Ekonomi

Pesantren Jatim Pamer Produk di OPOP Expo

Jumat, 29 November 2019 - 20:13 | 143.52k
Pembukaan OPOP Expo di JX International Convention Exhibition, Surabaya, Jumat (29/11/2019). (Foto: Istimewa)
Pembukaan OPOP Expo di JX International Convention Exhibition, Surabaya, Jumat (29/11/2019). (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus mendorong realisasi program One Pesantren One Product (OPOP) di Jawa Timur. Salah satunya melalui OPOP Expo di JX International, Surabaya. Puluhan pesantren pun unjuk produk selama tiga hari di event tersebut. 

Gubernur Jatim Dra Hj Khofifah Indar Parawansa menginginkan OPOP terus berkembang. Produk pesantren harus bisa menyapa pasar. Cara tersebut juga bisa mengembangkan potensi yang dimiliki pesantren. 

''Intinya, produk pesantren harus bisa diterima pasar,'' ungkapnya. 

OPOP merupakan program yang dicanangkan Gubernur Khofifah dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak saat kampanye. Keduanya ingin membangun kesejahteraan ekonomi pesantren. 

Langkah yang dibangun adalah mendorong semangat kewirausahaan di lingkungan pesantren. Semangat kewirausahaan diyakini bisa menghidupkan aktivitas ekonomi pesantren. Semua elemen dilibatkan. Kesejahteraan pesantren akan meningkat secara otomatis. 

Expo yang digelar hari ini, Jumat (29/11/2019) adalah yang pertama.

Banyak pondok pesantren yang berpartisipasi. Seperti, Jombang, Lumajang, Probolinggo, Banyuwangi, dan beberapa daerah lainnya. Produk yang ditampilkan pun beragam. Mulai dari makanan, minuman, pakaian, buku, kopi, hingga kaligrafi. 

Khofifah sempat mengelilingi stand tersebut. Dia melihat satu per satu produk yang ditampilkan di etalase stand. Mantan menteri sosial itu semakin yakin, produk pesantren bisa bersaing di pasar. 

"Perlu kolaborasi agar tujuan program ini tercapai,''  ungkapnya. 

Tahun ini, Pemerintah provinsi. menarget ada 150 produk lahir dari pesantren. Targetnya, ada penambahan minimal 200 produk dari pesantren setiap tahunnya. Dengan begitu, akan ada sekitar seribu produk diterbikan pesantren dalam kurun waktu lima tahun. 

Khofifah juga mengatakan OPOP akan membentuk kemandirian di dunia pesantren. Santri yang lulus dari pesantren bisa berkarya. Apalagi, hasil penelitian menyatakan tidak semua lulusan santri menjadi mubaligh. 

Banyak yang menjadi pengusaha. Program OPOP bisa menjadi bekal untuk mereka membangun usaha. Program ini akan menyasar 6 ribu pesantren di Jawa Timur. 

Selain itu, OPOP akan menggandeng 1.571 koperasi pesantren di Jawa Timur. Khofifah ingin inovasi terus dilakukan. Dengan begitu, produk unggul bisa terus bermunculan. Tentunya, produk yang berkualitas dan memiliki daya saing di pasar. 

Saat ini, tim yang menangani program OPOP sudah menelusuri pesantren di Jawa Timur. Mereka melakukan pembinaan secara berjalan. Salah satu program yang diterapkan adalah toko online. Program tersebut menjadi wadah bagi pesantren untuk memasarkan produknya.(Lely Yuana)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES