Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Tidak Lulus SBMPTN Bukanlah Segalanya

Sabtu, 13 Juli 2019 - 15:46 | 68.74k
Muhamamd Yunus. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang. (Grafis: TIMES Indonesia)
Muhamamd Yunus. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang. (Grafis: TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Banyak dari lulusan SLTA yang ada mendambakan untuk melanjutkan pendidikan tingginya di Pergutuan Tinggi Negeri (PTN). Banyak alasan yang diungkap, beberapa diantaranya adalah terkait mutu pendidikan yang dimiliki PTN, biaya yang terjangkau, ketersediaan tenaga pengajar yang professional dan jaringan alumninya. Namun demikian, bukan berarti Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tidak menyediakan itu. Karena era keterbukaan dan kompetisi saat ini apa yang ada di PTN dapat dipastikan PTS juga memilikinya. Terlebih layanan dari Kemristek dikti, kementrian yang membawahi perguruan tinggi melayani baik PTN maupun PTS. Oleh karenanya tidak lulus SBMPTN bukanlah akhir dari segalanya, tapi inilah tonggak awal membangun kepercayaan ini.

Seperti diketahui sebagaimana diberitakan di laman belmawa Ristekdikti bahwa Penetapan hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 diumumkan secara online pada hari ini Selasa (9/7/2019) pukul 15.00 WIB. Jumlah peserta yang dinyatakan lulus seleksi pada 85 PTN se-Indonesia sebanyak 168.742 peserta. Jumlah peserta yang dinyatakan lulus tersebut merupakan hasil seleksi dari pendaftar SBMPTN 2019 sebanyak 714.652 peserta. Dari data ini jumlah peserta yang lulus lebih sedikit jumlahnya dari peserta yang dinyatakan tidak lulus. Tentu itu bukan berarti mereka yang lulus lebih segalanya dari yang tidak lulus, namun ketersedian quota dan pilihan prodi yang ada harus ada peserta yang terlempar dari harapan masuk PTN.

Belajar di pendidikan tinggi sangatlah berbeda dengan belajar dibangku pendidikan dasar dan menengah. Jika pada pendidikan dasar dan menengah arahan dan didikan guru sangatlah ketat, maka belajar di pendidikan tinggi membutuhkan effort tersendiri karena semuanya dituntut mandiri. Luarannya adalah manusia unggul yang memiliki inovasi dan kreativitas yang tinggi. Proses ini tentu tidak hanya didapat dari tatap muka di dalam kelas, tapi interaksi keseharian diluar kelas sangatlah berpengaruh terhadap pembentukan manusia unggul ini. Artinya adalah ingin saya tegaskan disini bahwa proses belajar di pendidikan tinggi banyak dipengaruhi oleh usaha yang dibangun oleh mahasiswa itu sendiri. Keluar dari zona nyaman dan berpikir out of the box adalah kunci menghadapi kesuksesan yang ada.

Oleh karenanya, kepada mereka yang tidak lulus SBMPTN tahun ini yakinlah bahwa itu bukanlah akhir dari perjuangan saudara. Penjelasan saya diawal menegaskan jika ada kesungguhan pada diri mahasiswa maka PTN dan PTS hanyalah label yang diberikan pada lembaga pendidikan tinggi yang dikelolah oleh pemerintah dan masyarakat. Tetapi kesuksesan masa depan tidaklah ditentukan oleh lembaganya, tetapi mahasiswalah yang menentukan, mau berubah dan maju atau tidak.

Tetaplah kuliah dimanapun kampusnya, yang penting kampus tersebut mempunyai identitas yang kuat dan pengakuan masyarakat luas.

 

*) Penulis: Muhamamd Yunus. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES