Indonesia Positif

Ini Cara Puskesmas Bululawang dalam Pencegahan, Penemuan dan Pengobatan TBC

Sabtu, 16 November 2019 - 06:52 | 259.70k
Skrining TBC diPONPES oleh Tenaga Kesehatan Puskesmas Bululawang  dan Dinkes Kab.Malang.
Skrining TBC diPONPES oleh Tenaga Kesehatan Puskesmas Bululawang dan Dinkes Kab.Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Langkah Puskesmas Bululawang dalam penemuan kasus TBC di Wilayah Kecamatan Bululawang berbagai cara kegiatan yang dilakukan, antara lain skrining melalui di Poli Rawat Jalan, melalui  UGD.

Selain itu juga melalui Pondok Pesantren dan melalui skrining yang dilaksanakan oleh bidan dan perawat desa di PUSTU dan PONKESDES.

Rangkaian kegiatan dari skrining ini dengan memeriksakan dahak pada penderita batuk yang lebih dari dua minggu. Pemeriksaan menggunakan TCM (Tes Cepat Monokuler), pengiriman dahak melalui Citrus yang diambil oleh Pos untuk dikirim ke RSUD Kanjuruhan.

Dari hasil pemeriksaan dahak apabila negative diobati antibiotic selama 2 minggu sesuai gejala dan apabila masih sakit pemeriksaan dahak diulangi lagi. Sedangkan apabila positif pengobatan ini dilakukan minimal 6 bulan dengan minum obat setiap hari dikarenakan hasil yang ada dipenderita TBC sangat kuat.

Pengawasan ini bertujuan untuk kesembuhan bagi penderita mencegah penularan, mencegah resistensi obat dan mencegah putus berobat serta segera mengatasi efek samping bila ada dengan harapan menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TBC khususnya di Wilayah Kecamatan Bululawang.

Puskesmas-Bululawang-b.jpg

Apabila ditemukan  kasus penderita TBC baru, bidan dan perawat desa yang dibantu oleh kader kesehatan desa melakukan kunjungan rumah disekitar penderita kurang lebih 15 orang untuk dilakukan anamnesa dengan gejala nafsu makan menurun, badan semakin kurus, batuk kurang lebih 2 minggu, sesak, demam. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan. Karena jika mata rantai penularan penyakit TBC tidak diputus maka seterusnya penyakit itu akan berputar-putar dalam suatu lingkaran.

Ida Ihkrima penanggungjawab program TBC di Puskesmas Bululawang mengatakan bahwa di tahun 2019 ini ditemukan kasus TBC sejumlah 34 penderita.

Dari temuan penderita TBC ini semuanya sudah mendapatkan pendampingan dari tenaga kesehatan Puskesmas Bululawang dengan cara mengambil obat secara gratis dan mudah didapat serta penderita TBC tidak kesulitan untuk mendapatkan pelayanan pengobatan dari fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas Bululawang.

Ida juga menjelaskan bahwa factor penyebab penyakit TBC antara lain disebabkan oleh lingkungan yang padat, pemukiman yang kurang baik, fasilitas rumah yang kurang pencahayaan dan ruang yang lembab.

Dalam pengawasan minum obat Puskesmas Bululawang melibatkan keluarga terdekat pasien yang mendapatkan bimbingan dari tenaga kesehatan tentang aturan minum obat dan cara supaya pasien tidak lupa minum obat.

Melalui PMO (pendamping minum obat), karena dengan dukungan social dan psikososial dari keluarga dan masyarakat penderita TBC akan lebih termotivasi untuk sembuh.

Oleh karena itu peran PMO ini juga mendampingi apabila pasien masih lemah atau mengambilkan obat setiap 9 hari sekali ke Puskesmas Bululawang.

Bambang Pujaswendro Kepala Puskesmas Bululawang mendindaklanjuti hasil dari Workshop DPPM Jejaring Eksternal FKTP Kabupaten Malang pada tanggal 24 sampai 26 Oktober di Ijen Suites dengan merencanakan MOU (Memorandum Of Understanding) atau kesepakatan dengan jejaring klinik, dokter praktik mandiri yang ada di Wilayah Kecamatan Bululawang perihal penemuan dan pengobatan penderita TBC serta cara pengiriman penemuan kasus yang rencananya dikirimkan melalui aplikasi WIFI TB.  MOU ini dijadwalkan pada Sabtu (23/11/ 2019).

Peran Siti Kholisah selaku petugas promosi kesehatan Puskesmas Bululawang di Program Pengendalian dan Pecegahan Penyakit Menular ini, ikut serta menjadwalkan direncana pelaksanaan kegiatannya dalam promotif melalui penyuluhan penyakit menular PHBS, Gizi seimbang dll yang dilakukan dilingkungan padat penghuninya yaitu Pondok Pesantren, kelompok masyarakat (kader kesehatan, PKK, Fatayat, Muslimat) dan Masyarakat umum.

Sedangkan kegiatan preventifnya dengan mengaktifkan kegiatan-kegiatan UKBM yang ada,  di 14 desa se Wilayah Kecamatan Bululawang antara lain pembinaan desa siaga untuk melaksanakan SMD (survey mawas diri) yang dilanjutkan dengan MMD (musyawarah masyarakat desa) untuk pemecahan masalah yang ditemukan dari hasil survey termasuk pemecahan masalah penaganan dan pengobatan TBC.

DINKES Kabupaten Malang selalu memberikan support kepada pelaksana penanggungjawab Program TBC dan melaksanakan pendampingan yang sustainable dalam penemuan dan pengobatan kasus TBC.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES