Ekonomi

Perkenalkan Merek Dynamix, PT SBI Ogah Ikut Perang Harga

Rabu, 20 November 2019 - 07:34 | 172.99k
Yuni Eka Putra, Head of Sales Retail PT SBI Tbk (kiri) dan Herman Rinaldi, Regional Sales Manager East Java and Eastern Indonesia PT SBI saat menghadiri Retail Gathering, Selasa (19/11/2019) malam. (Foto: Dody Bayu Prasetyo/TIMES Indonesia)
Yuni Eka Putra, Head of Sales Retail PT SBI Tbk (kiri) dan Herman Rinaldi, Regional Sales Manager East Java and Eastern Indonesia PT SBI saat menghadiri Retail Gathering, Selasa (19/11/2019) malam. (Foto: Dody Bayu Prasetyo/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Inovasi merupakan jantungnya sebuah perusahaan agar terus menjadi lebih baik. Sebagaimana yang dilakukan oleh PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) yang memperkenalkan Dynamix, yakni merek semen baru yang sebelumnya bernama Holcim.

Seperti yang dikatakan Yuni Eka Putra, Head of Sales Retail PT SBI Tbk, bahwa merek Dinamix yang menggantikan Holcim tersebut merupakan inovasi perusahaan agar produknya terus memuaskan para pelanggannya.

"Seperti namanya, Dynamix. Artinya adalah dinamis. Yakni perubahan inovasi secara terus menerus menjadi lebih baik," kata Eka saat menghadiri acara Retailer Gathering di New Sari Utama Convention Hall, Jember, Selasa (19/11/2019) malam.

PT-SBI-Ogah-b.jpg

Kegiatan Retail Gathering tersebut digelar untuk memperkenalkan merek Dynamix kepada mitra bisnis PT SBI yang ada di lima kabupaten. Yakni Jember, Banyuwangi, Lumajang, Situbondo, dan Bondowoso.

Lebih lanjut, Eka menerangkan bahwa perubahan merek dari Holcim menjadi Dynamix tersebut tidak bertujuan untuk mengincar pasar yang lebih besar. Namun bertujuan untuk bersinergi lebih baik dengan mitra bisnisnya.

"Selain itu, PT SBI yang juga merupakan bagian dari BUMN Semen Indonesia Group diperintah negara untuk menjaga stabilitas persemenan Indonesia dengan tetap mempertahankan persaingan yang sehat aagr tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang mengincar keuntungan," ungkapnya.

Eka juga menerangkan, dengan adanya merek baru ini perusahaan menargetkan kerugian nol Rupiah di kuartal keempat tahun ini. "Para tahun sebelumnya kami rugi Rp 700 miliar. Karena itu untuk strategi kami ada dua. Pertama memperbaiki efisiensi dan dari sisi marketing kami melakukan diferensiasi produk dengan melibatkan seluruh engineering di Semen Indonesia Group untuk menghasilkan produk terbaik," bebernya.

Terkait hal tersebut, Herman Rinaldi, Regional Sales Manager East Java and Eastern Indonesia PT SBI menambahkan bahwa strategi lain perusahaan agar menghinday terjadinya kerugian seperti tahun sebelumnya adalah dengan tidak terlibat ke dalam perang harga.

PT-SBI-Ogah-c.jpg

"Kami tidak mau lagi ikut perang harga di seluruh wilayah, khususnya di Jawa Timur. Kalau terus bertarung harga tidak akan habisnya. Kerugian ratusan miliar tahun lalu karena dampak perang harga katakanlah dengan produk asing, operasional kami yang tidak efisien, dan sebagainya," jlentreh Herman.

"Kami ingin menngendalikan harga supaya (persaingan harga, Red) bergerak menjadi lebih baik. Dan agar perusahaan semen pada umumnya mencapai titik keuntungan yang lebih baik," imbuh dia.

Untuk diketahui, saat ini distribusi Dynamix sudah dilakukan di Pulau Jawa dan akan terus bergulir hingga ke wilayah lainnya di Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Jember

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES