Peristiwa Daerah

Kantor Bahasa NTT Sampaikan Rekomendasi untuk Melindungi Bahasa dan Sastra Daerah

Rabu, 23 Oktober 2019 - 18:12 | 146.06k
Kepala Kantor Bahasa NTT, Valentina Lovina Tanate (Liputan6.com/Ola Keda)
Kepala Kantor Bahasa NTT, Valentina Lovina Tanate (Liputan6.com/Ola Keda)

TIMESINDONESIA, KUPANG – Kepala Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur (Kantor Bahasa NTT) Valentina Lovina Tanata menyampaikan 3 rekomendasi dalam acara penutupan kegiatan seminar internasional linguistik dan sastra Austronesia-Melanesia yang digelar di hotel Aston Kupang, Rabu 23 Oktober 2019.

Dalam rekomendasi tersebut, pihak kantor bahasa meminta kepada segenap akademisi di NTT untuk mendokumentasikan, menelaah dan menyebarluaskan kajian-kajian Bahasa dan Sastra di NTT agar Bahasa dan Sastra di NTT mendunia dan senantiasa terjaga kelestariannya. 

Rekomendasi berikutnya, ditujukan kepada Perguruan Tinggi dan institusi akademik d NTT untuk secara konsisten menyelenggarakan kegiatan-kegiatan ilmiah, utamanya tentang linguistik dan sastra, agar tercipta ruang-ruang diskusi pengembangan dan perlindungan Bahasa dan sastra sastra daerah serta terwujudnya masyarakat NTT yang lebih peduli dan bangga dengan budayanya.

Pada kesempatan tersebut, Kantor Bahasa NTT juga merekomendasikan kepada Pemerintah Provinsi NTT untuk mengimplementasikan Pasal 42 ayat 1 Undang-undang nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan yang berbunyi 'Pemerintah Daerah wajib mengembangkan, membina dan melindungi bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia'. 

"Implementasi tersebut berupa peraturan gubernur yang secara spesifik mengatur pengembangan dan perlindungan bahasa daerah di NTT," ucap Valentina, Rabu (23/10/2019). 

Dalam sambutannya, Valentina juga meminta kepada institusi perguruan tinggi agar bisa menghadirkan program studi baru yaitu program studi bahasa daerah sebagai upaya untuk melestarikan bahasa daerah sebagai salah satu kekayaan budaya di Indonesia. 

Seminar internasional yang digelar selama dua hari sejak 22 Oktober 2019, menurut Valentina merupakan langkah awal dari pihak kantor Bahasa Provinsi NTT untuk membuka ruang diskusi publik terkait bahasa dan sastra daerah, karena NTT merupakan salah satu Provinsi yang memiliki beragam bahasa daerah. 

"Saya 20 tahun di NTT, baru tahun 2016 saat menjabat sebagai Kepala Kantor Bahasa, saya tahu NTT punya banyak sekali bahasa daerah. Kegiatan ini merupakan langkah awal, semoga ke depan kita tetap melakukan diskusi-diskusi publik terkait bahasa dan sastra di NTT," jelasnya. 

Valentina juga menyampaikan bahwa setiap tahun dalam pemilihan duta bahasa, sedikit sekali peserta yang mengerti dan bisa berbahasa daerah. Hal tersebut menjadi satu kekhawatiran akan kepunahan bahasa daerah. 

"Generasi muda di NTT kurang mencintai bahasa daerah, karena apa? Setiap kali pemilihan duta bahasa, 99 persen peserta seleksi duta bahasa tidak bisa berbahasa daerah," ujarnya. 

Dirinya berharap rekomendasi yang sudah disampaikan dapat ditanggapi dengan serius oleh semua pihak sebagai upaya dalam menjaga dan melestarikan bahasa dan sastra di NTT, karena bahasa dan sastra di NTT merupakan pertemuan dua rumpun besar bahasa yakni Austronesia dan Melanesia yang dijumpai pada bahasa daerah di pulau Alor dan juga bahasa daerah di Kabupaten Belu. 

"Kami berharap pemerintah bisa menindaklanjuti rekomendasi kami, dan juga perguruan tinggi di Kota Kupang karena kami sudah menandatangani nota kesepahaman bersama para Rektor dan rekomendasi ini akan kami berikan juga kepada para Rektor," pungkas Kepala Kantor Bahasa NTT ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES