserta juga dilatih untuk mencari penyelesaian atau jalan keluar (problem solving) dari berbagai sudut pandang.

"Dalam simulasi sidang ini, kedua belah pihak kami satukan agar kami dapat mengetahui dan mencari jalan keluar atau kesepakatan mengenai masalah ini agar tidak terjadi lagi perdebatan. Dan pemilihan untuk tema ini kami menekankan kepada legalisasi pernikahannya serta juga bukan karena kami mendukung adanya LGBT melainkan mencari titik terang dari negara-negara yang pro dan kontra," imbuhnya.

Mahesi menambahkan bahwa kegiatan simulasi sidang PBB tersebut akan menjadi agenda rutin HIMAHI Unej setiap tahunnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Jember

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES