Gaya Hidup

Di Festival Banyuwangi Kuliner, Chef Vania Wibisono: Pecel Rawon Unik Ya!

Selasa, 23 April 2019 - 17:17 | 123.99k
Chef Vania Wibisono melakukan demo masak Pecel Rawon bersama peserta Festival Banyuwangi Kuliner 2019. (FOTO: Roghib Mabrur/TIMES Indonesia)
Chef Vania Wibisono melakukan demo masak Pecel Rawon bersama peserta Festival Banyuwangi Kuliner 2019. (FOTO: Roghib Mabrur/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGIFestival Banyuwangi Kuliner 2019 mengangkat kuliner tradional Banyuwangi yakni Pecel Rawon dengan dihadiri Chef Vania Wibisono. Vania yang merupakan juri kompetisi masak salah satu TV nasional mengaku sangat terkejut dengan kekayaan kuliner lokal Banyuwangi yang unik dengan banyak menyuguhkan hidangan fusion.

Pecel rawon yang khas Banyuwangi ini tergolong fusion, kombinasi dua makanan, yakni Pecel dan Rawon. Makanan ini sangat mudah ditemui di Banyuwangi, dan biasa disantap saat sarapan dan makan siang.

Kuliner-Banyuwangi-2.jpg

"Kuliner pecel rawon Banyuwangi unik ya, bila orang pikir makanan ini hanya sekedar campurin pecel rawon, namun ternyata bila kita makan akan menghasilkan rasa yang sangat khas dan luar biasa rasanya menyatu," kata koki jebolan Culinary Art Institute of Santa Monica, Amerika Serikat. Selasa,(23/04/2019).

Vania menjelaskan bahwa kekhasan rasa yang dihasilkan pecel rawon ala Banyuwangi ini, karena tidak menggunakan kayu manis atau cengkeh di bumbu rawonnya. Adanya bahan dasar bawang merah dan putih baik di rawon dan pecelnya inilah yang akhirnya menghasilkan cita rasa yang kaya. Bagi saya ini sangat menarik.

Dalam kesempatan itu, Vania melakukan demo masak Pecel Rawon bersama istri Bupati Banyuwangi, Dani Azwar Anas. Vania yang dikenal dengan aktivitas kampanye makanan sehatnya ini, tak lupa membagikan tips memasak sehat Pecel Rawon.

"Kalau merebus sayur jangan sampai berubah warnanya, biar kandungan gizinya tidak hilang. Bahannya juga harus fresh, sehingga tampilan makanan saat sudah matang tetap menarik karena bahannya baru. Memasak daging agar lunak cukup direbus yang lama saja, tidak usah dikasih nanas dan lain-lain," jelas Vania.

Dalam kesempatan itu, Vania memuji Banyuwangi yang konsisten menggelar festival kuliner dengan mengangkat tema lokal untuk mendukung pariwisata. Apalagi kuliner Banyuwangi, menurut dia, sangat khas karena banyak mengkombinasikan dua makanan. Meskipun demikian, kuliner fusion Banyuwangi memang sudah sejak zaman dahulu ada, artinya tidak pas sekarang saja yang lagi hits.

Selain pecel rawon, Chef Vania ternyata juga sangat menyukai berbagai kuliner khas Banyuwangi seperti rujak dan nasi tempong yang mana sambalnya otentik, tidak dapat ditemukan dimanapun kecuali di Banyuwangi. Vania mengaku sangat terkesan dengan kota Banyuwangi yang menurutnya penuh pesona. Mulai alam, masyarakat dan makanannya yang humble.

“Kotanya bersih. Begitu tiba di bandara saya langsung jatuh cinta dengan panorama hamparan sawah yang indah. Bandaranya keren,” ungkapnya.

Kuliner-Banyuwangi-3.jpg

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa  dengan konsistensi pemkab yang menggelar festival kuliner setiap tahunnya berhasil menginspirasi warga untuk membuka usaha kuliner makanan khas lokal.

“Festival ini juga bentuk keberpihakan total kami pada kuliner lokal. Kami ingin memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pelaku usaha kuliner lokal untuk mengambil kesempatan dalam perkembangan pariwisata daerah daripada memberikan peluang ini pada franchise makanan dari luar,”  ucapnya.

Selain itu salah satu peserta stand nomer 5  Somi (22) perwakilan dari Hotel Santika yang termasuk kategori A (profesional) mengatakan bahwa kami 3 tahun berturut-turut selalu mengikuti festival Banyuwangi kuliner, alhamdulillah dua kali kita mendapatkan juara.

"Tingkat kesulitan membuat kuliner pecel rawon ini terletak pada saat memadukan masakan pecel dengan rawon yang rasanya tidak boleh terlalu strong, alias harus menyatu pas," Kata Somi sambil mengenakan baju tari Gandrung.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Banyuwangi Alief Rachman Kartiono mengatakan bahwa tema kuliner pecel rawon sedang digemari banyak kalangan. Peserta terbagi dalam tiga kategori yaitu kategori A (kategori profesional) Umum seperti hotel dan restoran, kategori B (instansional) instansi pemerintah daerah dan kategori C dari gabungan organisasi wanita seperti GOW, PKK.

"Pecel di daerah lain memang banyak, tetapi pecel rawon di Banyuwangi sangat unik dan berbeda, karena memakai kluwek sehingga perpaduan gurih dan pedas sangat asyik," papar Alief. Dalam Festival Banyuwangi Kuliner 2019 ini mengangkat kuliner tradional Banyuwangi yakni Pecel Rawon dengan dihadiri Chef Vania Wibisono. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES