Wisata

GO Indonesia: Wishnutama Harus Jadikan Indonesia Tujuan Utama Wisata Dunia

Minggu, 03 November 2019 - 15:27 | 89.90k
 Bayu Endro Winarko (kiri) dan Horas Sinaga (kanan).(Foto : Istimewa)
Bayu Endro Winarko (kiri) dan Horas Sinaga (kanan).(Foto : Istimewa)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Sektor pariwisata telah menjadi penyumbang devisa terbesar di Indonesia di tahun 2018, yaitu sebesar USD 17,6 miliar. Angka ini setara dengan Crude Palm Oil (CPO). Capaian tersebut mendorong pengamat mendesak Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) memperhatikan serius sektor pariwisata.

Ketua Bidang Analisis Kebijakan Generasi Optimis (GO) Indonesia, Bayu Endro Winarko, MBA, mengatakan, dari sisi daya saing, tahun 2019 peringkat Indeks Daya Saing Pariwisata Indonesia di dunia berada di peringkat 40, naik dari peringkat 42 di tahun 2017.

Berdasarkan Laporan The Travel & Tourism Competitiveness Report yang dirilis WEF (World Economic Forum) 2019 baru-baru ini, di kawasan Asia Tenggara, Indeks Daya Saing Pariwisata Indonesia berada di peringkat 4 berdasarkan penilaian pilar-pilar seperti lingkungan bisnis, keamanan, kesehatan dan kebersihan, sumber daya manusia dan lapangan kerja, keberlanjutan lingkungan dan lainnya.

Pakar marketing dan pariwisata halal itu juga menilai banyak strategi dan inisiatif telah dilakukan oleh Menteri Pariwisata sebelumnya yang membuat sektor ini menjadi salah satu sumber devisa negara terbesar. 

"Pekerjaan rumah selanjutnya akan menjadi tanggung jawab duet Wishnutama Kusubandio yang notabene adalah generasi X dan Angela Tanoesudibjo dari generasi millennial," terang Bayu di Grand Jakarta, Minggu (3/11/2019).

Generasi Optimis Indonesia menilai penunjukan Wishnu dan Angela sebagai Menteri dan Wakil Menteri Pariwisata sangat menarik karena latar belakang keduanya sebagai pengusaha dari industri media. 

Seperti diketahui, Wishnutama adalah pengusaha di bidang pertelevisian yang sempat memimpin media televisi ternama di Indonesia, TransTV dan Net TV.  Sedangkan Angela sebelumnya adalah direksi dan komisaris di jajaran MNC Group, salah satu group perusahaan media terbesar di Indonesia.

"Tantangannya sekarang, apakah mereka bisa menyelesaikan target yang telah ditetapkan di 2024, yaitu perolehan nilai devisa 40 miliar USD? Juga mendatangkan 28 juta wisman mancanegara plus 300 juta wisatawan lokal, penyediaan tenaga kerja wisata 15 juta orang, memberikan kontribusi PDB 5,5%, dan meningkatkan Tourism Competitive Index menjadi peringkat 2," Bayu berujar.

Ia mengaku, dengan latar belakang prestasi duet pimpinan di Kemenparekraf tersebut sangat mungkin akan membuat perubahan besar di industri pariwisata. 

Bayu menambahkan setidaknya ada lima isu strategis indusri pariwisata yang harus diselesaikan dalam waktu dekat.

Pertama, bagaimana meningkatkan perdapatan devisa terkait pengeluaran dan lama masa tinggal wisatawan mancanegara. Kedua pengembangan program-program untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia yang masih rendah, secara global masih 1,1%, di Asia Pasific 4,3%, dan Asia Tenggara 11,7%.

Ketiga, program peningkatkan kesiapan dan daya dukung destinasi wisata, seperti situasi keamanan, transportasi, hotel, akomodasi, dan kesiapan masyarakat menyambut tamu di daerah mereka. Kempat, adanya program peningkatan kualitas, profesionalisme, dan jumlah SDM pariwisata. 

"Dan terakhir pembenahan infrastruktur dan konektifitas yang mudah dan nyaman bagi wisatawan mancanegara, pungkas Bayu yang pernah menjadi tim ahli Tourism 4.0."

Bayu mendorong Whisnu dan Angela belajar dari Portugal yang sukses menjadi The World’s leading destination. 

"Kita bisa mengadopsi dan mengadaptasi cara Portugal. Setidaknya arah kebijakan boleh diarahkan kepada  peningkatan ekosistem usaha pariwisata termasuk menyesuaikan dengan era Tourism 4.0," kata pria asal Jombang, Jawa Timur itu.

Peningkatan Access, Amenity, dan Attraction serta kenyamanan dan keamanan lingkungan destinasi pariwisata, menurut Bayu juga perlu mendapat perhatian khusus. 

"Peningkatan citra melalui komunikasi pemasaran yang terintegrasi dan pembangunan SDM pariwisata, juga harus ditingkatkan. Manusia harus menjadi jantung industri pariwisata dan sudah selayaknya menjadi prioritas kebijakan Kemenparekraf," kata Bayu.

Pada saat yang sama, Tigor Mulo Horas Sinaga, Sekretaris Jendral (Sekjen) Generasi Optimis Indonesia melihat, dengan prestasi yang dimiliki Wishnutama, termasuk kesuksesannya sebagai anggota tim penyelenggara event Asian Games 2019, ia niscaya memberikan terobosan dalam pembangunan sektor Pariwisata di Indonesia. 

"Selain itu, didampingi oleh Sis Angela yang berlatar belakang pengusaha milenial, maka mereka akan saling melengkapi dalam memimpin kementerian yang sekarang menjadi salah satu penghasil devisa terbesar," kata Horas.

Pemerhati intelijen dan politik itu mengingatkan jika potensi pengunjung pariwisata ke depan adalah generasi milenial. 

"Saya akan mendukung duo pimpinan Kemenparekraf ini agar berhasil mencapai tugas mereka dengan selalu memberikan masukan yang konstuktif. Bukan menyebut mereka sebagai pemimpin Kementerian Pariwara," tandasnya.

"Kami optimis pariwisata dan ekonomi kreatif kita akan bertumbuh signifikan dalam tangan dingin Bro Wishnutama dan Sis Angela," kata Horas. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES