Peristiwa Daerah

Pelajar Banyuwangi Lakukan Pembuktian Fenomena Hari Tanpa Bayangan

Selasa, 15 Oktober 2019 - 14:08 | 398.93k
Pembuktian fenomena kulminasi matahari di Kantor BMKG Banyuwangi. (Foto: Agung Sedana/TIMES Indonesia)
Pembuktian fenomena kulminasi matahari di Kantor BMKG Banyuwangi. (Foto: Agung Sedana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGIFenomena kulminasi matahari, yakni benda tak memiliki bayangan disambut antusias oleh pelajar di Banyuwangi. Sejumlah siswa sekolah melakukan melakukan percobaan untuk membuktikan hari tanpa bayangan ini, Selasa (15/10/2019).

Salah satunya adalah para siswa SMKN 1 Banyuwangi, mereka meletakan beberapa benda diatas kertas tepat pukul 11.08 WIB.

Ialah Irma dan Farid, melakukan percobaan dengan tumbler dan botol mineral. Memang benar faktanya, pada saat matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit dan tepat berada di atas kepala atau di titik Zenit, bayangan benda hilang, dalam kata lain banyangan menyatu dengan benda tersebut.

kulminasi-2.jpg

"Tiap detik kita catat. Memang benar di Banyuwangi tepat jam 11 lebih 8 menit dan 24 detik bayangan hilang atau menyatu dengan benda. Bayangan hilang sekitar satu menitan," kata Farid.

Irma menambahkan, dalam pengamatannya, di Banyuwangi meski mendapatkan lebih awal penyinaran matahari, namun tidak pertama kali mendapatkan titik kulminasi. Sebab yang dihitung bukanlah titik pada perputaran matahari pada porosnya, namun perpindahan semu matahari dari bujur dan lintang. 

"Karena kita berada di katulistiwa. Jadi giliran di selatan katulistiwa yang mendapatkan sinar matahari tepat diatas kita saat ini," kata Irma.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi juga melakukan percobaan pengamatan titik kulminasi matahari. Pengamatan matahari saat tetap berada di atas benda yang dipajang menghasilkan benda tersebut tanpa bayangan. 

"Cuaca cerah jadi masyarakat bisa mengamati dengan naik saat hari tanpa bayangan di Banyuwangi ini," kata forcaster BMKG, Agung Dwi Nugroho.

Dia menambahkan, fenomena ini sebenarnya rutin terjadi setiap tahun. Dalam setahun fenomena ini terjadi sebanyak dua kali. Fenomena alam ini terjadi sesuai dengan gerak semu matahari. "Ini biasa terjadi pada bulan Maret dan Oktober," tambahnya. 

Fenomena kulminasi matahari atau hari tanpa bayangan ini tidak berbahaya bagi masyarakat, meskipun dipandang dengan mata telanjang. Hanya saja, akan terjadi peningkatan suhu udara antara 0,5 hingga 1 derajat Celcius dari suhu normal. Pada bulan Oktober ini suhu normal adalah 32 derajat celsius. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES