Kuliner

Begini Jadinya Bila Bule Australia Masak Kuliner Khas Banyuwangi

Senin, 22 April 2019 - 20:02 | 127.25k
Acara Cooking Class di Resto Osing Deles yang diikuti oleh peserta dari Australia. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Acara Cooking Class di Resto Osing Deles yang diikuti oleh peserta dari Australia. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Puluhan bule Australia mencoba memasak kuliner khas Banyuwangi, yakni Pecel Pitik dan Kelepon di acara cooking class di Resto Osing Deles, Senin (22/4/2019). Meski nampak kesulitan, namun mereka tetap terlihat asyik memasak makanan main course dan dessert tersebut.

Mereka berasal dari Australian JSRACS (John Septimus Roe Anglican Community School) bekerjasama dengan sekokah SMP dan SMA Harapan, Kota Denpasar, Bali.

TIMES-Indonesia-Kuliner-Khas-Banyuwangi-2.jpg

Terlihat mereka sedang sibuk membuat Pecel Pitik, yakni makanan khas Banyuwangi yang berbahan ayam kampung dan kelapa muda yang dibaluti bumbu kacang. Step pertama mereka mengolah daging ayam dengan cara memanggangnya dengan api sedang hingga berwarna coklat dan matang. Kemudian, daging tersebut disuwir kecil-kecil.

Setelah itu, para bule tersebut mulai menyiapkan bumbu. kacang, garam, gula serta bumbu lainya dimasukan kedalam cobek batu sedikit demi sedikit, kemudian menghaluskannya. Ternyata, proses ulek-ulek tradisional ini mengundang daya tarik tersendiri bagi mereka. Menurutnya ini adalah momen pertama kalinya bagi mereka.

"Its so hard, use this stone to grind spices," kata salah satu peserta sambil terus mencoba menghaluskan bumbu.

Setelah bumbu siap, mereka kemudian mencampurkan ayam kampung yang sudah disuwir tersebut dengan kelapa muda yang sudah diparut, tentunya bersamaan dengan bumbu yang sudah halus.

TIMES-Indonesia-Kuliner-Khas-Banyuwangi-3.jpg

Terakhir, makanan tersebut dihidangkan diatas piring dengan hiasan dari sayuran.

Tak hanya membuat Pecel Pitik saja, bule yang merupakan siswa tingkat dua setara dengan SMP ini juga membuat Kelepon. Makanan penutup berbahan tepung tapioka berselimut kelapa itu juga cukup membuat para peserta kebingungan. Sebagian dari mereka, merasa cukup kesulitan tentang bagaimana caranya memasukan gula merah kedalam isi kelepon tersebut.

"This is very challenging to make a Klepon cake. Especially when you have to enter the sugar. You must be slow and rotated with your palm, don't let the sugar come out of the cake," kata Julian, peserta bule Australia.

Kegiatan ini merupakan dari sebagian pengenalan budaya Indonesia kepada para siswa dari Australia. Mereka tak hanya belajar tentang bahasa, namun juga kebiasaan masyarakat serta kuliner Indonesia.

"Kita ingin mereka kenal Indonesia melalui kebudayaan, kebiasaan dan kulinernya. Jadi, termasuk kearifan lokalnya juga harus dikenalkan. Dengan memasak masakan Indonesia semakin membuat mereka mengenal dan mencintai Indonesia," ujar Brandon, salah satu pengajar di JSRACS (John Septimus Roe Anglican Community School).

Sementara itu, Marketing Osing Deles Banyuwangi, Nuzul, mengaku merasa senang bisa mengenalkan kuliner tradisional khas Banyuwangi. Pihaknya berharap makin banyak pelajar luar negeri untuk belajar kuliner tradisional Banyuwangi.

"Ini merupakan bagian dari cross culture. Senang sekali dapat mengenalkan menu kuliner khas Banyuwangi. Selain bule Australia tersebut, kedepan harapannya makin banyak pelajar luar negeri yang mempunyai kesempatan untuk belajar di Banyuwangi," pungkas Nuzul. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES