Peristiwa Daerah

Alun-alun Tugu Malang Bentuk Kegigihan Arek Malang Pertahankan Kemerdekaan

Jumat, 08 Februari 2019 - 20:07 | 448.24k
Suasana Alun-alun Tugu Malang yang mempesona. (FOTO: Intan Nurindar Wardani/TIMES Indonesia)
Suasana Alun-alun Tugu Malang yang mempesona. (FOTO: Intan Nurindar Wardani/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANGAlun-alun Tugu Malang saat ini menjadi salah satu landmark Kota Bunga. Alun-alun yang berada tepat di depan Balai Kota Malang itu dulunya bernama Alun-alun Bunder. Disebut demikian karena memang bentuknya yang bunder dalam bahasa Jawa yang artinya atau lingakaran.

Bentuk alun-alun ini dulunya jauh sederhana dari penampakan saat ini. Alun-alun Tugu menjadi sebuah taman cantik dengan hiasan bunga dan trembesi yang menjadi ikon Kota Malang.

TIMES-Indonesia-Alun-alun-Tugu-Malang-2.jpg

Dikutip dari Media Center Kendedes, taman cikal bakal Alun-alun Tugu dibangun pada masa kekuasaan Kolonial Hindia Belanda. Awalnya, taman ini diberi nama JP Coen Plein, sebagai bentuk penghormatan kepada Gubernur Jenderal Jaan Pieterzoen Coen, yang juga dikenal sebagai pendiri Batavia (Jakarta).

Jalan-jalan disekitar alun-alun tersebut juga diberi nama dengan nama-nama Gubernur Jenderal yang pernah memerintah Hindia Belanda.

Taman ini menjadi saksi perkembangan Kota Malang sejak dikuasai kaum Kolonial Belanda. Termasuk ketika status Malang berubah menjadi Kota Madya di tahun 1914.

Pada masa Hindia Belanda, model taman ini bisa dibilang masih sangat sederhana.

Area melingkar ini berupa taman terbuka tanpa ada tugu dan pagar di tepiannya. Belum ada pula air mancur ditengahnya seperti saat ini.

Dosen Sejarah Universitas Negeri Malang (UM), Ronal Ridho’I menjelaskan, menara tugu sebenarnya belum berdiri di masa Kolonial Belanda. Tugu kebangsaan warga Malang ini baru berdiri sekitar 17 Agustus 1946 oleh warga setempat.

“Itu menandai setahun setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia di 17 Agustus 1945,” ujar Ronal.

Pembangunan tugu ini sekaligus menjadikannya tugu kemerdekaan pertama yang didirikan. Pendirian ini sekaligus menjadi simbol bahwa wilayah sekitarnya yang dulu merupakan pusat administrasi Belanda telah dikuasai sepenuhnya oleh Republik Indonesia.

Namun sayangnya, ketika tugu ini belum sepenuhnya jadi, terjadi agresi militer Belanda pada tahun 1947.

Monumen Tugu dihancurkan oleh Belanda, sebagai bentuk kekesalan mereka atas kegigihan arek-arek Malang dalam mempertahankan wilayahnya dari kemerdekaan.

Lalu pada tahun 1953 akhirnya alun-alun Tugu dibangun kembali oleh Pemkot Malang dan diresmikan oleh Presiden RI pada waktu itu, Ir. Soekarno. 

Alun-alun Tugu dibuat dengan memperhatikan beberapa hal. Monumen Tugu yang berada di tengah melambangkan pusat untuk kelima penjuruh arah. Selain arah utama yang menuju ke Gedung Balai Kota, keempat arah lainnya mewakili jalan raya yang bermuara di alun-alun ini.

Selain sebagai identitas Kota Malang, kini Alun-alun Tugu menjadi destinasi wisata keluarga. Jangan lupa mampir ke alun-alun ini jika berkunjung ke Kota Malang(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES