Peristiwa Daerah

Asosiasi Pematung Indonesia Gelar Pameran JSSP ke-3

Minggu, 17 November 2019 - 21:48 | 166.69k
Suasana Pameran JSSP di titik 0 kilometer Malioboro Yogyakarta. (FOTO: Desty Luthfiani/TIMES Indonesia)
Suasana Pameran JSSP di titik 0 kilometer Malioboro Yogyakarta. (FOTO: Desty Luthfiani/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTAAsosiasi Pematung Indonesia (API) bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar pameran Jogja Street Sculpture Project (JSSP) ke-3 di tiga titik. Yaitu, Kawasan Merapi Sleman, Bantul di Pantai Gumuk Pasir Bantul, di titik 0 kilometer Malioboro, Minggu (17/11/2019).

Acara ini dibuka di titik kota tepatnya Monumen Serangan Oemom 1 Maret. Grand opening ini dimeriahkan oleh beberapa bintang tamu yaitu Wedha Trisula, Kirana, Berisik Percussion, Looneta, Krekep dan masih banyak lagi. Setelah pre-event pameran JSSP Oktober lalu acara ini terkonsep cukup matang.

Pematung-Indonesia-2.jpg

Kurator acara, Suarsono mengatakan, pameran maket JSSP ini diharapkan membuat Kota Yogyakarta menjadi barometer, laboratorium dan etalase seni di Indonesia terutama dalam seni memahat patung.

"Perhatian pemerintah dengan pekerja seni meningkat sangat baik,” ujar Suarsono.

Tema dari JSSP tahun ini adalah Pasir Bawono Wukir yang artinya mencakup 3 wilayah yaitu Gunung, Laut, dan Kota antara lain Sleman berletak di Desa Pentung desa tak berpenghuni karena erupsi tahun 2010 lalu, pusat kota yaitu monumen serangan oemom di titik 0 km, dan yang terakhir Pantai Gumuk pasir diharapkan masyarakat dapat menjangkaunya. Seniman yang terlibat pun kini bukan hanya dari Indonesia namun juga dari Malaysia

Pematung-Indonesia-3.jpg

“Seniman Malaysia ada 4 orang yang ditempatkan di 2 titik. Yakni, dititik kota dan di Gumuk Pasir Parangtritis Bantul. Semoga  tahun depan yang ikut andil bukan dari Malaysia saja namun kancah dunia,” jelas Suardi, kurator JSSP yang lain.

Area display Kota Yogyakarta diisi 12 karya melibatkan pematung Ahmad Chotib Fauzi Sa’ad, Amboro Liring, Kelompok Klinik Art Studio (Indra Lesmana, Bio Andaru,Agung Kurniawan), Rame Adi, Suparman Baela, Win Dwi Laksono, Rosli Zakaria dan Supar dari Malaysia, Kelompok Cahya (Agus Widodo, Yani Sastranegara, Cyca Leonita, Henry Kresna), Yana Wiyatna, Hilman Safriadi, dan Yoga Budi Wantoro.

Hasil karya pematung ini diharaakan dapat menelusuri kembali kemungkinan poros-poros baru dan dapat menjembatani keterbatasan serta kepedulian sosial terhadap merespon ruang. Merangsang seniman dalam mengeksplorasi gagasan, material, karakteristik ruang dan kebaruan terhadap partisipan bagi seni patung Indonesia dalam JSSP yang diadakan Asosiasi Pematung Indonesia (API) dan Dinas Kebudayaan DIY. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES