Gaya Hidup

Stop Membandingkan Anak, Ini Dampaknya untuk Perkembangan Anak

Senin, 14 Oktober 2019 - 06:15 | 98.22k
Ilustrasi - Stop membandingkan anak! (Foto: via hipwee)
Ilustrasi - Stop membandingkan anak! (Foto: via hipwee)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pernahkah Anda membandingkan anak dengan anak lain? Misalnya, "Lihat, itu Andi temanmu pandai, tidak bermain terus".

Di satu sisi hal ini bisa memberikan dirinya gambaran bagaimana seharusnya mereka bersikap dan bisa mempengaruhi perkembangan anak menjadi lebih baik. Jika nasehat seperti ini ditanggapi secara positif oleh anak, ia akan termotivasi untuk mengubah dirinya jadi lebih baik.

Namun, hanya sebagian kecil anak yang menanggapi nasihat orang tua dengan cara demikian. Anak-anak tidak suka menerima kritikan, juga belum begitu mengerti bagaimana harus merespon kritikan.

Dikutip dari Hello Sehat, kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada anak jika Anda sering membandingkannya, antara lain sebagai berikut.

1. Anak Meragukan Dirinya Sendiri

Hanya dengan terus membandingkan tanpa benar-benar memberikan kesempatan untuk mereka memperbaiki diri lambat laun akan membuat anak cenderung meragukan dirinya sendiri. Terutama begitu tahu ada orang lain yang lebih unggul dari dirinya.

Anda bisa membantu anak berubah menjadi orang yang lebih baik tanpa harus membanding-bandingkan dirinya. Caranya cukup dengan memberi tahu apa yang seharusnya ia lakukan dan terus membimbingnya supaya dapat berubah.

2. Anak Merasa Cemburu

Saat Anda terus membandingkan dirinya dengan anak lain yang lebih baik, anak tentu jadi merasa cemburu karena ada orang yang jelas-jelas “difavoritkan” oleh orang tuanya sendiri.

Kecemburuan yang terpupuk sejak kecil tidak baik untuk kesehatan jiwa anak karena dapat menimbulkan kebencian, permusuhan, atau kekecewaan mendalam baik pada diri sendiri maupun orangtua dan teman-temannya.

3. Anak Jadi Berpikiran Negatif

Awalnya anak mungkin terpacu untuk menjadi lebih baik. Namun jika Anda tidak pernah mengapreasiasi usahanya dengan terus membandingkan anak dengan yang lain, ia jadi tidak pernah merasa bangga dan puas dengan apa yang dilakukannya.

Ia akan dirundung dengan pikiran negatif bahwa ia tidak akan pernah sukses karena terus cemas dan takut gagal. Akibatnya, ia jadi tidak percaya pada kemampuan dirinya sendiri dan semakin terpuruk.

4. Hubungan Orangtua dengan Anak Renggang

Terus mengatakan bahwa selalu ada orang lain yang lebih baik daripada anak lama-lama bisa menimbulkan kesalahpahaman. Anak mungkin merasa dihina, disudutkan, tidak diperhatikan, dan tidak pernah didukung oleh orangtuanya sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Ia mungkin juga menganggap bahwa Anda tidak menyayanginya.

Akibat Anda terus membandingkan anak, emosi anak yang tidak stabil bisa meluap. Akibatnya, Anda akan langgangan beradu mulut dengan anak. Suasana kekeluargaan yang harusnya hangat justru memanas dan bisa merenggangkan hubungan anak dan Anda. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : Hello Sehat

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES