Peristiwa Daerah

Warga Temukan Situs Kuno di Kali Metro, Diduga Benda Purbakala

Sabtu, 21 September 2019 - 19:55 | 425.89k
Penemuan Situs Kuno oleh warga yang diduga benda purbakala. (Foto: Mohammad Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)
Penemuan Situs Kuno oleh warga yang diduga benda purbakala. (Foto: Mohammad Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Sejumlah warga dikejutkan dengan penemuan situs kuno dan benda purbakala di semak-semak sekitar Jembatan Kali Metro, Merjosari, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (21/9/2019).

Penemuan situs kuno ini diduga ada kaitannya dengan benda purbakala. Warga menemukan saat menyapu dan menyisir tepi aliran sungai kecil dengan sapu lidi.

"Sebenarnya ini sudah lama kita temui. Cuma gak dishare ke publik. biar gak diganggu sama orang," kata Syamsul Subakri warga Dinoyo, Kota Malang.

Penemuan-Situs-Kuno-a.jpg

Warga yang berkumpul dan melakukan bersih-bersih di area penemuan situs ini mengaku bahwa ada beberapa benda yang ditemukan. Beberapa benda yang ditemukan berupa pecahan grabah, keramik kuno, batu bata kuno dan batu lumpang. 

"Ada kemungkinan ini adalah situs purbakala. Dikuatkan dengan batu lumpang ini. Selain itu ada banyak batu yang berbentuk seperti alat. Entah itu alat kerja (perkakas) atau alat pemukul, kita belum tau. Mungkin kita butuh mendatangkan arkeolog ya, Mas," katanya sambil memperlihatkan barang berupa batu itu.

Soal keberadaan batu lumpang itu, Syamsul mengaku keberadaan benda tersebut sudah lama. Bahkan, sejak dia kecil sudah ada. "Dulu waktu kecil saya gak boleh main ke sini. Katanya keramat," tandasnya.

Saat TIMES Indonesia mengunjungi situs tersebut, beberapa warga yang tergabung di Komunitas Peduli Kali dan Budaya itu tampak sibuk membersihkan situs sembari mencari temuan-temuan baru.

Syamsul berasumsi adanya kerusakan atas benda yang ditemukan bersama timnya itu. Menurutnya, ada indikasi kerusakan yang masih belum mengetahui secara pasti penyebabnya.

Penemuan-Situs-Kuno-b.jpg

"Ada semacam jalur kecil untuk menyalurkan air. Diduga untuk mengalirkan air ke kebun jeruk dengan cara menyedot. Kita belum tau, akan kita telusuri lebih lanjut temuan ini bekerjasama dengan banyak pihak," kata pria berambut gondrong itu.

Selain benda berupa bebatuan, satu kolam yang dialiri air sumber juga diduga barang purba. Kalau dilihat dari bentuk kolamnya, memang ada semacam petak-petak yang menyerupai tangga. 

"Entah itu apa saya juga belum tau," kata pria 53 tahun itu. 

Pengamatan Syamsul, kumpulan batu yang ditemukan dan dikumpulkan diakui sebagai barang unik. Menurut dia, karakter batu yang ditemukan sangat unik. Batuan itu bukan hanya satu atau dua, tapi puluhan. Sebagian terdapat warna putih yang melekat di batu itu. Sebagain lagi bercampur warna merah.

Syamsul juga menjabat Ketua Cakrawala Mandala Dwi Pantara, sebuah Komunitas Peduli Kali dan Budaya di Malang Raya. Aktivitasnya sehari-hari bersama timnya menelusuri dan mencari situs-situs purbakala yang belum diungkap.

Pihaknya berharap adanya perhatian dari pemerintah untuk menelusuri situs tersebut. Bahkan, pihaknya juga akan melaporkan penemuan itu ke pihak cagar budaya. 

"Kita kembalikan ke pemerintah. Kalau memang pemerintah nanti punya perhatian, ya kami tentu bersyukur. Kalau memang gugur, saya yakin batu lumpang ini masuk ke barang purbakala. Gak mungkin itu dibuat-buat. Karena sejak kecil saya sudah ada batu lumpang itu. Gak mungkin nenek moyang bikin tanpa alasan. Entah alasannya membuat untuk sumber air atau peribadatan, kita gak tahu. Mari kita buktikan," katanya.

Ia berharap, pemerintah dan masyarakat memberi perlindungan atas sejumlah benda purbakala yang diuga berasal dari situs kuno itu. "Kalau di Undang-Undang kan harus diselamatkan. Saya yakin ini pasti ada manfaatnya. Nanti kita telusuri lebih dalam lagi terkait nama, usia benda dan lainnya," kata Syamsul saat ditemui TIMES Indonesia di Kali Metro. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES