Peristiwa Internasional

Penari 10 Negara Ikuti ASEAN Contemporary Dance Festival di USD Yogyakarta

Minggu, 14 Juli 2019 - 11:22 | 286.12k
ASEAN Contemporary Dance Festival Kerjasama USD dengan Sekretariat ASEAN dan Kemendikbud. (FOTO: Humas USD/TIMES Indonesia).
ASEAN Contemporary Dance Festival Kerjasama USD dengan Sekretariat ASEAN dan Kemendikbud. (FOTO: Humas USD/TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTAUniversitas Sanata Darma (USD) Yogyakarta dipilih menjadi tuan rumah ASEAN Contemporary Dance Festival. Festival ini kerjasama USD dengan Sekretariat ASEAN dan Kemendikbud RI.

Acara yang digelar di Auditorium Driyarkara Kampus USD Yogyakarta, Sabtu (13/7/2019) malam ini merupakan pertama kali yang diikuti 10 negara ASEAN.

Ke-10 negara itu adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam. Kemudian, Kamboja, Philipina, Laos, Myanmar dan Thailand. Masing-masing negara menampilkan tarian yang unik yang memukau penonton yang hadir.

ASEAN-Contemporary-Dance-Festival-b.jpg

Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian dan Kebudayaan RI, Nadjamudin Ramly menyatakan anak-anak dari ASEAN ini hadir ke Yogyakarta itu untuk belajar karena menurut mereka Indonesia ini sebagai negeri adidaya budaya.

"Jadi negara-negara di dunia ini tidak bisa menyamai, Kita ini negara super power budaya maka banggalah dengan Indonesia. Bahkan, indeks kebudayaan tertinggi di Indonesia itu adalah Yogyakarta sampai 93 persen," kata  Ramly.

Rektor USD Yogyakarta Johanes Eka Priyatma mengatakan, kali pertama sekretariat ASEAN mengajak Universitas Sanata Darma berkolaborasi dalam festival ASEN. "Tetapi serba kebetulan tahun ini kami merayakan DIES dengan tema peran pendidikan tinggi dalam membangun kebudayaan Indonesia," ucapnya.

ASEAN-Contemporary-Dance-Festival-c.jpg

Johanes mengatakan, tari adalah salah satu bentuk kebudayaan yang mempunyai peran dan fungsi dan dalam arti tertentu. Dan bangsa Indonesia mempunyai kekayaan dan keunggulan di bidang itu.

"Maka ketika tawaran ini muncul kami sambut dengan antusias dengan harapan bisa terus dikembangkan bukan hanya rutin tapi semakin meningkat kualitasnya dan bisa juga kami harapkan melibatkan semakin banyak pihak untuk mengadakan festival semacam ini," ucapnya.

“Dan ini menjadi sangat penting khususnya generasi muda ketika memahami tari pada dasarnya merupakan sarana yang cukup efektif untuk menularkan nilai-nilai kebudayaan itu. Karena disitu ada kerjasama, memahami visibility dengan baik, ada olah fisiknya lalu tentu saja ada olah suara, warna dan sebagainya jadi sangat kaya,” imbuhnya.

Wakil Rektor 4 Bidang Kerjasama F.X Ouda Teda Ena, M.Pd., Ed.D menjelaskan Sanata Darma berkesempatan menampilkan 2 tim. 1 dari UKM mahasiswa dan satunya lagi gabungan mahasiswa dari seluruh Indonesia yaitu Nias, Dayak, Papua dan NTT. Mereka bergabung untuk tampil menari di akhir. Kemudian, dilanjutkan tarian kolaborasi dari 10 negara ASEAN.

“Jenis tarian yang ditampilkan kontemporer yang berakar pada budaya. Dari Sanata Darma misalnya tariannya itu dicampur jadi tarian Nias, Dayak, NTT dan Papua di jadikan satu. Untuk ASEAN itu sendiri-sendiri tetapi diakhir acara semuanya akan kolaborasi menjadi satu,” tutur Ouda.

Ouda menambahkan, acara ini mempunyai makna besar. Ini mengukuhkan Universitas Sanata Darma Yogyakarta untuk menjadikan budaya sebagai bagian penting dalam pendidikan.

"Nah, karena itulah melatarbelakangi mengapa kami mengembangkan Auditorium ini. Dengan adanya Auditorium ini adalah bukti kongkrit komitmen USD untuk menggunakan budaya sebagai bagian penting dalam proses mendidik dan menularkan nilai-nilai," ucapnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES