Pemerintahan

Pemkot Yogyakarta Kembali Raih Anugerah Kota Sehat Award

Rabu, 20 November 2019 - 21:23 | 127.74k
Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti ketika memperlihatkan sertifikat penghargaan sebagai Kota Sehat Award dari Kemendagri RI. (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)
Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti ketika memperlihatkan sertifikat penghargaan sebagai Kota Sehat Award dari Kemendagri RI. (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Seluruh lapisan masyarakat Kota Yogyakarta patut berbangga. Sebab, tujuh tahun berturut-turut Pemerintah Kota Yogyakarta (Pemkot Yogyakarta) berhasil mempertahankan predikat Yogyakarta sebagai Kota Sehat. Kota Sehat Award merupakan sebuah penghargaan tertinggi Swasti Saba Wistara dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI).

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian kepada Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti di Gedung Sasana Bhakti Pradja Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Selasa (19/11/2019).

Penghargaan itu diberikan kepada Kota Yogyakarta karena Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berhasil membangun sinergitas dengan berbagai pemangku kepentingan dan masyarakat.

“Pemkot Yogyakarta dinilai dapat membangun sektor kesehatan melalui tujuh tatanan. Yakni, tatanan ketahanan pangan dan gizi, kehidupan masyarakat sehat yang mandiri, kawasan pariwisata sehat, kawasan industri dan perkantoran sehat, kawasan sarana lalu lintas tertib dan transportasi, kawasan  pemukiman, sarana dan prasarana umum, dan kehidupan sosial yang sehat,” kata Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti.

Dengan penghargaan tersebut, Haryadi mengajak kepada seluruh elemen masyarakat yang ada di Kota Yogyakarta untuk terus membangun dan menjaga kesehatan. Sebab, tanpa partisipasi dan kerjasama dari seluruh masyarakat tentu penghargaan ini tidak didapatkan Pemkot Yogyakarta.

Terbukti, sejumlah ruang terbuka kini semakin nyaman dan ramah bagi masyarakat seperti Kawasan Jalan Malioboro dan titik nol kilometer dan lain sebagainya.

“Kami percaya masyarakat Kota Yogyakarta akan bersama-sama mempertahankan penghargaan ini dengan menjaga Kota Yogyakarta sebagai kota yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni serta sebagai tempat untuk bekerja dan berkarya. Sebab, kota sehat bukan hanya menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan saja, namun semua unsur kelembagaan, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Yogyakarta dan masyarakat, bagaimana menciptakan kondisi di Kota Yogyakarta agar menjadi kota sehat,” papar Haryadi.

Ketua Forum Kota Sehat Kota Yogya, Tri Kirana Muslidatun mengatakan, keberadaan kota sehat akan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya. Penghargaan yang diterima oleh Kota Yogyakarta akan menjadi rujukan bagi masyarakat untuk selalu mewujudkan hidup sehat di lingkungan sekitarnya.

“Penghargaan ini bukan goal, namun harus dimaknai sebagai ajakan bagi warga Kota Yogyakarta untuk terus menerapkan hidup sehat serta menjadi catatan bagi pemerintah untuk terus memberikan pelayanan prima di bidang kesehatan,” papar Ana, sapaan akrab Tri Kirana Muslidatun.

Menurutnya, dari 14 kecamatan yang ada di Kota Yogyakarta telah menjalankan aspek kota sehat. Nah, untuk meningkatkan kualitas kesehatan di Kota Yogyakarta, Dinas Kesehatan Pemkot Yogyakarta tengah menyiapkan program 8.000 hari pertama kehidupan manusia.

“Program di bidang kesehatan ini bertujuan untuk memantau kondisi warga sejak masih dalam kandungan hingga berusia 21 tahun,” terang Ana.

Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Yogyakarta, Fita Yulia Kisworini mengatakan, program pemantauan kesehatan biasanya dilakukan pada 1.000 hari pertama kehidupan. Melalui program tersebut, pemantauan kesehatan akan dilakukan secara terus menerus dan melibatkan lintas OPD. Pihaknya juga tengah menyiapkan indikator terkait pemantauan kesehatan selama 8.000 hari pertama kehidupan.

”Kami tingkatkan menjadi 8.000 hari pertama kehidupan agar cakupannya lebih luas. Semoga program ini bisa digulirkan mulai tahun depan,” kata Fita Yulia Kisworini.

Selain itu, pihaknya melakukan pemantauan kesehatan ibu hamil hingga menyusui. Sehingga, kondisi bayi yang dilahirkan akan dipantau seperti berat badan, panjang lahir, lingkar kepala, hingga imunisasi yang sudah diperoleh.

”Kondisi kesehatan dipantau menggunakan indikator kesehatan yang sudah jamak digunakan. Bisa menggunakan standar dari WHO atau standar nasional kesehatan,” terang Fita Yulia Kisworini.

Kemudian, seluruh data kesehatan akan dirangkum sebagai data tiap penduduk yang masuk dalam sistem informasi kesehatan berbasis nomor induk kependudukan (NIK). Bahkan, data itu akan diintegrasikan melalui aplikasi Jogja Smart Service (JSS). Sehingga warga tinggal memasukkan NIK dan bisa mengetahui status kesehatannya.

Ia berharap, berbagai permasalahan kesehatan yang masih menjadi pekerjaan rumah seperti kasus kematian ibu, kematian bayi, stunting atau kerdil, gizi buruk, gizi berlebih, hingga penyakit lainnya bisa diantisipasi sejak dini.

”Dengan program Pemkot Yogyakarta tersebut maka kondisi kesehatan warga Kota Yogyakarta benar-benar dapat dipantau secara terus menerus. Sehingga, menghasilkan SDM yang tangguh dan produktif untuk mendukung pembangunan di Kota Yogyakarta,” papar Fita Yulia Kisworini yang bangga karena Kota Yogyakarta mendapatkan Kota Sehat Award. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES