Ekonomi

Tragedi Bom Bunuh Diri Medan, Sri Untari: Driver Ojol Jangan Jadi Korban Diskriminasi

Jumat, 15 November 2019 - 21:14 | 88.11k
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur Sri Untari Bisowarno (paling kanan). (FOTO: Istimewa)
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur Sri Untari Bisowarno (paling kanan). (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, MALANG – Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur Sri Untari Bisowarno menyoroti serius tindakan diskriminatif yang menimpa sejumlah driver ojek online (driver ojol). Ini terjadi pasca tragedi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2019) lalu.

Peristiwa bom bunuh diri dengan mengenakan jaket ojol sebagai modusnya, berbuntut kepada aturan ketat.

Beberapa instansi memasang banner bertuliskan larangan driver ojol masuk gerbang. Seperti akun Twitter @penjahatgunung atau Abang Grab.

Ia mem-posting pernyataan yang mengandung kekecewaan atas kejadian bom bunuh diri, sehingga bermuara kepada tindakan diskriminatif kepada dirinya.

Ia juga meng-upload menyertakan foto berupa poster bertuliskan Batas Penjemputan Ojol dan Pengiriman Paket, Neng Njobo Pager Wae, pencet bel.

PDI-Perjuangan-DPRD-Jawa-Timur-2.jpg

Sri Untari memberikan tanggapan melalui rilis yang diterima TIMES Indonesia, bahwa Ojol adalah entitas sosial yang ada di masyarakat. Sehingga, keberadaan mereka memiliki peran yang cukup strategis.

"Sebagian besar mereka adalah kaum marhaen. Jadi kejadian ini jangan lah menjadi gejala diskriminasi terhadap profesi mereka," tegasnya.

Dalam kondisi tertentu, lanjutnya, driver Ojol juga menjadi pahlawan terhadap keluarga mereka.

Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur itu menegaskan, apabila ancaman terbesar hari ini adalah radikalisme dan intoleransi, ia mengajak untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban mulai dari diri sendiri.

Postingan-salah-satu-akun-Twitter.jpg

"Karena langkah yang paling efektif dalam merawat dan menjaga Indonesia adalah dengan cara menegakkan cinta terhadap sesama," ungkapnya.

Demi menjaga keamanan, Sri Untari mengajak stakeholder lainnya untuk merawat dan menghormati kerja driver ojol.

Pihaknya menyayangkan jika driver ojol lainnya menjadi imbas negatif sehingga berpengaruh terhadap proses kerja mereka.

"Seperti yang diajarkan Bung Karno, nasionalisme yang sadar akan keadaan masyarakat yang menderita akan penindasan, imperialisme dan sadar akan keharusan menentang dan meruntuhkannya agar dapat mendirikan satu masyarakat baru yang adil dan makmur tanpa penderitaan serta berdasarkan atas azas peri kemanusiaan," tegas Sri Untari.

Sri Untari berharap segera menyudahi segala bentuk tindakan diskriminasi kepada driver ojol yang akhir ini muncul pasca tragedi bom bunuh diri di Medan. "Mereka adalah saudara kita. Ayo junjung tinggi kepercayaan, dan rasa kemanusiaan ditingkatkan lagi," ajaknya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES