Peristiwa Daerah

Tanggono, Kades Visioner dari Pacitan: Sidomulyo Mandiri dan Modern

Selasa, 13 Agustus 2019 - 17:36 | 664.89k
Tanggono, Kades Sidomulyo, Pacitan. (Foto: Istimewa)
Tanggono, Kades Sidomulyo, Pacitan. (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, PACITANTanggono, purnawirawan TNI ini menjadi salah satu kepala desa (kades) yang fenomenal di Pacitan. Mantan anggota Kopassus dengan spesialisasi intelijen itu sejak masih dinas di kesatuannya terkenal dengan pola pikiran out of the box

Pernah suatu kali ia dipanggil secara resmi oleh komandannya karena menolak sekolah promosi untuk menjadi perwira menengah. "Siap, saya menolak ndan. Karena saya sudah pintar," katanya mengenang kala itu.

Itu bukan bermaksud sombong, melainkan penegasan atas semangat belajarnya yang cenderung quick learner (pembelajar cepat). Maka, berkat keterampilan belajar cepatnya, ia bisa malang melintang menjadi importir untuk kepentingan kesatuannya.

Tidak itu saja, nama Tanggono juga dikenal ramah dan menjadi sesepuh untuk ribuan perantau Pacitan terutama sekitar Jabodetabek dari berbagai komunitas, Arek Rantau Pacitan (Arpac), Asosiasi Pengusaha Binatu Seluruh Indonesia (APJABI), Komunitas Laundry, Komunitas Optik, Paguyuban Warga Pacitan (PWP) dan lainnya.

Maka, ketika di desa asalnya, Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, berlangsung suksesi kepala desa, banyak warganya yang mencalonkan Tanggono menjadi kepala desa dan kemudian ia melenggang. Ditanyai tentang motivasinya mau dicalonkan, suami dari Sunarti ini mengatakan karena prihatin dan marah dalam hati.  

"Mengapa kita pintar memperkaya orang lain, tetapi susah betul membuat diri sendiri kaya. Coba lihat, air mineral misalnya, itu air kita sendiri, tenaganya kita sendiri. Mereka suruh kita ngegalonin, terus dijual pada kita sendiri. Kan seperti itu semua item produk di jejaring pasar modern. Warga saya tantang, catat semua barang yang ada di rak mereka, saya bisa buat ayo saya hubungkan dengan jejaringnya. Terlebih, apa yang kita bisa buat hari ini, besok harus bisa jadi uang," ujarnya memaparkan.

Lahirlah kemudian dari tangan dinginnya, produk air mineral Anyes dengan kualitas di atas air mineral di pasaran dengan harga hampir separuh di bawahnya. Produk itu lantas dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sidomulyo. 

Tidak itu saja, masyarakat atas motivasinya juga berhasil memproduksi pengharum laundry, pelembut pakaian saat dicuci dan makanan kecil (keripik) berbasil hasil bumi setempat.

Bapak tiga anak ini juga merancang irigasi untuk seluruh wilayah datar, sawah dan kebon di Sidomulyo. "Ini sedang kita urus izin listrik kapasitas 3 pass. Alhamdulillah dibantu bapak wakil bupati, PLN sudah setuju. Warga Sidomulyo dan sekitarnya harus mandiri dan modern. Apa coba yang kita tidak punya? Lahan ada, air ada, bibit ada, listrik ada dan tenaga juga ada. Mengapa tidak kita berdayakan semuanya itu," tuturnya.

Bagi Tanggono, dengan kualitas baret merah dan naluri belajar cepatnya, sangat aneh jika dalam kondisi seperti itu BUMDes tidak sukses. 

"Kita punya uang melalui Dana Desa dan ADD, sumber daya alam kita punya jangan semua dipakai infrastruktur. Itu biar diperkuat bapak dewan dengan dana aspirasi dan Dinas Binamarga. Ayo berdayakan potensi masyarakat dengan BUMDes. Coba pengusaha-pengusaha besar itu dilihat, uang nya dari Bank, pakai agunan, sumber daya alamnya menyewa, mereka nyatanya masih bisa untung. Lha, kita semua punya tapi tidak bisa untung dan maju, kan aneh," jelas Tanggono, kades Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Pacitan(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES